Setibanya di Da Nang sekitar pukul 00:00
dengan keadaan bandara yang sudah sepi dan hanya menunggu kedatangan maskapai
yang saya tumpangi saja. Setelah menunggu tidak beberapalama bagian bandara
sudah mulai banyak yang tutup dan lampu juga dimatikan. Saat itu sampai di
bandara saya mencoba melihat penginapan yang saya booking untuk beberapa hari
ini di salah satu app reservasi, dan jawaban delaynya keberangkatan menuju Da
Nang tadi adalah merupakan ujian lagi yang akan saya hadapi karena penginapan
yang saya pesan menerima tamu sampai pukul 00:30. Sebagai orang yang paham
aturan saya lebih memilih untuk tidur di bandara saja daripada sesampai di
penginapan tidak ada yang membukakan pintu dan bingung cari tempat untuk tidur
lebih baik untuk stay di bandara sampai matahari terbit. Ini adalah pengalaman
saya pertama kalinya untuk tidur dibandara dengan kondisi jam reservasi ke
penginapan yang sudah terlewati. Saat di bandara yang sudah mulai gelap dan
sepi saya bingung mencari tempat tidur dimana, karena didalam bandara sudah
mulai steril dan tidak ada orang didalamnya. Dengan kondisi seperti itu mau
tidak mau harus mencari tempat duduk di luar bandara, tetapi masih di sekitar
area bandara juga sih. Pada saat itu saya hanya melihat kursi tunggu seperti di
rumah sakit yang dari besi, berharap ada sofa empuk atau semacamnya tapi itu
hanya ilusi belaka. Akhirnya saya masa bodoh dan langsung menempatkan tas
sebagai bantal dan saya tidur selonjor di kursi tersebut. Sempat terbersit
dipikiran juga ketika mau tidur di lokasi terbuka di bandara, takutnya terjadi
hal-hal yang tidak di inginkan karena tempat saya tidur dekat dengan tempat
pangkalan taxi dan beberapa grab untuk menjemput penumpang. Akibatnya saya
tidur dan tetap waspada dengan barang bawaan saya, jadi tiap beberapa jam saya
buat untuk keadaan bangun dan melihat keadaan sekitar beberapa detik dan
melanjutkan tidur ketika keadaan saya rasa aman.
Terdengar
suara mesin pembersih di bandara saya kemudian terbangun dan ternyata pagi tiba
juga. Waktu itu mata saya masih berat akibat tidur yang kurang nyenyak di malam
hari, ketika melihat jam ternyata waktu menunjukan pukul 06:00 dan bandara
masih belum sepenuhnya terbuka hanya beberapa gerai saja yang buka dan masih
belum banyak orang juga. Saya langsung menuju kamar mandi untuk cuci muka agar
tidak merasakan kantuk, dari kamar mandi saya coba mengelilingi area bandara
dan masuk kedalam menuju lantai 2. Ternyata didalam suasananya cukup ramai oleh
turis yang akan berangkat menuju Hanoi maupun Ho Chi Minh. Saya langsung
mencoba untuk mencari money changer dan berharap ada yang buka karena pada saat
itu saya hanya membawa uang VND 90.000 saja di dompet dan spare rupiah
cash sebanyak Rp. 2.500.000. Pada saat
di dalam saya melihat ada money changer, cuman waktu itu sudah ada pegawainya
tetapi belum buka jadi saya bertanya dimana money changer di sekitar bandara
selain disini. Kemudian petugasnya mengarahkan saya menuju ke lantai 1 tepat di
pintu keluar dan berharap sudah buka. Langsung saja mengikuti arahan dari
pegawai money changer tersebut menuju money changer satunya.
Sesampai di tempat dan benar saja ada money
changer yang kebetulan juga sudah buka. Tidak berfikir panjang saya langsung
masuk kedalam dan bertanya kepada pegawai disana untuk kurs mata uang Rupiah
apakah bagus. Pegawai tersebut sangat baik dan mencoba untuk sedikit mengajak
saya mengobrol basa-basi. Kemudian pegawai tersebut memberikan kalkulatornya
dan memberitahu bahwa tukar rupiah disini nilainya cukup bagus karena Rp.
1.000.000 dapat VND 1.200.000. Saya langsung sangat senang bukan main, karena
bila dibanding dengan menukarkan ke jewelry shop yang ada di Hanoi yang rate
nya sangat buruk. Waktu itu saya sempat bertanya ketika saya mengalami
kemiskinan di Hanoi akibat kena scam di Perfume Pagoda dan untuk rate di salah
satu jewelry shop di Hanoi Rp. 1.000.000 hanya di hargai VND 140.000 sangat
tidak masuk akal bagi saya dengan rate yang begitu hancurnya dan saya langsung
meninggalkan jewelry shop tersebut tanpa pikir panjang meskipun orangnya
menawar beberapa dong.
dalam kurs rupiah |
dalam kurs Vietnam Dong |
Penyelamat disaat saya lagi miskin di negeri orang |
akhirnya jadi orang kaya lagi |
Setelah menukarkan uang di bandara Da Nang
saya sangat senang hingga merasa semangat dan merasa kaya lagi untuk beberapa
saat...hehehehe. Memang tuhan waktu itu tidak tega untuk menjadikan saya
gelandangan di negara orang. Dengan semangat yang membara dari bandara saya
langsung berjalan kaki menuju penginapan, karena ketika saya melihat di map
jaraknya tidak cukup jauh dan bisa ditempuh berjalan kaki dengan waktu 30 menit
saja. Tetapi sebelum ke penginapan saya mampir membeli makanan, karena jujur
saja pada saat di Hanoi saya langsung berhemat sangat drastis. Terakhir saya makan
di Hanoi ketika saya Check out dari penginapan, dan baru keesokan harinya ini
saya baru mengisi perut saya yang sedang membutuhkan asupan makanan. Waktu itu
saya hanya makan Banh mi yang saya temui di pinggir jalan searah menuju
penginapan. Setelah makan Banh mi di tempat saya meneruskan perjalanan kembali
untuk menuju ke penginapan yang sudah saya pesan sebelumnya.
Sarapan wajib selama di Vietnam |
Da Nang ini
kotanya tidak terlalu besar tetapi tempat wisata yang ditawarkan cukup menarik
perhatian saya, begitupun penginapan disini tidak terlalu sulit untuk dicari.
Sesampainya di penginapan waktu itu sekitar pukul 10:00 saya langsung check in
dan untungnya lagi di penginapan yang saya tempati ini juga menawarkan sewa
jasa motor, jadi saya tidak perlu repot-repot lagi untuk mencari persewaan
motor. Setelah selesai mengurusi semua administrasi langsung saja menuju ke
kamar untuk rebahan sebentar dan langsung mandi setelah itu bersantai-santai di
penginapan untuk menikmati suasana disana. Hari itu saya menjadwalkan untuk
pergi ke beberapa tempat sekaligus karena di Da Nang saya hanya menginap 2hari
1 malam saja, destinasi untuk hari ini yaitu ke Sun World, Lin Ungh Pagoda,
Marble Mountain, dan malam nya ke Hoi An. Sebenarnya rencana awal sebelum ke
Vietnam adalah ingin stay agak lama di Da Nang saja, berhubung ada beberapa
saran dari teman saya yang menginginkan saya kenapa tidak untuk menjelajah
vietnam selatan sampai utara saja. Kalau dipiki-pikir memang benar juga, kenapa
saya tidak melakukan itu karena saya memang orangnya suka keliling ke suatu
tempat yang belum saya kunjungi sebelumnya. Jadi saya memutuskan untuk membuat
planning semua ini apapun hasilnya nanti yang penting saya sudah mencoba untuk
menjelajah vietnam dari selatan sampai utara.
Melanjutkan cerita yang sempat tertunda
kembali, siang harinya ketika sampai di penginapan sekitar pukul 12:00 saya
langsung tancap gas untuk pergi ke destinasi pertama yaitu Sun World yang
dimana merupakan tempat wisata terkenal di kota Da Nang bagi keluarga seperti
di jatimpark Malang. Disana juga terdapat Cable car yang terpasang dari bawah
bukit hingga puncak bukit, Selain itu juga terdapat wisata yang baru hits
disana yaitu Golden Bridge yang merupakan sebuah tangan raksasa yang sedang
memegang sebuah jembatan dengan suguhan pemandangan yang sangat epic.
Perjalanan menggunakan motor dari penginapan menuju Sun World cukup dekat
dengan menempuh waktu sekitar 30 menit saja. Perjalanan waktu itu cukup panas
karena Vietnam waktu itu lagi musim kemarau, jadi tidak heran kalau waktu itu
banyak warga yang bermotor menggunakan masker ataupun pelindung untuk
menghindari dari sengatan matahari begitupun juga saya.
Hostel yang saya gunakan kali ini namanya Win Win Hostel |
Banyak sekali destinasi yang bisa dituju di Da Nang dan hostel ini menawarkan travel |
My room for a while |
Ada ruang terbukanya juga untuk bersantai dan bersosialisasi dengan pengunjung yang lain |
Sesampainya di area dekat dengan Sun World
saya mencoba untuk bertanya kepada seseorang petugas layaknya satpam, karena
jalan yang harus saya lalui yaitu melewati sebuah pembatas jalan yang nantinya
seperti menuju jalan khusus yang dijaga satpam tersebut, Maka dari itu saya
menanyakan dimana letak golden bridge dan satpam tersebut menyuruh saya untuk
menuju ke wahana wisata Sun World. Selesai mendapat informasi dari petugas tersebut
saya langsung tancap gas menuju Sun World yang jaraknya hanya 10 menit dari
tempat saya bertanya tadi. Memang dekat wisata Sun World tapi harus melewati
jalan bukit yang berkelok dengan sedikit menanjak, jadi untuk kalian yang ingin
ke Sun World jangan lupa untuk mengisi bahan bakar full terlebih dahulu, karena
didaerah sana waktu itu saya tidak melihat pom pengisian bahan bakar dan adanya
hanya di kota saja.
Jalan menuju Sun World sangat mudah di jangkau |
Sesampai di Sun World langsung saja menuju
tempat parkir dan tidak lupa untuk memfoto motor rental yang saya pinjam untuk
jaga-jaga kalau saya lupa parkirnya. Nampak dari kejauhan wahana wisata Sun World
yaitu seperti benteng yang sangat besar layaknya benteng seperti di disney land
dengan cat merah dan pintu gerbang yang cukup besar layaknya benar-benar
seperti istana zaman dulu. Sesampainya di depan benteng yang cukup besar
tersebut saya langsung mengambil beberapa foto untuk dokumentasi, setelah itu
saya berkeliling saja di sekitar pintu gerbang dan melihat peta wisata yang
ditawarkan disana. Cukup banyak memang tempat wisata yang ditawarkan ada
beberapa wahana yang di desaign dengan tema-tema tertentu. Tetapi waktu itu
saya tidak melihat gambar golden bridge disana, jadi saya mengurungkan untuk
tujuan saya di Golden bridge. Selain alasan tempat yang kurang jelas dimana
letak Golden bridge masalah harga tiket juga yang cukup mahal. Tiket masuk
untuk dewasa kalau tidak salah dipatok dengan harga VND 300.000 belum lagi jika
ingin menaiki cable car biayanya sekitar VND 200.000. Jadi kalau menurut saya
cukup mahal untuk wisata di Sun World tetapi wisata yang disajikan sangat bagus
sesuai dengan biaya yang dikeluarkan, selain itu areanya ternyata cukup luas
ketika saya melihat di map yang terpampang di dekat pintu gerbang. Kalau kalian
mempunyai waktu dan budget yang cukup bolehlah untuk berkunjung di Sun World
saya sangat merekomendasikan. Waktu itu saya tidak banyak cukup waktu dan ada
beberapa tempat wisata lainnya yang harus saya kunjungi, akhirnya saya
memutuskan untuk melanjutkan menuju destinasi selanjutnya yaitu ke Linh Ungh
Pagoda dengan jarak tempuh sekitar 30 menit dari Sun World.
beberapa arsitektur di area Sun World |
Pintu masuk menuju wahana Sun World |
Ini merupakan gambaran umum fasilitas hiburan yang dimiliki Sun World |
beberapa spot foto yang cukup bagus |
Cable car |
Linh Ungh Pagoda merupakan tempat wisata
religi menurut saya, karena disana terdapat patung dewi kuan im dengan ukuran
sangat besar seperti yang ada di serial televisi kera sakti dan juga ada tempat
ibadah untuk orang yang beragama Budha. Letak Linh Ungh Pagoda cukup menarik
karena berada di atas bukit dan melewati garis pantai Danang yang cukup
panjang. Jadi kalau sudah diatas bukit kalian bisa melihat view pantai hingga
laut yang warna airnya menyejukan mata dikala suhu udara Vietnam yang panas
kala itu. Perjalanan ke Linh Ungh Pagoda juga sama ketika menuju ke Sun World
yaitu melewati jalan yang berliku dengan beberapa tanjakan karena letaknya yang
memang diatas bukit. Tetapi jangan khawatir karena perjalanan kalian nanti
tidak akan bosan karena bisa melihat birunya lautan di samping kalian tetapi
harus tetap waspada ketika mengemudi dan jangan lupa untuk tetap di sisi kanan
jalan karena perbedaan aturan ketika mengendarai motor. Karena ini memang
terjadi kepada saya ketika saya terlalu fokus dengan memandang birunya lautan
ketika menuju ke Linh Ungh Pagoda sampai hampir lupa mengendarai motor disisi
yang salah dan untungnya didepan saya tidak ada kendaraan yang melaju. Tibalah
saya di parkiran motor saat itu, saya langsung di kasih karcis parkir dan
membayarnya hanya di sebuah kotak yang kalau saya sebut kotak amal karena
memberikan uang seikhlasnya, kala itu saya memasukan uang VND 5.000 kedalam
kotak tersebut.
Kumpulan kapal yang sedang bersandar di salah satu pelabuhan Da Nang |
Selesai
dari parkiran saya langsung menuju Linh Ungh Pagoda dengan menaiki beberapa
anak tangga yang cukup membuat saya merasa berolahraga saat itu. Dari melewati
beberapa anak tangga saya di sambut dengan keberadaan pintu gerbang yang sering
saya lihat di social media sebelumnya. Jadi kalau kalian ke Linh Ungh Pagoda
jangan lupa untuk berfoto sejenak di gerbang pintu masuk ber cat putih abu-abu
tersebut karena menurut saya memiliki design arsitektur yang cukup bagus untuk
dijadikan spot foto atau dokumentasi kalian. Setelah melewati pintu gerbang
tadi saya langsung di perlihat beberapa pohon seperti bonsai sih yang akarnya
terlihat cukup unik, saya kurang begitu mengerti sih tentang pohon bonsai tapi
kalau saya mengamati akarnya tertata sangat unik dan rapi jadi terkesan
dipelihara dengan sangat hati-hati. Selain beberapa pohon bonsai terdapat
beberapa patung seperti manusia yang mungkin menceritakan diorama yang tidak
begitu saya tahu, maklum saya tidak membawa guide kala itu. Jadi saya tidak
banyak tahu tentang sejarah apa yang ada di Linh Ungh Pagoda ini. Saya juga
melihat di belakang terdapat bangunan yang cukup besar seperti kuil yang masih
aktif digunakan oleh beberapa orang untuk bersembahyang, karena pada saat itu
saya juga menyaksikan orang-orang sedang melakukan ibadah.
Pintu masuk Linh Ungh Pagoda |
Banyak sekali tanaman kamboja di area ini dengan akar tumbuh berbentuk unik |
sayang anak |
Tempat beribadah di area Linh Ungh Pagoda |
Dari sisi kiri bangunan kuil saya berjalan
lebih dalam dan melihat patung dewi kuan im yang sangat besar berwarna putih
ditambah dengan gambaran langit-langit yang sangat cerah waktu itu menjadikan
patung dewi kuan im yang berukuran besar ini terasa indah dan megah ketika
memandangnya. Saya langsung mencoba mengambil bebebrapa foto dari beberapa spot
yang saya kira cukup bagus posisinya, puas mengambil beberapa foto disana saya
melihat ada 3 orang biksu atau orang yang mengenakan jubah seperti biksu
terlihat menjual beberapa minuman segar yang membuat saya tergoda. Kemudian saya
membeli orange water dan air putih, itu saja sudah membuat saya segar kembali
di teriknya panas matahari. Waktu berjalan sangat cepat kala itu di Linh Ungh
Pagoda karena angin laut yang bertiup sepoi-sepoi membuat saya lupa waktu dan
ketika saya melihat jam sudah menunjukan pukul 15:00 langsung saja saya
bergegas menuju parkiran motor dan melanjutkan perjalanan ke destinasi
selanjutnya yaitu Marble Mountain yang letaknya juga tidaklah jauh dari Linh
Ungh Pagoda hanya ditempuh sekitar 40menit menggunakan motor.
Patung Linh Ungh yang sangat tinggi |
Elu lagi..elu lagi tong |
Nih pemandangan dekat sama parkiran motor di Linh Ungh Pagoda |
Marble mountain merupakan gugusan perbukitan
yang sesuai dengan namanya yaitu marble atau marmer, jadi bukit ini bernama
bukit marmer yang sebagian sudah ditambang oleh warga setempat untuk dijadikan
sebagai mata pencaharian. Tidak heran jika di sekitar area Marble mountain ini
banyak gerai menjual beberapa souvenir seperti gelang dan kalung yang bahannya
dari marmer. Selain gelang dan kalung tempat ini juga merupakan pembuat patung
marmer terkenal di seantero Vietnam karena letaknya yang berdekatan dengan
sumber daya itu sendiri.
Sesampainya Saya di Marble mountain saya
diarahkan oleh seseorang seperti juru parkir perempuan yang menyuruh saya untuk
memarkirkan motor yang saya tumpangi disebelah gerai souvenir yang dia punya
juga. Setelah parkir saya dikasih karcis parkir dan langsung saja menuju loket
tiket masuk Marble mountain dengan membayar VND 120.000 (include tiket masuk +
menaiki lift). Lift disini berfungsi untuk mempercepat perjalanan agar sampai
ke atas bukit dan diteruskan berjalan mengitari area Marble mountain. Dari atas
buki Marble mountain saya bisa melihat view kota Danang beserta garis pantai
yang begitu cantik senja itu. Di atas bukit Marble mountain ada beberapa kuil
yang masih digunakan untuk beribadah kemudian ada juga beberapa warga setempat
yang menggunakan tempat ini untuk berjualan seperti minuman ataupun souvenir. Suasana
di Marble Mountain begitu tenang dan nyaman karena di area Marble Mountain
banyak ditumbuhi pohon lebat menjadikan tempat ini sangat rindang. Saat itu
saya berkeliling sekitar 90menit karena saya harus membagi untuk destinasi
selanjutnya. Selesai berkeliling di atas Marble mountain dan mengambil beberapa
foto untuk dokumentasi saya kembali kebawah menuju tempat parkiran untuk
mengambil motor. Sebelum pergi dari Marble mountain saya menyempatkan untuk
membeli beberapa souvenir mengingat tempat ini terkenal akan kerajinan
marmernya jadi saya harus membeli sesuatu ditempat ini. Waktu itu saya membeli
sebuah gelang dan ukiran patung kecil naga, ingat ketika kalian membeli
souvenir disini harus ditawar yah..karena harganya cukup mahal juga sih bagi
saya pribadi. Untuk gelang yang saya beli disini sekitar VND 200.000 dan patung
ukiran naga kecil VND 200.000 itu sudah merupakan harga perdebatan/nego dengan
penjualnya. Harga awal mereka bervariasi dari barang yang akan dibeli oleh
pengunjung, kalau seperti saya harga awalnya bisa sekitar VND 300.000-400.000.
Oleh sebab itu tawar menawar sangatlah penting ketika membeli souvenir
diberbagai negara, bukan hanya di Vietnam saja. Terkadang penjualnya ada yang
baik dan ada yang menjengkelkan ketika produk yang dijual kita tawar mungkin
tidak sesuai dengan si penjual. Tetap bertatakrama saat menawar dan melihat apa
yang mereka jual saat itu, apabila handmade patutlah untuk di apresiasi dengan
nilai yang jauh lebih baik.
Banyak bangunan kuno yang sangat artistik menurut saya di Marble Mountain |
View yang saya dapatkan keluar dari lift, tapi nggak bersalju yah..ini hanya imajinasi ^^ |
Salah satu Goa yang ada di Marble Mountain, dan masih ada banyak yang lain |
Top of Marble Mountain |
Best spot lah buat foto, cuman nggak ada modelnya |
other pagoda in Marble Mountain |
Gerbang dengan design yang cukup unik ditambah letaknya diantara bukit yang membuat sedikit creepy |
Marmer yang nantinya akan diolaht pengerajin untuk mata pencahariannya |
Tidak terasa matahari sudah semakin terbenam
siang berganti menjadi malam yang membuat saya harus cepat bergegas menuju destinasi
terakhir untuk hari ini yaitu menuju Hoi An kalau saya pribadi memberikan
julukan city of light di malam hari.
Pukul 18:00 saya berangkat menuju Hoi An dari
Marble mountain dengan keadaan jalan yang lumayan lancar dan lebih aman
ketimbang di Hanoi dan Ho Chi Minh yang sangat padat pengendara motor. Jalur
yang saya lalui cukup jelas tanpa menggunakan bantuan google map, jadi untuk
kalian yang ingin ke Hoi An dari Da Nang hanya mengikuti plang yang ada di jalan
saja. Waktu itu saya ingin mengunjungi Old town nya, karena memang disana yang
menyajikan tempat romantis itu. Ketika sudah dekat dengan Old town benar saja
dari kejauhan sudah terlihat lampion-lampion yang menghiasi sepanjang jalanan
Hoi An. Saya sudah tidak sabar untuk menikmati malam pertama dan terakhir di
kota Hoi An ini, langsung saja saya mencari tempat untuk parkir dan saya
mendapat tempat seperti pasar yang malam harinya digunakan untuk berjualan
pedagang kaki lima. Untuk gambaran umum Hoi An yang lebih tepatnya di Old town
ini seperti berada di Malioboro Jogja atau Kuta yang di Bali ditambah dengan
para penduduk setempat yang menjual beberapa souvenir seperti baju,gantungan
kunci, lampion dan bebrapa tempat nongkrong yang sangat romantis pastinya. Hanya
saja disini lebih banyak bangunan tua karena sesuai tempatnya yaitu di Old town
kemudian ditambah dengan lampion-lampion yang menghiasi seluruh Old town di
malam hari. Momment inilah yang langsung membuat saya jatuh cinta pada
pandangan pertama ketika berada di Hoi An, sayangnya saya hanya punya waktu
beberapa jam saja di tempat ini dan pastinya masih sendiri...hahahahahaha.
Di Hoi An kamu bisa menghabiskan waktu untuk
mengitari kota yang kecil ini dengan berjalan kaki, menaiki perahu dengan
pemandangan lampu warna-warni, membeli beberapa souvenir, ataupun kalau ada
rencana prewedd juga bisa dan sangat rekomendasi. Pada waktu itu saya melihat
beberapa pasangan yang sedang melakukan preewed disini dan langsung bikin saya
jadi baper...hahahahaha...tapi tidak apa, paling tidak saya mempunyai beberapa tempat
yang rekomendasi buat prewedd kedepan..hahahahaha. Memang waktu itu saya
melihat beberapa pasangan orang Vietnam yang melakukan prewedd bukan hanya di
Hoi An saja, waktu saya di Ho Chi Minh juga ada. Baik itu tempat yang romantis
sampai tempat yang anti mainstream juga dijadikan tempat prewedd. Contohnya
saja waktu di Ho Chi Minh hari pertama tepatnya saat saya mengunjungi Ben Tanh
Market juga berpapasan dengan pasangan yang sedang melakukan prewedd.
Seakan-akan di setiap sudut Vietnam merupakan tempat yang cocok untuk prewedd
kali yah..Lanjut ke cerita sebelumnya, jadi saat saya ke Old town saya hanya
menghabiskan waktu untuk mengambil beberapa foto dan menikmati malam yang
syahdu ini. Pengunjung waktu itu sangat ramai baik itu wisatawan asing maupun
lokal, karena memang daya tarik kota kecil ini membuat beberapa orang tersihir
akan suasana yang sangat romantis ketika berada di Hoi An. Waktu berjalan
sangat cepat waktu itu hingga sudah tidak terasa sudah menunjukan pukul 21:00
dan saya harus kembali ke penginapan, sebelum pulang ada hal kejadian yang
membuat saya khawatir yaitu saya lupa parkir motor sebelumnya. Hal ini sangat
konyol bagi saya, tidak lucu kalau saya berada semalaman disini dan tidak bisa
balik lagi ke penginapan. Waktu itu saya mencari dan memutari sepanjang jalan
yang sekiranya saya yakin kalau tempat tersebut ialah parkir yang saya gunakan
tapi tidak ada motor saya. Setelah mengitari sepanjang jalan Hoi An yang sangat
ramai itu membuat saya lapar dan memutuskan untuk beristirahat dan membeli
makanan. Setelah kenyang saya melanjutkan untuk mencari motor lagi dan setelah
pencarian panjang akhirnya saya menemukan motor tersebut, rasanya sangat lega
dan langsung saja saya tancap gas ke penginapan lagi. Perjalanan hari ini
sangat banyak menguras tenaga karena seharian ini saya mengunjungi 4 destinasi
wisata yang ada di Da Nang dan saya rasa semuanya memuaskan sehingga membuat
saya ingin kembali ke kota ini terutama di Hoi An.
Salah satu aktivitas yang bisa kamu lakukan ketika di Hoi An yaitu berkeliling menggunakan perahu |
So Sweet, sayang aja sendirian |
suasana malam hari yang bikin betah di Hoi An |
Gimana nggak pengen balik kalau suasananya seperti ini |
Keesokan harinya saya masih mempunyai waktu
beberapa jam untuk berkeliling di kota Da Nang sebelum saya bertolak lagi ke Ho
Chi Minh, destinasi yang saya tuju waktu itu adalah Cathedral Danang dan Dragon
Bridge yang merupakan salah satu icon di kota Da Nang. Pagi hari sekitar pukul
08:00 saya memulai perjalan pertama saya menuju Cathedral, untuk sampai ke
tempat tersebut hanya memakan waktu sekitar 30 menit dan melewati Han Bridge
yang cukup terkenal juga selain Dragon bridge. Sesampainya di Cathedral Da Nang
saya hanya mengambil beberapa foto saja karena waktu yang sangat terbatas,
uniknya Cathedral Da Nang yaitu memiliki warna bangunan pink yang tidak biasanya
dengan Cathedral lainnya dan keunikan ini membuat beberapa turis seperti saya
mencantumkan Cathedral Da Nang kedalam destinasi saya. Selesai dari Cathedral
Da Nang saya menyempatkan untuk mampir ke toko depan Cathedral sebentar untuk
membeli minuman setelah itu melanjutkan perjalanan ke Dragon Bridge.
Tampak dari depan Da nang Cathedral |
Dragon bridge tidak jauh dari Cathedral
Da nang dapat ditempuh dengan memakan waktu sekitar 15menit saja menggunakan motor.
Sesampai di Dragon bridge saya mencari tempat parkir yang ada di atas trotoar
yang disediakan khusus untuk pengendara motor ketika ingin berfoto di sebelah
Dragon Bridge. Suasana pagi di sekitar Dragon bridge lumayan ramai baik itu
wisatawan asing maupun lokal untuk mengambil beberapa foto di tempat tersebut.
Apabila kalian merasa haus atau lapar jangan khawatir karena di samping Dragon
bridge berjejer kafe dengan pemandangan bagus pastinya ketika di malam hari.
Ada info juga tentang Dragon bridge, tepatnya di Saturday night atau malam
minggu khususnya pukul 21:00 Dragon bridge mempunyai satu pertunjukan yaitu
mulut dari naga yang ada di Dragon bridge menyemburkan api yang seolah-olah
jembatan itu dikuasai oleh naga tersebut. Apabila ingin menonton carilah spot
yang menurut kalian pas karena pertunjukan ini hanya seminggu sekali dan saya
rasa sangat epic. Karena kalau saya lihat di beberapa situs website area
sekitar Dragon bridge pasti sangat ramai dipadati oleh orang-orang. Sayangnya
saya tidak bisa melihat momment epic itu karena jadwal saya yang sangat mepet
dan harus berjalan terus, kalau tidak begitu pasti akan menggeser beberapa
destinasi lainnya. Tidak ada biaya masuk apapun ketika saya memasuki area Cathedral
Da Nang dan Dragon bridge semuanya gratis alias free enterance.
Merlionnya Da Nang |
Dragon Bridge Da Nang |
Selesai mengunjungi 2 spot tersebut
menandakan semua destinasi saya ketika di kota Danang telah selesai dan
complete. Selanjutnya saya balik lagi ke penginapan untuk prepare dan
dilanjutkan ke bandara untuk pindah lagi ke Ho Chi Minh. Pada waktu itu
penerbangan saya dari Danang pukul 13:30 dan sesampainya di Ho Chi Minh sekitar
pukul 15:00. Dari bandara Ho Chi Minh saya mulai sedikit hafal lokasi bus
disana, jadi setelah keluar dari gate saya langsung menuju tempat yang dimana saya
menaiki bus sebelumnya. Waktu itu saya tetap menggunakan bus bernomor 152
dengan biaya ke Ben Tanh Market sebesar VND 5.000. Perjalanan aman sampai di
Ben Tanh Market hanya kemacetan biasa yang kembali saya temui ketika
menginjakan kaki di kota Ho Chi Minh lagi. Sesampainya di Ben Tanh Market saya
langsung menuju lokasi tempat saya menginap karena saya mengejar waktu agar
tidak kemalaman. Lha disini ada momment dimana saya salah masuk penginapan,
gimana ceritanya yah bisa salah masuk penginapan?
Jadi begini ceritanaya, setelah sampai di Ben
Tanh Market saya tanya sama kondektur bus dimana lokasi penginapan saya ini.
Kondektur bus langsung saja memberi saya isyarat untuk turun di tempat yang
dianggap benar oleh kondektur bus tersebut. Turunlah saya di tempat yang
dibilang sama kondektur tadi, tetapi kalau saya lihat di google map kok lumayan
jauh yah..akhirnya saya mencoba untuk percaya sama google map. Perjalanan dari
saya turun bus ke penginapan yang akan saya tuju sekitar 30 menit berjalan
kaki. Lumayan olahraga yah kalau disini, jadi saya tidak terlalu banyak
menggunakan moda transportasi ketika di Ho Chi Minh karena tempat yang saya
tuju tidak begitu jauh menurut saya. Sesampai di penginapan yang saya tuju dan
saya mencoba untuk memberikan kode booking saya, dan ternyata resepsionisnya
mengatakan kalau saya salah penginapan. Jadi ceritanya penginapan yang sudah
saya booking ini memiliki cabang dan yang akan saya tempati nantinya adalah
cabang satunya. Setelah melihat kode bookingnya saya tidak melihat kalau ada
cabangnya..ternyata ini kesalahan saya sendiri mungkin akibat kelelahan atau
kurang fokus. Jadi saya bertanya kepada resepsionisnya dimana lokasi penginapan
cabang satunya. Ternyata lumayan jauh dan saya harus kembali ke tempat dimana
saya turun dari bus tadi. Benar saja apa yang dikatakan kondektur bus kalau
penginapan saya ada disekitar tempat saya turun tadi. Memang saya saja waktu
itu yang ngeyel dan lebih percaya sama google map. Akhirnya saya kembali
ketempat dimana saya turun dari bus dan berjalan lagi 10 menit sampai di
penginapan yang akan saya gunakan.
Pada saat saya di penginapan yang saya
lakukan hanya istirahat dan mencoba untuk tidur sebentar, karena di malam
harinya saya akan ke Ben Tanh Market untuk mencari beberapa oleh-oleh untuk orang
rumah dan sahabat dekat. Suasana malam hari di area Ben Tanh Market saat itu
ramai dikunjungi oleh wisatawan asing maupun lokal baik itu untuk mencari
souvenir atau sekedar menikmati malam di Market yang menjadi salah satu icon di
kota Ho Chi Minh ini. Waktu itu di Ben Tanh Market saya hanya mencari beberapa
souvenir seperti kaos, magnet, gantungan kunci dan selebihnya saya hanya
berjalan-jalan dan menikmati malam hari di Ben Tanh Market. Sebenarnya ada
beberapa souvenir selain yang saya sebutkan tadi tetapi saya melihat tas ransel
semi carier yang saya bawa jadi hanya mencari barang yang sekirannya muat dan
aman didalam tas. Barang lainnya ada sepatu, kemudian papercraft yang unik-unik
bentuknya, pernak-pernik lampu hiasan kamar, dan masih banyak lainnya.
Puas mengelilingi Ben Tanh Market saya
langsung kembali ke penginapan dan saya gunakan untuk full istirahat saja
karena dari hari-hari sebelumnya saya kurang menggunakan waktu di penginapan.
Ada ketika momment dimana saya merasa ingin menikmati suasana atmosfir
penginapan meskipun itu cuman dormitory saja, tetapi saya mencoba untuk lebih
menikmati atmosfir didalamnya seperti duduk di depan teras dan mencoba untuk
mengobrol sedikit dengan resepsionis. Biasanya orang-orang di penginapan untuk
numpang tidur saja dan kemudian melanjutkan kembali perjalanan keesokan
harinya. Saran dari saya ketika lagi travelling baik itu solo maupun tidak
cobalah untuk melakukan apa yang ingin kamu lakukan meskipun itu tidak terlalu
penting contohnya saya tadi meluangkan sedikit waktu untuk menikmati atmosfir
di penginapan.
Keesokan harinya menjadi hari terakhir saya
atau menjadi penutup perjalanan saya selama di Vietnam yaitu mengunjungi kafe
yang lagi naik daun namanya Trung Nguyen, kafe ini sudah menjamur di belahan
Vietnam manapun pasti menjumpai kafe Trung Nguyen. Kafe ini menawarkan banyak
varian kopi mulai dari kopi tradisional maupun yang modern dengan beberapa
tekhnik pembuatan kopi. Suasana di kafe ini kalau saya lihat seperti starbuck
atau kafe lainnya yang menjaring pangsa pasar menengah keatas. Jadi waktu masuk
di kafe Trung Nguyen banyak beberapa orang yang berpakaian formal seperti
kantoran, meskipun begitu beberapa remaja disini juga tetap mendominasi kafe
Trung Nguyen. Untuk masalah harga saya katakan cukup wajar sih sama seperti di
Indonesia mungkin produk yang disajikan jauh lebih nikmat dari pada di
Indonesia khususnya kopi.
Puas menikmati kafe yang terkenal di Vietnam
saya kembali ke penginapan siang harinya dan langsung check out dari
penginapan, setelah itu saya menuju Ben Tanh Market dengan berjalan kaki untuk
mencari bus yang bertolak ke bandara. Sesampainya di bandara waktu itu sekitar
pukul 20:00 dan melanjutkan untuk boarding melanjutkan perjalanan menuju
singapore. Waktu itu saya transit dulu di Changi Airport dan keesokan harinya
lanjut bertolak ke Jakarta.
Sedikit info atau trik ketika berhadapan
dengan bagian check in bandara ketika kalian khawatir tas akan masuk bagasi
atau kabin saya alami waktu itu. Pada saat itu saya membawa 2 tas, yang pertama
tas ransel tapi semi carier dan yang kedua tas totbag tapi lumayan gede. Lha
ketika antri check in saya melihat beberapa bule menimbang tasnya masing-masing
dan ada satu orang lokal yang tasnya di timbang tetapi melebihi muatan dan
orang tersebut bingung karena dikira akan masuk kabin jadi mau tidak mau orang
tersebut harus membayar biaya tasnya untuk di masukan kedalam bagasi dengan
tambahan biaya yang lumayan sih menurut saya. Hal tersebut membuat saya cukup
panik karena waktu itu saya hanya membawa uang pas dan saya tidak tahu untuk
biaya masuk bagasi berapa. Jadi waktu itu ransel saya pas di timbang beratnya
sekitar 7kilo sedangkan untuk kapasitas maximal dikabin perorangnya diberi
jatah 8kilo. Untuk tas saya satunya kalau saya rasakan sekitar 2kilo lebih dan
apabila kalau ditimbang pasti harus masuk bagasi karena memang cukup berat sih
menurut saya. Tetapi saya mempunyai trik ketika saya sebelum berangkat ke
Vietnam dengan membaca sebuah artikel milik seseorang dalam mengelabuhi petugas
check in agar tas terlihat ringan dan tidak masuk bagasi. Caranya yaitu ketika
menggunakan carier tata serapi mungkin barang-barang yang ada didalamnya dan
ketika dipanggul tidak terlihat berat, nah gimana tuh biar nggak kelihatan
berat kalau barang bawaannya banyak. Senyumin aja pas lagi bawa
carier....hahahahaha..
Jadi triknya seperti ini, posisi tas harus
terlihat ramping dan semua barang pastikan tertata rapi agar carier tidak
terlihat menggelembung. Kemudian alihkan perhatian mata petugas check in dari
tas dengan cara mengajak dia mengobrol meskipun obrolannya tidak terlalu
penting sih, Tapi its work ketika saya mengalami hal kemarin di penimbangan
tas. Kalau cara saya waktu itu adalah tas pertama saya lepas karena memang
sudah kelihatan dari jauh dan harus ditimbang, sedangkan tas satunya saya pakai
dan saya tutupi dengan sweater agar tidak terlalu kelihatan. Tahap selanjutnya
yaitu saya mencoba untuk bertanya kepada petugas tersebut jam berapa pesawat
yang akan saya tumpangi akan take off. Memang pertanyaan ini tidak penting
menurut kalian, tetapi ini cukup manjur untuk mengecoh petugas bandara
khususnya ketika kalian kelebihan muatan tas..hehehehe. Karena dijelaskan
didalam artikel tersebut karena dengan mengajak ngobrol sesorang secara tidak
langsung bisa mengalihkan kefokusan seseorang terhadap suatu pandangan. Bukan
berarti saya mengajari kalian untuk berbuat curang atau apapun itu, tapi kalau
punya rejeki lebih setidaknya tas bisa dititipkan dibagasi saja. Berhubung
waktu itu kondisi saya yang memang lagi pas-pasan jadi mau tidak mau
menggunakan cara ini. Trik ini hanya dilakukan untuk keadaan yang genting saja
kalau saran saya yah teman-teman Hehehehehe. Lepas dari penimbangan tas saya
langsung berjalan mundur untuk beberapa langkah agar tas yang saya gunakan
tidak terlihat oleh petugas setelah itu menggunakan jurus seribu langkah alias
kaburrrrrrrrr...
Oke sekian merupakan ending dari cerita
perjalanan singkat saya di Vietnam selama hampir seminggu solo backpacker ala
wisatadenny. Menjelajah mulai dari Vietnam bagian Selatan, Utara, Tengah dan
kembali ke Selatan dengan orang-orang yang baru,suasana yang baru, dan juga
pengalaman yang baru pastinya. Semoga artikel ini bisa menjadi inspirasi untuk
kalian semua agar tidak takut ketika akan melakukan solo backpacker untuk
pertama kalinya seperti saya. Perasaan awal memang khawatir tetapi seiring
berjalannya waktu pasti kalian akan bisa beradaptasi di lingkungan tersebut
dengan cara masing-masing. Hidup hanya sekali, lakukan apa yang ingin kamu
lakukan didunia ini tanpa memikirkan omongan orang lain dan yang pasti tidak
merugikan orang lain. Do it now or Nothing
^^