Mengunjungi Tempat Instagramable yang lagi naik daun di Vietnam

by - 08.30.00



Berawal dari iseng-iseng searching tiket di aplikasi Air Asia, keisengan ini saya lakukan setelah pulang berlibur dari Thailand April lalu untuk mengikuti festival Songkran seperti biasanya. Tiba-tiba kebetulan saya lihat tiket ke Vietnam cukup murah menurut saya, rute yang saya ambil kemarin yaitu : Surabaya-Kuala Lumpur (Transit) àKuala Lumpur-Da Nang àDa Nang-Ho Chi Minh àHo Chi Minh-Kuala Lumpur (Transit) àKuala Lumpur-Surabaya seharga Rp. 1.972.000. Tanpa pikir panjang waktu itu saya langsung membeli tiket tersebut, karena kebetulan saya juga masih ingin kembali lagi ke Vietnam terutama di daerah Da Nang yaitu kota tua Hoi An. Waktu itu saya ambil penerbangan 4 September dan kembali ke Surabaya 11 September. Tiket pesawat sudah ditangan barulah saya membuat itinerary 7 hari selama di Da Nang dan Ho Chi Minh. Selesai membuat itinerary kembalilah saya iseng lagi untuk memposting kalau saya lagi cari barengan di salah satu grup backpacker yang ada di facebook, kali aja ada yang nyangkut dan bisa di ajak share cost. Eh beberapa hari kemudian ada beberapa orang yang pengen ikut dan sampai akhirnya ada 1 kandidat yang masih bertahan yaitu Mbak Aeni dari Tanggerang yang nantinya akan mengajak suami dan anaknya juga. Dari keisengan posting cari barengan di Vietnam akhirnya ada yang mau juga, karena sebelumnya saya ke Vietnam solo backpacker. Cuman niatnya sih iseng aja posting di grup backpacker facebook, Kalau ada yang mau juga monggo dan kalau nggak adapun juga gapapa sih soalnya sebelumnya saya juga sudah pernah kesana jadi masih begitu paham beberapa jalan dan kondisi di vietnam.

Saya tidak banyak pikiran untuk pergi kesana, prepare semua barang-barang yang akan dibawa itu saja H-1 dan untuk uang saya hanya membawa Rupiah saja karena tahun lalu saya bisa menukarkan uang rupiah di salah satu money changer yang ada di area bandara Da Nang. Oleh sebab itu saya tidak terlalu khawatir dalam masalah uang karena bisa ditukar nanti disana. Untuk persiapan lain hanya baju membawa 5 pasang, celana panjang 1, celana pendek 2, dan jangan lupa untuk membawa obat-obatan ataupun vitamin karena itu sangat penting. Gak keren dong kalau mau liburan malah sakit-sakitan selama disana, karena sebelumnya saya juga pernah mengalami hal seperti itu dan itu tidak menyenangkan sama sekali, karena kamu harus benar-benar istirahat agar kesehatan kamu cepat pulih dan melanjutkan perjalanan liburan kembali. Oleh sebab itu membawa obat-obatan tidak boleh dianggap sepele, apabila kalian sudah merasa lelah atau merasa tidak enak badan mending langsung untuk beristirahat beberapa jam dan meminum obat yang kalian bawa.

Lanjut dari beberapa persiapan tadi, saya juga sebelumnya berdikusi dengan mbak Aeni mengenai penginapan yang sekiranya cocok untuk bermalam selama di Da Nang dan Ho Chi Minh. Di Da Nang saya merekomendasikan untuk menginap di penginapan saya tahun lalu karena disana sudah menyediakan persewaan motor, jadi tidak perlu untuk mencari persewaan motor selama di Da Nang. Selain itu penginapannya dekat dengan bandara, bisa ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 30 menit saja. Karena dulu saya pernah melakukan hal tersebut, jadi saya berkata apa adanya kalau memang tidak menginginkan untuk menggunakan kendaraan bermotor dari bandara menuju penginapan. Nama penginapan tersebut adalah WinWin Hostel. Waktu itu saya booking melalui app Traveloka mendapatkan harga Rp. 259.000/5 malam include breakfast bisa milih mie atau sandwich, memang agak susah mendapatkan penginapan tersebut karena bolak-balik penuh dan kalu nggak gitu harganya masih mahal menurut saya. Tetapi setelah saya pantau setiap harinya barulah dapet harga yang cukup murah kalau per hari dapetnya Rp. 50.000an itupun sudah include breakfast yah, oh iyah untuk kamar yang saya pesan selalu dormitory untuk perjalanan ke luar negeri karena selain harga yang murah kita juga dapat berbaur dengan wisatawan asing lainnya. Untuk kamar yang dipilih mbak Aini yaitu family room karena mengingat membawa anak kecil yang usianya masih sekitar 2 tahun yang masih rewel-rewelnya saya rasa itu wajar, oleh sebab itu mbak Aini lebih memilih family room agar tidak mengganggu wisatawan lain yang menginap disana. Untuk harganya saya tidak begitu paham, yang jelas jauh lebih mahal 2x lipat dibanding dormitory. Selanjutnya untuk penginapan di Ho Chi Minh saya menyarankan untuk menginap di Himalaya Phoenix hostel Saigon yang letaknya dekat dengan Ben Tanh Market karena lokasinya masih di tengah kota yang saya rasa cukup strategis dan dekat dengan pol berhentinya bus. Memang penginapan tersebut juga baru bagi saya, karena tahun lalu penginapan saya cukup jauh sih dari Ben Tanh Market dan harus berjalan sekitar 30 menit dari penginapan ke Ben Tanh Market. Karena saya merencanakan ketika di Ho Chi Minh hanya wisata kota saja tanpa menyewa motor. Waktu itu saya pesan melalui app Traveloka mendapatkan kamar dormitory seharga Rp. 52.000/malam sudah include breakfast bisa pilih Nasi telor, Mi Telor, atau Sandwich dan free minuman seperti kopi, teh, dan es jeruk yang sudah disediakan di dapur.

Sedikit tips buat kalian yang ingin booking penginapan bisa menggunakan app Traveloka ataupun tiket.com, bukan sponsor atau apa sih. Cuman jika kalian memesan melalui app tersebut terkadang ada promo penginapan internasional yang bisa kalian manfaatkan, Selain itu untuk pembayaran cukuplah mudah dengan menggunakan transfer antar bank. Jika kalian menggnunakan Agoda atau Air BNB setahu saya harus menggunakan credit card, memang harganya cukup bersaing sih, tetapi terkadang masih ada tax juga. Tetapi kembali kepada temen-temn semua, karena disini saya kondisinya tidak mempunyai credit card oleh sebab itu saya menyarankan untuk ke 2 app yang saya sebutkan tadi.

Selesai berdiskusi mengenai penginapan selanjutnya yaitu mengenai ketibaan mbak Aeni dan keluarga ketika sudah sampai di bandara Da Nang. Ini merupakan pengalaman pertama kali mbak Aeni dan keluarga untuk main ke luar negeri, jadi wajar mbak Aeni sering bertanya kepada saya misal mengenai ketika berada di Imigrasi dan barang apa yang sekiranya tidak boleh dibawa, kemudian ketika sampai di Bandara Da Nang untuk menuju penginapan sebaiknya menggunakan transportasi apa. Selesai membahas itu semua kami hanya menunggu waktu keberangkatan saja. Oh iyah untuk keberangkatan kami berbeda tanggal dan berbeda kota yah, mengingat Mbak Aeni tinggal di Taggerang maka harus berangkat dari CGK sedangkan saya berangkat dari Juanda. Saya berangkat duluan di tanggal 4 sampai di Da Nang, sedangkan Mbak Aeni tiba di Da Nang tanggal 5 malam dikarenakan harus transit di Singapore cukup lama sekitar 17jam disana. OK baiklah tanpa basa-basi lagi, langsung saja waktunya untuk menjelaskan awal perjalanan saya ke negeri paman Ho yang sudah saya tunggu-tunggu.

Langkah awal yaitu seperti biasa saya menuju terminal bunder yang ada di Gresik kemudian melanjutkan perjalanan ke bandara Juanda menggunakan bus Damri yang sudah tersedia di terminal Bunder dengan tarif Rp. 50.000/orang. Waktu itu saya berangkat pukul 17:00 dari terminal Bunder sedangkan flight saya masih besok pagi, saya hanya jaga-jaga agar tidak terlambat karena flight saya pukul 05:00 jadi lebih baik saya memilih untuk menghabiskan waktu di bandara daripada harus berangkat dini hari karena kebetulan juga tidak ada yang mengantar. Tidak banyak kegiatan selama di bandara, saya hanya bermain Hp sampai ketiduran hingga tidak terasa tiba saatnya untuk boarding pukul 04:00.

Seperti biasa menunggu keberangkatan
pagi hari dan harus bermalam di bandara
Akhirnya penerbangan pagi buta


Tiba di KLIA2 sekitar pukul 08:00 dan disana saya harus masih menunggu sekitar 5jam lagi baru dilanjutkan penerbangan ke Da Nang, sambil menunggu waktu keberangkatan saya gunakan untuk bermain game Pokemon Go di Hp biar tidak suntuk selama di bandara, selain itu saya terkadang membaca beberapa artikel di internet mengenai wisata di kota Da Nang yang mungkin bisa menjadi referensi ketika berada disana.

Setibanya di bandara KLIA2
Seperti biasa bandara KLIA2 padat pengunjung

 
DAY 1
Singkat cerita sekitar pukul 16:00 tibalah saya di bandara internasional Da Nang dan langsung tanpa basa basi setelah melewati imigrasi yang tidak begitu padat saya langsung menuju konter Sim card yang dimana saya kebetulan tahun lalu masih menyimpan uang VND 300.000, kemudian saya gunakan untuk membeli Sim card dibandara seharga VND 200.000 masa pemakaian 1 minggu. Setelah itu lanjut ke money changer yang masih saya ingat tempatnya, ketika melewati pintu keluar ternyata banyak sekali perkembangan di bandara Da Nang. Saya harus mencari-cari money changer yang dulu saya kunjungi. Setelah cukup beberapa lama mencari-cari akhirnya ketemu juga money changer yang saya kunjungi dulu namanya Exim Bank, setelah saya masuk kedalam dan ingin menukar rupiah staff nya bilang sudah tidak bisa lagi.

Pada saat itu juga saya sedikit terkejut mendengarkan penjelasan staff  money changer itu, Ok ini kecerobohan awal saya karena meremehkan sesuatu hal kecil tanpa ada plan B. Sekarang di money changer Exim Bank sudah tidak bisa menerima mata uang Indonesia dan hanya menerima USD saja, sedangkan di tangan saya hanya membawa Rupiah saja dan VND 100.000 sisa tahun lalu. Keadaan ini cukup membuat saya lumayan bingung dan memutar otak agar Rupiah saya bisa ditukar ke VND (Vietnam Dong). Akhirnya saya memasuki semua money changer yang ada di bandara sampai ada yang mau menerima Rp untuk di tukar VND, setelah memasuki beberapa Money changer alhmadulillah ada juga yang menerima meskipun dengan rate yang tidak bagus. Waktu itu saya menukar Rp. 1.000.000 dan yang saya dapat VND 1.000.000 dalam hati lumayan sudah ada yang mau menerima dan bisa saya pakai untuk beberapa hari kedepan di Da Nang. Jadi ini merupakan pengalaman dari saya yang mungkin bisa kalian perhatikan, Jangan menyepelekan hal kecil seperti saya diatas meskipun sudah menemukan solusinya dengan cara terpaksa. Jadi ketika kalian sudah pernah berkunjung ke negara sebelumnya yang sudah kalian kunjungi bertindaklah sebagaimana kalian belum mengunjungi negara tersebut. Karena saya berfikir waktu terus berjalan dan negara-negara mengalami perkembangan, mungkin Vietnam kali ini kurs mata uangnya lumayan baik di banding sebelumnya jadi mereka sudah tidak bisa menerima Rupiah lagi meskipun ada beberapa money changer yang masih bisa tetapi dengan rate yang tidak bagus menurut saya.

Akhitnya tiba di Bandara internasional
Da Nang dengan selamat
Welcome Da Nang


Drama Money Changer

Lanjut setelah selesai dari drama money changer saya meneruskan perjalanan untuk menuju penginapan dengan jalan kaki, kalau dilihat dari map sih sekitar 30 menit. Saya memilih jalan kaki selain ingin melihat perkembangan kota Da Nang saya juga tidak ada plan hari ini. Ketika sudah berada dekat dengan lokasi penginapan saya bingung dan masih harus mencari-cari penginapan yang akan saya tempati untuk beberapa hari kedepan. Karena dulu dari seberang jalan saja mudah untuk ditemukan, tetapi tidak kali ini dan membuat saya sampai jalan kelewatan setelah melihat map lagi. Ternyata didepan penginapan sekarang dibuat orang jualan makanan lokal, karena dulu didepan penginapan trotoarnya masih kosong tanpa ada pedagang. Sekarang hampir di sepanjang trotoar digunakan untuk berjualan oleh pedagang ketika malam sudah mulai tiba. Inilah yang saya jelaskan tadi bahwa tidak semua keadaan yang dulu masih sama hingga sekarang.

Sesampainya di WinWin Hostel saya langsung Check in dan harus membayar deposit sebesar VND 50.000. Sudah saya jelaskan sebelumnya mengapa saya memilih WinWin hostel lagi untuk ke2 kalinya? Karena hostelnya cukup tenang, staff yang sangat ramah meskipun ada beberapa yang bahasa inggrisnya masih kurang tetapi mereka masih tetap berusaha sama seperti saya dan terkadang kami saling menulis text di google translate, ada persewaan motor bisa pilih yang model bebek ataupun matic dengan harga yang berbeda tentunya, dan jika kalian tidak mau ribet di hostel ini juga menawarkan beberapa paket wisata dan tour wilayah Da Nang dan luar wilayah Da Nang dengan harga yang cukup bersaing.

Beberapa destinasi open trip
yang disediakan penginapan
Bukti pembayaran penginapan
dengan deposit VND 50.000

Selesai mengurus semua dokumen untuk menginap saya langsung pergi ke kamar untuk bersih-bersih dan merapikan semua perlengkapan. Oh iyah sekali lagi saya ingatkan kamar yang saya pesan typenya Dormitory yang dimana kasurnya bersusun seperti asrama, meskipun type kamarnya Dormitory tetapi didalam ruangan sangat terjaga kebersihannya dan ada beberapa kertas seperti peringatan untuk wisatawan contohnya seperti mematikan lampu kamar mandi ketika sudah tidak digunakan lagi dan membereskan sampah makanan pribadi. Malam itu di Da Nang awalnya ingin menyewa motor untuk berkeliling ketika malam hari, tetapi melihat kondisi keuangan kali ini dan waktunya juga terlalu malam akhirnya saya mengurungkan niat saya untuk menyewa motor dan saya lebih memilih untuk berjalan kaki untuk menuju Cong Ca phe yang dimana tempat ini merupakan kafe tongkrongan anak muda di Da Nang dengan berbagai macam kopi lokal maupun snack. Waktu di Cong Caphe saya hanya memesan Ca phe Sua Da yaitu kopi susu khas vietnam seharga VND 35.000. Selesai dari Cong Ca phe saya kembali ke penginapan tetapi sebelumnya saya menikmati keindahan Dragon Bridge malam hari dengan beberapa kapal yang berwarna warni berkeliling di sekitar jembatan Dragon Bridge.

Sebelum ngopi makan malamnya
Com Ga
Tempat tongkrongan anak muda di Da Nang


Beberapa furniture dan hiasan
vintage menjadi daya tarik tersendiri
Wasting time di dekat Dragon Bridge


Jajanan kaki 5 "Banh My"
Bentuknya seperti ini, saya pesen no pork

DAY 2
Hari ke2 di kota Da Nang saya bangun pagi pukul 08:00 yang awal rencananya ingin bangun lebih pagi tetapi malah bangun kesiangan, setelah itu saya langsung mandi dan sarapan terlebih dahulu baru setelah itu saya sewa motor bebek di penginapan seharga VND 100.000/hari dengan depositnya yaitu paspor kita. Untuk sewa motor di luar negeri sejauh ini semuanya aman tanpa dimintai untuk menunjukan SIM Internasional, jadi tidak perlu khawatir untuk temen-temen ketika mau explore menggunakan motor. Selesai mengurus sewa motor saya langsung tancap gas menuju destinasi pertama yaitu menuju Hai Van Pass yang dimana tempat tersebut merupakan dataran tinggi untuk melihat view kota Da Nang dan garis pantai yang ada di kota Da Nang, kalau istilahnya sih View Point. Untuk estimasi perjalanan dari penginapan menuju Hai Van Pass menurut google map sekitar 30 menit. Kondisi kendaraan di kota Da Nang tidak cukup ramai bahkan tidak menemukan kemacetan, hanya di beberapa jalan kecil saja yang dilalui kendaraan bus saya menemukan kemacetan tetapi tidak terlalu parah. Kemudian ketika kalian menyewa kendaraan bermotor harus menggunakan lajur kanan yah...harus di ingat, karena lajurnya berbeda dengan yang ada di Indonesia. Apabila kalian lupa menggunakan lajur kanan pasti sudah tahu kan akibatnya.

Kamar dormitor yang saya tempati
Ruang santai untuk sarapan

Pagi itu jalanan masih tampak tidak begitu ramai tetapi tetap saja orang Vietnam ketika menggunakan kendaraan bermotor khususnya sepeda motor tidak bisa santai, karena apabila tidak menggunakan klakson rasanya bukan mengendarai sepeda motor di Vietnam...hahahaha. Banyak sekali orang yang saya jumpai menggunakan motor saling klakson meskipun kondisinya tidak cukup berbahaya. Jadi Jangan heran kalau berada di jalan raya merasa bising dengan klakson motor yang sering terdengar. Oh iyah di Da Nang cuacanya cukup panas hari ini dan bikin gerah karena melihat letak geografis kota Da Nang dekat dengan laut, memang sih anginnya sepoi-sepoi hanya saja angin dari laut.

Sebelum ke Hai Van Pass mampir di pinggir pantai dulu
sambil menikmati udara pagi waktu itu

Singkat cerita setibanya di Hai Van Pass sekitar pukul 10:00 dan saya melihat ada beberapa remaja yang sedang berfoto di daerah Hai Van Pass. Waktu itu yang saya lakukan hanya berfoto dan membuat beberapa video saja untuk mengisi dokumen HP selama perjalanan di Vietnam dan ini merupakan pertamakalinya saya mengunjungi spot Hai Van Pass. Benar saja view dari Hai Van Pass cukup bagus dan memanjakan mata karena saya bisa melihat view pemandangan landscape kota Da Nang dari sini. Ternyata lama-lama panas juga disini dan saya memutuskan untuk turun sedikit tidak jauh dari Hai Van Pass saya menemukan seperti kedai untuk beristirahat. Saya menghabiskan waktu disini cukup lama sekitar 3 jam untuk menikmati sekaleng coca-cola dingin dengan badan yang sudah mulai gerah ini.

Hai Van Pass emang keren sih
Rock kafe lebih kayak warung sih
tapi unik juga dikasih hammock


Pemandangan dari Rock Kafe
Paling ribet kalau ada acara nambal ban.
Karena susah jelasinnya kepada warga lokal

Rencana awal saya sih sebelumnya ingin mengunjungi beberapa destinasi seperti Lap An Lagon dan Elephant Spring yang menurut saya cukup menarik untuk dikunjungi dan sejalan dari Hai Van Pass. Tetapi akibat dari bangun kesiangan akhirnya saya lebih memilih untuk ke Hai Van Pass  dan kedai Rock Bar tadi. Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 14:00 dan saya memilih untuk kembali ke penginapan untuk beristirahat sambil menunggu kabar dari mbak Aeni.

Segernya beda emang es kopi Vietnam

Sekitar pukul 19:00 mbak Aeni memberi info kepada saya bahwa barusan saja tiba di bandara dan bingung ke penginapan menggunakan apa, saya menyarankan untuk naik grab saja dari bandara karena harganya yang tidak terlalu mahal dan saya rasa lebih aman mengingat mbak Aeni membawa anak kecil juga. Tetapi mbak Aeni cerita kepada saya kalau tadi sempat ditawarin naik grab tetapi abang grabnya menggunakan aplikasi tiruan grab yang harganya sudah di setting semau dia sejak awal. Ini merupakan informasi baru yang saya dapatkan dari mbak Aeni mengenai scam yang ada di Vietnam dan ini bisa menjadi informasi baru juga untuk temen-teman yang sedang membaca artikel ini.

Kemudian setelah mbak Aeni bercerita seperti itu saya langsung bilang untuk menggunakan aplikasi grab secara manual saja dari HP karena harganya sangat jauh dibanding aplikasi tiruan dari abang grab sebelumnya. Benar saja ketika mbak Aeni ngecek langsung harga one way dari bandara menuju penginapan sekitar VND 30.000 saja, sedangkan ketika menggunakan aplikasi grab tiruan abang grab sebelumnya bisa mencapai VND 300.000 padahal jaraknya tidak begitu jauh menuju penginapan. Jadi untuk temen-temen ketika berada di luar negeri kemanapun itu tetap selalu waspada dengan scam yang ada disana salah satunya seperti kasus yang dialami mbak Aeni tadi. Singkat cerita mbak Aeni dan keluarga tiba di penginapan dengan selamat dan langung ke kamarnya untuk beristirahat karena besok kami akan memulai perjalanan bersama beberapa hari kedepan selama di Da Nang.


DAY 3
            Pagi harinya kami berjanji berkumpul di ruang santai sekitar pukul 09:00 untuk sarapan dan siap explore Da Nang. Sebelum berangkat kami mengurus sewa kendaraan yang akan mbak Aeni gunakan beberapa hari kedepan. Waktu itu saya menyarankan ke mbak Aeni menggunakan motor jenis matic saja karena membawa anak kecil. Untuk sewa motor matic mbak Aeni VND 120.000/hari dan memberikan jaminan paspor saja tanpa harus menggunakan SIM Internasional. Selain menyewakan motor Win Win hostel juga menyewakan Sim Card bagi pelancong yang hanya beberapa hari saja tinggal disini, kemudian ada beberapa informasi mengenai open trip wisata sekitar Da Nang dan di luar Da Nang untuk memudahkan para wisatawan baik asing maupun lokal yang sudah saya jelaskan diawal. Setelah menyelesaikan dokumen sewa motor kami langsung saja berangkat dengan tujuan awal di Chua Linh Ung Pagoda yang letaknya diatas bukit dengan estimasi waktu 30 menit untuk mencapai sana dari penginapan. Untuk medannya tidak cukup sulit karena jalanan kebanyakan sudah di aspal dengan baik hanya saja cuaca Vietnam yang cukup panas dan bikin gerah seperti biasanya.

            Sesampainya di Chua Linh Ung kami langsung menuju tempat parkir motor dan hanya membayar seikhlasnya saja. Setelah itu kami masuk dan explore wilayah Chua Linh Ung tanpa dipungut biaya apapun karena basicly tempat ini adalah salah satu tempat wisata gratis yang lumayan banyak dikunjungi wisata mancanegara khususnya dari korea. Disana kami hanya menikmati beberapa patung/bangunan yang dijadikan spot foto. Selain itu ada juga tempat ibadah bagi agama Budha yang kebetulan tempat ibadah itu masih aktif digunakan sampai sekarang baik itu oleh warga setempat maupun turis asing yang sedang berwisata disana. Jika kalian ingin memasuki tempat ibadah tersebut diharuskan untuk menggunakan pakain sopan dan melepas alas kaki agar terjaga kesuciannya. Perjalanan saya lanjutkan setelah mendokumentasikan beberapa foto dan video di tempat ibadah kami berjalan ke tempat lain dengan melihat beberapa tanaman bonsai dari ukuran kecil sampai yang besar dengan beberapa keunikan akar-akar yang dimilikinya. Setelah itu kami lanjut menuju patung Dewi Kuan Im dengan ukuran yang sangat besar, disinilah para wisatawan asing maupun lokal berkumpul untuk berswa foto dengan patung tersebut. Sesekali saya mencari tempat yang sekiranya bisa melihat view laut dari atas untuk menenangkan pikiran.

Sesampainya di Chua Linh Ung
Mengunjungi tempat bersembahyangnya warga lokal


Cocok banget di tengah terik matahari
yang sangat menyegat hari ini
mini market yang jual minuman di Chua Linh Ung


View kota Da Nang dilihat dari Chua Linh Ung
Patung Chua Linh Ung
atau biasa disebut dewi kwan im



Sekitar pukul 13:00 kami memilih untuk meninggalkan tempat ini karena sudah terlalu panas...panas e wes ra umum gaessss. Setelah berunding di Chua Linh Ung kami sepakat untuk menuju Cong Caphe yang dimana tempat tersebut adalah kafe tongkrongan favorit remaja di Da Nang dan kebetulan kemarin saya sempat berkunjung kesana. Tema yang diusung di Cong Caphe kebanyakan Vintage, jadi ada beberapa barang tua seperti tumpukan buku, helm jaman peperangan, dinding yang terkesan tua, tetapi dari nampak luar bangunannya cukup bagus seperti kafe biasanya dan harga yang dibandrol tidak terlalu mahal. Waktu itu saya memesan Ca Phe de atau kopi hitam dengan harga VND 20.000. Kenapa dari dulu saya sangat suka dengan kafe yang lebih mengusung tema kopi di Vietnam? Karena menurut saya meskipun memang Vietnam yang terkenal adalah produk kopi, selain itu sifat orangnya yang sedang ngopi itu benar-benar santai dan saya lihat kebanyakan anak-anak muda yang sedang mengobrol tanpa memegang HP. Saya tidak membedakan dengan negara kita, karena tiap negara pasti beda sifat/perilaku khususnya ketika ngopi. Lha dari situlah moment tersebut yang saya cari ketika berada di Vietnam. Rasanya sangat santai ngobrol sambil minum kopi dan dilengkapi dengan kuaci tanpa ada gadget ditangan.

Mampir disini lagi untuk ke2 kalinya
Niatnya mau kedalam Pink Cathedral, berhubung didalam
cukup ramai jadi lihat dari jauh saja
 
Selesai puas menikmati kopi dan melihat cuaca diluar sudah terlihat sore kami keluar untuk mencari makanan, karena kebetulan tidak jauh dari Cong Caphe adalah Han Market yang dimana banyak sekali restoran ataupun kedai yang menjual makanan berat ataupun ringan. Hanya saja kami bingung untuk memilih karena kebanyakan menu di luar hanya tulisan saja tanpa ada gambar. Akhirnya kami berhenti di kedai dengan tulisan dan gambar menu yang ditawarkan. Disitu saya melihat ada nasi goreng dan tanpa banyak pikir langsung saja saya masuk untuk memesan nasi goreng..hehehehe.

Kenyang mengisi perut perjalanan kami lanjutkan lagi yaitu menuju pantai, pantai yang cukup terkenal di Da Nang yaitu My Khe. Sebenarnya jika kamu mencari pantai di Da Nang tidak perlu bingung karena garis pantai di Da Nang cukup panjang. Jadi kamu bisa memilih pantai mana yang ingin kalian tuju. Sore itu lumayan banyak pengunjung di pantai My Khe ada yang bermain volly, sepak bola, memancing, dan aktivitas lainnya. Untuk peraturan di pantai My Khe sendiri cukup bagus saya rasa, karena pengunjung tidak diperbolehkan untuk makan di sekitar pasir pantai untuk mengurangi sampah dan menjaga kebersihan pastinya. Kemudian ada petugas berseragam seperti polisi pantai saya rasa yang sering mondar-mandir untuk mengotrol, kemudian ada juga yang menjaga di beberapa titik yang menggunakan kapal kecil karena ombak di pantai My Khe cukup besar dan sampai harus di kasih tali sebagai zona aman untuk berenang. Jika ada yang keluar atau melewati garis aman akan di tiup peluit oleh petugas. Saya sangat respect dengan peraturan pantai yang diterapkan di Da Nang demi kenyamanan semua pengunjung.

kali ini jadi anak pantai dulu
My Khe Beach bisa dikatakan menjadi
pantai favourite bagi wisatawan lokal maupun asing

Pada saat itu saya melihat ada 2 orang remaja yang sedang bermain voli disisi lain sedangkan disisi lain juga ada yang bermain dengan orang yang lebih banyak, penjaga pantai langsung memberikan kode kepada 2 remaja tersebut untuk ikut gabung dengan orang-orang yang ada disisi lain. Keadaan ini sangat jarang saya lihat di pantai sekitar tempat saya tinggal, mungkin ini bisa dijadikan contoh kedepannya. Karena selain lebih mudah untuk pengontrolan penjaga pantai, disisi lain orang-orang akhirnya bisa lebih mengenal satu sama lain.

Jika kalian kelaparan setelah bermain air di pantai, di dekat parkiran ada beberapa kedai yang menawarkan beberapa makanan khususnya seafood. Jadi kalian tidak perlu bingung ketika merasa lapar disana dan yang pasti harganya masih terjangkau menurut saya. Tidak terasa hari mulai gelap dan petugas mulai meniup peluitnya yang menandakan area pantai harus benar-benar kosong demi keamanan, saya dan keluarga mbak Aeni langsung menuju parkiran untuk mengambil motor untuk kembali ke penginapan. Waktu itu saya dikenakan biaya parkir untuk wisatawan asing VND 5.000/motor sedangkan untuk warga lokal VND 3.000/motor. Sesampai penginapan kami langsung istirahat untuk menjaga kondisi badan karena besok masih harus explore kota Da Nang lagi.

Menghabiskan malam di Han Bridge
Lanjut kuliner malam di Han Bridge Night Market

DAY 4
            Pagi hari itu kami bangun pukul 08:30 dan langsung saja sarapan di penginapan, setelah makan kami sudah siap seperti biasanya langsung menuju destinasi pertama yaitu ke Marble mountain yang berupakan bukit marmer yang dijadikan tempat wisata wajib yang harus dikunjungu ketika ada di Da Nang. Selain fungsinya sebagai bukit terdapat ada beberapa goa dan patung-patung Budha yang ada disana, salah satu Goa dipercaya merupakan tempat di kurungnya kera raksasa yang ada di serial televisi yaitu Sun Go Kong. Marble Mountain juga bisa dijadikan untuk para pencari spot view landscape kota Da Nang, karena dari atas bukit kita bisa melihat view landscape kota Da Nang dan garis pantai yang cukup panjang. Jarak tempuh dari penginapan ke Marble Mountain sekitar 40-50 menit saja dengan kondisi lalu lintas yang tidak begitu ramai.

            Sesampai di Marble Mountain saya langsung menuju tempat parkir dengan membayar parkir VND 5.000/motor. Setelah itu kami menuju loket masuk dan membeli tiket masuk seharga VND 40.000/orang ditambah VND 15.000 untuk naik menggunakan lift/one way. Jadi ada 2 jalur yang ditawarkan ketika menuju atap Marble Mountain, yang pertama menggunakan tangga yang disediakan dengan jalur yang cukup menanjak secara gratis hanya menunjukan tiket masuk saja dan yang kedua yaitu menggunakan lift berbayar. Pada saat di Marble Mountain banyak sekali tempat-tempat yang bisa digunakan untuk menambah dokumentasi perjalanan salah satunya yang dari dulu belum sempat saya kunjungi dan masih penasaran yaitu goa untuk mengurung Sun Go Kong itu. Karena di tahun sebelumnya saya tidak menemukan Goa ini, dan kali ini akhirnya saya menemukan goa tersebut. Menurut artikel yang saya baca ada seperti goresan di dinding yang kemudian jika diperhatikan lebih dalam akan membentuk seperti wajah kera yang cukup besar. Tetapi pada saat saya disana saya mengamati setiap dinding dan tidak menemukan gambar tersebut mungkin dikarenakan saya kurang teliti. Selain itu dari sekian banyak goa memang yang paling bagus adalah goa tersebut yang didalamnya terdapat beberapa sesajen seperti biasa dan ada beberapa patung dan paling spesial yaitu atap goa tersebut berlubang sehingga membiarkan cahaya masuk dari atas yang kemudian tempat ini sangat cocok untuk dijadikan spot foto.

Bunga Lotus yang baru mekar
Beberapa ukiran naga yang ada di Marble Mountain


wayae caturan bos ben ora sumpek
Beberapa bangunan di Marble Mountain
cocok dijadikan spot fotogenic


Kononnya katanya di Goa ini dikurungnya Sun Go Kong
dan sampai sekarang saya masih penasaran

            Puas dari goa saya lanjut perjalanan menuju puncak bukit untuk melihat view landscape kota Da Nang dan sekitarnya. Pada saat itu cuaca sangat panas, karena ketika saya tiba diatas sekitar pukul 12:00 dengan matahari yang cukup menyengat dan akhirnya saya tidak berlama-lama berada diatas. Untuk menuju Top view tersebut sangat menguras banyak tenaga karena trek yang cukup menanjak dengan sudut yang bisa dikatakan hampir 90o . Sedikit tips untuk kalian yang ingin pergi ke Top view kalau bisa membawa minuman dan jalan santai saja. Serasa sudah puas mengelilingi Marble Mountain kami memutuskan untuk turun dan beristirahat di dekat parkiran sebentar untuk membeli minuman yang menyegarkan. Dekat dengan parkiran terdapat beberapa toko souvenir khas Marble Mountain yang pasti bahannya dari batu marmer baik itu dibuat gelang maupun miniatur patung dengan harga yang cukup masuk akal menurut saya, tetapi bisa ditawar kok. Tidak heran harganya cukup mahal karena bahannya sendiri dari batu marmer yang merupakan matapencaharian penduduk sekitar Marble Mountain.

Jujur panas banget pas di view point
Marble Mountain
Pemandangan kota Da Nang cukup keren
dilihat dari View Point

Beberapa bukit juga bisa dilihat dari View Point
Marble Mountain

            Sekitar jam 15:00 kami melanjutkan perjalanan lagi menuju Hoi An atau bisa disebut dengan Old Townnya Kota Danang, untuk mencapai Hoi An dari Marble Mountain sekitar 30-40 menit saja. Hoi An merupakan kota tua yang termasuk UNESCO World Heritage Site ini akan menjadi perjalanan kalian lebih romantis ketika bersama pasangan tentunya (alert). Bagaimana tidak romantis? Ketika malam hari Hoi An disulap menjadi kota kecil yang sangat berwarna-warni dengan banyaknya lampu yang menghiasi kota tersebut. Ditambah dengan kalian bisa menyewa perahu kecil untuk mengitari sungai di sekitar Hoi An dengan lampu yang sangat menawan. Sayangnya waktu itu lagi dan lagi saya tidak mempunyai pasangan untuk saya ajak kesana....hahahaha.

            Ketika sampai di Hoi An waktu itu sore hari sekitar pukul 16:00 karena harus mencari tempat parkir yang legal, karena dari pengalaman sebelumnya jalanan Hoi An di malam hari khususnya di kota tua akan ditutup sementara sampai jam yang ditentukan. Jadi tahun lalu saya parkir di dekat pasar sore harinya dan pada saat malam hari akan kembali menuju parkir motor ternyata sudah berubah menjadi tempat orang jualan makanan. Cerita selengkapnya bisa kalian lihat di artikel sebelumnya saat saya ada di Vietnam berkeliling dari utara, tengah dan selatan. Lanjut lagi setelah parkir motor kami dikenakan biaya VND 5.000/motor. Selang tidak beberapa lama kemudian turun hujan yang membuat kami kebingungan untuk mencari tempat berteduh. Akhirnya kami menemukan Cong Caphe lagi di daerah Hoi An dan berteduh disana sambil membeli kopi sekalian menunggu hujan reda. Setelah hujan reda barulah kami langsung keluar dan berkeliling disekitar kota tua sambil menikmati setiap jalan yang sudah mulai ramai baik itu oleh wisatawan maupun pedagang yang akan berjualan disana.


Tidak ada perubahan dari tahun lalu
saya mengunjungi tempat ini
Tempat yang masih menjadi favourit saya
sampai saat ini

            Tidak perlu bingung jika kalian mulai kelaparan disana saat malam hari, kota tua kecil ini malam harinya berubah menjadi seperti night market. Banyak para penjual makanan ringan maupun berat baik itu local food ataupun western food, selain itu ada juga yang menjual beberapa souvenir yang sangat beraneka ragam dan yang pasti jangan sungkan untuk menawar. Hoi An bagi saya memang mempunyai daya tarik tersendiri untuk membuat saya ingin kembali lagi seperti saya dibuat tersihir, Tahun lalu saat pertama kali mengunjungi Hoi An saya langsung suka dengan kota kecil ini. Meskipun ramai pengunjung tetapi suasananya masih bisa membuat saya nyaman dan tenang ketika berada disana. Saya sangat bersyukur bisa kembali lagi dan menikmati keromantisan kota kecil ini. Tujuan saya kali ini ke Vietnam memang berawal dari niatan ingin kembali mengunjungi Hoi An meskipun hanya sehari saja. Waktu itu sudah menunjukan pukul 20:00 kami memutuskan untuk kembali ke penginapan meskipun dari lubuk hati saya masih ingin beberapa jam lagi berada disana akhirnya saya harus ikut karena juga waktu itu lagi gerimis yang kami rasa akan lama berhentinya. Jadi kami langsung saja kembali ke parkiran dan mengambil motor, untung saja di jok motor sudah disediakan jas hujan oleh pihak hostel. Sesampainya di penginapan sekitar pukul 21:00 kami langsung kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat menjaga kodisi badan agar tetap vit untuk perjalanan esok hari.

Emang yah gaada bosen mampir
di Cong Caphe, tapi kali ini cabang Hoi An
Kebetulan saat itu ada pameran mobil vintage di Hoi An


Selalu ramai saat menjelang malam tiba
Tempat yang menurut saya romantis emang di Hoi An


DAY 5
            Esok hari kami bangun lebih pagi sekitar pukul 07:00 dan kumpul di ruang santai sambil sarapan, selesai sarapan kami langsung menuju destinasi terakhir kami di Da Nang yaitu Ba Na Hills dengan landmark terkenalnya yang akhir-akhir ini menjadi trending yaitu Golden Bridge. Sebenarnya memang saya dari tahun lalu ingin sekali ke Golden Bridge, tetapi waktu itu saya tidak menemukan tempat tersebut dan setelah saya cek lagi ternyata harus masuk wahana Ba Na Hills dengan tiket yang lumayan mahal menurut saya. Karena waktu itu saya mencoba cek di website resmi Ba Na Hills tiket masuknya sekitar Rp. 500.000 sudah include beberapa wahana dan cable car roundtrip. Tahun ini Mbak Aeni sangat menginginkan untuk pergi ke Golden Bridge, kemudian saya coba-coba untuk tanya ke staff penginapan dan harganya masih cukup mahal. Setelah pencarian H-2 sebelum ke Ba Na Hills akhirnya menemukan tiket yang lumayan murah di Traveloka dengan potongan diskon atraksi luar negeri. Waktu itu kami bertiga dapat harga sekitar Rp. 300.000/orang sedangkan anak Mbak Aeni masih di gratiskan karena tinggi badanya masih dibawah 100cm. Setelah tiket kami dapat langsung saja menuju Ba Na Hills menggunakan motor dengan waktu tempuh sekitar 40-50 menit dari penginapan. Kami berangkat lebih pagi karena takutnya nanti akan hujan disana karena Ba Na Hills letaknya diatas bukit. Memang saat sebelum mbak Aeni datang ke Da Nang saya sempat ke Hai Van Pass yang letaknya diatas bukit juga sekitar pukul 11:00 sudah mulai mendung.

            Sesampainya di Ba Na Hills sekitar pukul 10:00 langsung saja kami menuju parkiran motor dan berjalan sekitar 5 menit menuju loket penukaran. Awalnya kami kebingungan bagaimana menukar tiket online ini, lalu kami mencoba bertanya ke beberapa petugas dan diarahkan ke sebuah tempat pojokan dan disana memang tempat untuk penukaran tiket online. Setelah bertanya disana kami disuruh langsung masuk saja hanya melihatkan bukti pembayaran kepada petugas penjaga pintu masuknya.

            Ba Na Hills merupakan wahana wisata yang sangat terkenal di Vietnam, jika kalian belum berkunjung kesini belum lengkap pastinya liburan kalian di Da Nang. Tetapi semua tergantung kepada tujuan dan kebutuhan masing-masing karena untuk masuk wahana Ba Na Hills perlu biaya tambahan yang cukup mahal. Tempatnya sangat luas dan ada beberapa wahana yang bisa kalian coba seperti French Village, Golden Bridge, Fantasy Park, rumah pembuatan wine, Le Jardin D’Amour Garden dan masih banyak lainnya. Maka dari itu jika kalian ingin menikmati semua wahana yang ada disini kalian harus datang lebih awal mengingat tempatnya yang cukup luas. Ba Na Hills baru buka pukul 08:00 menurut website dan tutup sekitar pukul 17:00.

            Setelah memasuki pintu masuk kami langsung menuju cable car dan memang jarak pintu masuk awal ke cable car lumayan jauh, sebelum ke cable car pengunjung melewati beberapa spot foto yang Instagramable seperti kolam ikan dengan design yang cukup menarik dan beberapa mural yang menggambarkan negara Vietnam. Sesampainya di Cable car antrian tidak cukup panjang dan langsung saja kami menaikinya hingga ke terminal pemberhentian yang ada diatas bukit, untuk mencapai terminal tersebut pengunjung didalam cable car sekitar 20-30 menit sambil dimanjakan pemandangan perbukitan. Cable Car yang ada di Ba Na Hills merupakan salah satu Cable Car terpanjang yang ada di Asia. Sesampainya di atas kami langsung menuju Golden Bridge yang merupakan tujuan utama kami di Ba Na Hills dan sekarang menjadi tempat yang lagi naik daun. Ketika berada di Golden Bridge banyak sekali wisatawan asing maupun lokal yang mengantri dijembatan tersebut untuk berfoto, memang jembatan ini cukup keren sih dengan design yang arsitektur ditambah kita bisa melihat view pemandangan kota Da Nang dari atas bukit. Sebenarnya Golden Bridge sudah di resmikan sekitar tahun 2017 dan hanya baru-baru ini saja menjadi sorotan para turis lokal maupun asing dibeberapa media sosial karena tempatnya yang berada diatas bukit dan bisa melihat view kota Da Nang dari atas jembatan ini. Setelah puas berfoto di Golden Bridge kami melanjutkan spot selanjutnya yaitu ke Le Jardin D’Amour Garden, dan benar saja tidak berapa lama kabut mulai turun menutupi Ba Na Hills dan turunlah hujan yang cukup lama. Sambil menunggu hujan reda kami langsung mencari tempat berteduh cukup lama di sekitar taman.

Pintu masuk menuju Wahana Sun World
Ini dia si kecil Sakti dari Tangerang


Salah satu Cable Car terpanjang di Asia
yah ada di Da Nang ini
Tahun kemarin belum kesampaian
dan akhirnya bisa menginjakan kaki disini


Ini dia keluarga Mbak Aeni yang keliatan
seneng banget akhirnya kesampean juga yah mbak
Seneng deh akhirnya bisa sampai ke Golden Bridge


Le Jardin Park
Epic sih ini waktu kabut mulai turun



           Tidak terasa hujan sudah mulai berhenti dan kami langsung saja menuju spot selanjutnya yaitu ke French Village karena jam sudah menunjukan pukul 15:00 dan kami takut nantinya akan kemalaman saat kembali ke penginapan. Untuk menuju French Village dari Le Jardin D’Amour Garden kami harus menaiki sebuah kereta lagi yang menghubungkan langsung ke French Village secara gratis. Namanya juga French Village jadi banyak sekali bangunan dengan gaya eropa khususnya bangunan Perancis. Saat di French Village banyak sekali restoran-restoran yang menawarkan buffet dengan masakan khas Vietnam maupun western, Sedangkan harganya masih normal sih saya rasa untuk di tempat wisata kisaran VND 200.000-300.000/orang. Kami hanya berfoto-foto saja di French Village dan langsung melanjutkan ke wahana Fantasy Park untuk mengantarkan suami mbak Aeni menaiki seperti roller coster. Jujur saja saya agak penakut kalau menaiki wahana yang lumayan ekstrim dari dulu, jadi saya hanya menjadi penonton saja sama mbak Aeni dan anaknya. Selesai dari Fantasy Park kami langsung memutuskan untuk kembali ke penginapan karena matahari sudah mulai tenggelam dan malam akan datang. Langsung saja kami menuju parkiran untuk mengambil motor dan langsung kembali ke penginapan untuk beristirahat karena besok pagi kami harus tiba di bandara sekitar pukul 05:00 karena kami akan bertolak ke ibu kota yaitu Ho Chi Minh.

Meski hujan French Village nggak kalah
ramai dengan Golden Bridge
Bagi pecinta Starbucks kalian masih bisa
menikmati di Ba Na Hills


Banyak sekali spot Instagramable di French Village
berasa kayak di Disney Land sih emang


Sepertinya seru, cuman takut dan habis ujan juga jadinya
mikir yang enggak-enggak

DAY 6
            Pagi-pagi sekali kami bangun pukul 04:00 dan kami check out dari WinWin hostel untuk ke bandara, saat itu kami ke bandara menggunakan grab dengan tarif VND 50.000 dengan waktu tempuh sekitar 10 menit saja. Jika kalian ingin ke bandara pagi-pagi tidak perlu khawatir karena Grab disini sepertinya 24jam. Setibanya di bandara keadaan masih sepi hanya terlihat beberapa petugas saja yang sedang membersihkan lantai. Sekitar pukul 05:00 barulah bandara sudah mulai ramai oleh wisatawan asing yang ingin meneruskan perjalanannya lagi. Kali ini mbak Aeni sekeluarga berangkat lebih dulu pukul 06:00 sedangkan saya masih nanti pukul 09:00, jadi saya masih ada waktu untuk beristirahat lebih di bandara.

Pagi Buta bandara masih sepi banget
saya masih penasaran pulau bentuk love itu

            Ketika saya sudah sampai di bandara Ho Chi Minh mbak Aeni sekeluarga menunggu saya di MCD seberang sedangkan saya masih mencoba untuk melihat-lihat money changer mungkin saja masih ada yang mau menerima uang Rupiah dengan rate yang bagus tetapi tetap saja nihil, langsung saja kami bertemu dan menaiki bus bandara dengan nomor 108 tujuan Ben Tanh Market dengan biaya VND 5.000 saja. Kebetulan kami waktu itu sebelum ke Vietnam mencari penginapan yang dekat dengan Ben Tanh Market karena letaknya yang cukup strategis untuk shoping ataupun masalah transportasinya. Perjalanan dari bandara menuju Ben Tanh Market sekitar 30 menit saja dengan kondisi lalu lintas yang cukup ramai lancar. Saat di Ho Chi Minh saya sudah bilang kepada mbak Aeni nanti kita hanya berwisata kota saja tanpa menyewa kendaraan lagi. Karena menurut pengalaman saya sebelumnya Ho Chi Minh merupakan kota yang cukup padat pengguna transportasi terutama motor dan benar saja saat kami menaiki bus menuju Ben Tanh Market kondisi lalu lintas cukup ramai padat dan klakson terdengar setiap saat.

kembali lagi ke ibu kota yang cukup bising
kalau lagi dijalan

            Setibanya di Ben Tanh Market langsung saja kami mencari hostel yang akan kami singgahi yaitu Himalaya Phoenix yang sebelumnya saya juga belum pernah menginap disana, jadi kami masih kebingungan mencari penginapan tersebut. Setelah sekian lama mencari dan sedikit kebingungan akhirnya kami menemukan penginapan tersebut yang ada didalam gang yang tidak cukup terlihat bagi orang awam seperti kami. Setelah sampai penginapan kami mencoba Check in, tetapi waktu itu ada sedikit kendala yang di alami mbak Aeni sekeluarga karena kamar yang sudah di booking sebelumnya sudah terisi oleh orang lain dan singkat ceritanya ada kesalahan komunikasi antara pihak hostel dan traveloka. Akhirnya keluarga mbak Aeni di rekomendasikan untuk ke Backpacker hostel yang masih sama satu manajemen dengan Himalaya Phoenix hostel tanpa ada fee tambahan apapun dan kata dari staff Himalaya Phoenix malah lebih bagus di Backpacker hostel untuk fasilitas dan kamarnya. Langsung saja waktu itu keluarga mbak Aeni diantarkan ke Backpacker hostel yang jaraknya tidak jauh dari penginapan Himalaya Phoenix tempat saya menginap. Saya di Himalaya Phoenix memesan kamar dormitory dan mbak Aeni seperti biasa memesan kamar standart untuk keluarga. Waktu itu saya memesan melalui Traveloka karena memang menggunakan traveloka merupakan cara yang sering saya pakai ketika memesan penginapan karena banyak diskon dan pembayarannya cukup mudah bagi saya yang tidak mempunyai credit card. Untuk biaya dormitory yang saya pesan waktu itu sekitar VND 70.000/malam include sarapan.

Beginilah kondisi dormitory yang saya tempati

            Selesai dari masalah tadi kami langsung bersih-bersih dan menuju ke Ben Tanh Market untuk mncoba mencari beberapa souvenir yang mungkin cocok. Sebelum ke Ben Tanh Market kami sempat mampir di minimarket dekat dengan penginapan. Disana saya mengalami scam yang dilakukan oleh seseorang yang menawarkan jasa membersihkan sepatu keliling. Awal cerita saya menunggu keluarga mbak Aeni yang sedang belanja didalam, sedangkan saya menunggu di luar minimarket. Kemudian selang beberapa menit ada pemuda tersebut yang awalnya menunjuk sepatu saya yang dia rasa kotor dan intinya dia ingin membersihkan sepatu saya. Waktu itu saya sudah menolak berkali-kali namun dia masih saja memaksa untuk membersihkan sepatu saya hingga dia mengeluarkan beberapa peralatannya dan langsung memaksa melepaskan sepatu saya. Selang sekitar 5 menit akhirnya mbak Aeni keluar dan saya langsung mengambil sepatu saya yang masih di bersihkan sambil memberikan dia uang VND 5.000 sebagai jasa dia membersihkan sepatu saya. Tetapi dia malah menolak uang tersebut karena dianggap terlalu murah. Lhaaaaa.....saya tambah bingung, dia terus saja mengomel dengan bahasa Vietnam yang tidak saya mengerti. Akhirnya saya kasih penegasan kalau mau upah ini ambil uang saya atau kalau tidak mau yasudah saya tinggal. Dia kemudian tidak menerima uang saya dan saya langsung meninggalkan orang tersebut tanpa banyak bacot, karena kalau terus diladeni malah tidak akan selesai. Ini merupakan scam baru yang saya temui ketika di Vietnam kali ini, Jadi untuk kalian ketika berada di Ho Chi Minh khususnya sekitar Ben Tanh Market ketika ada orang yang ingin membersihkan sepatu anda sebaiknya langsung tolak saja tanpa basa-basi karena jika diteruskan/dikasih hati malah ingin berbuat yang seperti saya alami tadi.

Terlepas dari scam tadi saya melanjutkan perjalanan menuju Ben Tanh Market, waktu itu saya masih belum tertarik dengan barang yang ada disana, mbak Aeni waktu itu hanya membeli kopi saja di Ben Tanh Market seharga VND 80.000 setelah penawaran yang cukup sengit. Buat kalian yang ingin membeli souvenir di Ben Tanh Market jangan lupa untuk menawar serendah-rendahnya karena para penjual sudah tahu bahwa kebanyakan orang pasti akan menawar dagangannya setengah harga maka penjual menaikan harga lagi yang tidak wajar. Waktu itu mbak Aeni sempat iseng bertanya untuk souvenir yang ditawarkan dengan buka harga sekitar VND 200.000 kemudian terjadi tawar menawar yang sengit dan akhirnya penjual memberi harga VND 80.000 tetapi mbak Aeni masih tidak mau karena mbak Aeni meyakini kalau masih ada yang jual dibawah harga tersebut. Puas tawar menawar di Ben Tanh Market kami kembali ke penginapan sekitar pukul 15:00 dan kami ke penginapan masing-masing untuk beristirahat karena nanti malam kami akan ke Night Market Ben Tanh Market.

            Sekitar pukul 19:00 kami keluar dari penginapan masing-masing dan jalan bersama menuju Night Market untuk menikmati malam hari pertama di Ho Chi Minh, banyak sekali penjual makanan lokal, gelang, baju, tas, dan masih banyak yang lain dengan harga yang berbeda-beda. Malam itu saya hanya membeli baju dry fit seharga VND 70.000 dan topi VND 80.000, kalau saran saya jika kalian membeli baju untuk diri sendiri sih saya sarankan untuk membeli baju dry fit seperti saya. Karena harganya yang murah dengan bahan yang cukup bagus daripada membeli baju-baju wisata seperti biasanya dengan bahan yang tidak terlalu bagus dan harganya yang hampir sama. Setelah puas berkeliling di Night Market kami berhenti sejenak untuk membeli Es Tebu dan ketan di pinggir jalan sambil menikmati malam hari di Night market. Puas berada di Night Market kami memutuskan untuk kembali ke penginapan untuk beristirahat kembali.

Suasana Night Market di Ben Tanh
Duduk pinggir jalan sambil bergunjing enak kali yah

DAY 7
            Keesokan harinya sekitar pukul 08:00 kami sarapan di peginapan masing-masing kemudian sekalian prepare untuk checkout, sekitar pukul 10:00 barulah kami checkout dan memutuskan untuk kembali ke daerah Ben Tanh Market lagi untuk membeli beberapa souvenir mungkin saja ada yang murah. Setelah menelusuri jalan di area Ben Tanh Market benar saja kami menemukan beberapa souvenir murah tetapi kebanyakan yaitu model gantungan kunci dan magnet seharga VND 30.000/10pcs. Kami sempat menawar tetapi kata penjualnya itu sudah fix price dan juga kami diperlihatkan ada kertas bertuliskan obral, tanpa mikir panjang kami langsung saja membeli beberapa souvenir disana karena memang kami rasa harganya cukup murah dibanding kunjungan kami sebelumnya di Ben Tanh Market.

Beginilah tempat saya menginap
berada di gang yang cukup kecil
Di Ho Chi Minh sudah bisa menggunakan
Go Viet, tinggal download app nya saja


Suasana didalam Ben Tanh Market
yang belum cukup ramai pagi itu

            Selesai memborong beberapa souvenir murah perjalanan kami lanjutkan untuk masuk kedalam Ben Tanh Market, saya ingin membeli kopi sachet yang dibeli oleh mbak Aeni sebelumnya. Sekedar informasi kalau di Ben Tanh Market bagi kalian yang ingin membeli kopi-kopian banyak sekali pilihannya terutama untuk kopi dalam bentuk bubuk/biji. Disini menjadi tempat yang tepat untuk kalian yang ingin mebeli kopi-kopian dan jangan lupa untuk ditawar kalau bisa ¼  mereka buka harga awal karena penjual sudah tahu bahwa calon pembeli akan menawar setengah harga aslinya maka dari itu penjual mempunyai strategi markup lebih untuk barang dagangannya demi mendapat keuntungan lebih. Waktu itu produk kopi sachet yang terkenal di Ben Tanh Market sih namanya G8 yaitu kopi hitam saja dengan harga tawar menawar mentok VND 120.000 dapat 50 sachet. Sedangkan untuk kopi yang saya beli waktu itu bermerk G7 seperti kopi susu dengan harga tawar -menawar VND 90.000/50 sachet.

            Setelah mendapatkan apa yang saya cari perjalanan berlanjut menuju Northerdam Cathedral yang berada di jantung pusat kota Ho Chi Minh yang letaknya tidak terlalu jauh dari Ben Tanh Market hanya sekitar 30 menit dengan berjalan kaki. Oh iyah sebelum di Cathedral kami sempat mampir didepan gedung kemerdekaan Vietnam terlebih dahulu untuk berfoto sebentar. Saat di Cathedral kami berfoto didepannya saja karena bangunannya masih direnovasi dan belum selesai sejak tahun lalu saya kesini, saya kira renovasi tahun lalu sudah selesai tetapi masih sama saja.

Ini merupakan gedung kemerdekaan
yang letaknya tidak jauh dari Cathedral
Diseberang gedung kemerdekaan
terdapat taman yang lumayan asri
sampai nenek itu bobok disana


Northerdam Cathedral yang berada di jantung kota Ho Chi Minh

            Puas berfoto di Cathedral destinasi selanjutnya yaitu ke kantor pos untuk melihat beberapa pernak-pernik souvenir yang banyak modelnya, disini juga jika kalian ingin mengirim surat ke teman kalian juga bisa kok. Waktu berjalan-jalan di kantor pos kami akhirnya bertemu dengan warga Indonesia juga dia solo backpacker. Karena dari Da Nang kemarin kami belum pernah menemukan turis dari Indonesia dan ternyata bertemunya disini. Kami mengobrol cukup lama dan saling sharing pengalaman selama berlibur di Vietnam. Akhirnya anggota kami tambah satu dan melanjutkan perjalanan bersama ketika berada di Ho Chi Minh. Untuk wisata kota di Ho Chi Minh yang letaknya berdekatan yaitu Ben Tanh Market, Gedung kemerdekaan, Northerdam Cathedral,kantor pos, dan book street cafe. Oleh sebab itu saya menyarankan mbak Aeni untuk berkunjung di tempat tersebut agar tidak terlalu jauh dari pusat kota. Ini merupakan hari terakhir saya menghabiskan waktu di Ho Chi Minh karena saya ada penerbangan jam 21:00 untuk menuju ke KL dan menginap semalam disana serta keesokan harinya saya melanjutkan penerbangan ke Surabaya dari KL. Sedangkan mbak Aeni penerbangan masih besok pagi jadi mbak Aeni dan keluarga menginap semalam lagi di Ho Chi Minh cuman mereka menginap di sekitar bandara agar aksesnya lebih cepat dan lebih irit akomodasi. Waktu dari kantor pos kami langsung menuju penginapan mbak Aeni untuk istirahat beberapa jam saja kemudian malamnya sekitar pukul 19:00 saya menuju bandara untuk berpisah dengan keluarga mbak Aeni dan teman baru kami.

Bangunan vintage yang masih terjaga
keawetannya
suasana didalam Post office


sebelah kantor pos terdapat kafe unik
yang dimana pengunjnungnya bisa membaca
buku sepuasnya yang telah disediakan
Ada pertemuan pasti ada perpisahan


            Begitulah akhir liburan saya selama 7 hari di Vietnam dengan teman baru yang saya bawa ke Vietnam dan overall sangat menyenangkan, karena saya tidak sendirian lagi ketika liburan di Vietnam kali ini. Banyak sekali pengalaman baru yang saya dapatkan kali ini, semoga cerita liburan saya kali ini dapat menginspirasi dan bermanfaat dengan segala informasi yang saya share kepada teman-teman. Sedikit masukan buat kalian yang baru akan melakukan perjalanan keluar negeri pertama kali baik itu solo/group jangan takut akan hal-hal yang terjadi pada diri kalian nanti, jadikan itu sebagai pengalaman baru yang patut kalian ingat seumur hidup kalian dan nikmati saja perjalanan itu dengan cara kalian sendiri. Sampai bertemu di cerita selanjutnya...jangan lupa bagikan cerita ini untuk teman-teman kalian yang mungkin bisa bermanfaat kedepannya. “Do it now or nothing”

You May Also Like

1 komentar

  1. Ijin promo yah gan...Mari Bergabung Dengan Website itudewa Situs judi online yang memberikan BONUS DEPOSIT NEW MEMBER 10% Untuk Semua Member BARU SETIAP

    HARINYA. MINIMAL Deposit Rp.25.000 dan Withdraw Rp.50.000

    -Bonus referral sebesar 20% seumur hidup
    -Bonus Ajak Teman Kamu Bermain Refferensi S/D 100ribu
    -Bonus GEBYAR TURNOVER TERBANYAK MENDAPATKAN HADIAH UTAMA 50JT
    -Bonus Rollingan 0,3
    -Bonus New Member 10%

    Akses ke 7 Game Hanya dengan 1 ID
    Tunggu apalagi ayo segera GABUNG di ITUDEWA
    BUKTI PEMENANG PROMO GEBYAR ITUDEWA : KLIK DISINI
    DAFTARKAN DIRI ANDA SEGERA : DAFTAR ITUDEWA

    HubungiKontak Kami :
    Line : ituDewa
    WhatsApp : +85561809401
    WeChat : OfficialituDewa

    BalasHapus