Yooo..yooo...yooo....kembali lagi dengan saya. Liburan kali
ini saya tidak sendiri melainkan menemani teman saya yang namanya Eko kebetulan
teman jaman kuliah dulu, jadi acaranya dia lagi ulang tahun dan ngerayain di Malaysia.
Sebenernya nggak beda jauh dengan acara saya kemarin, cuman waktu itu saya
hanya sendiri saja ngerayainnya di Vietnam. Lha....sehabis dari Vietnam saya
langsung diajak Eko ke Malaysia, jadi saya belum sempat untuk cari tiket promo.
Waktu itu saya dapat tiket PP SUB-KUL sekitar Rp. 1.500.000an, agak keberatan
sih sebenernya tapi gapapalah yang penting liburan lagi..wkwkwkwkwk. Jadi kami di Malaysia hanya ber2 dan sekitar 4
hari saja berangkat tanggal 18 Desember 2018 yah, destinasi yang akan kami kunjungi
di Malaysia yaitu Kualalumpur, Genting, dan Melaka saja mengingat kami stay
disana tidak cukup lama. Oke langsung saja ke cerita awal perjalanan saya
menuju Malaysia.
Berhubung saya tinggal di kota Gresik langkah awal untuk
menuju Juanda yaitu ke terminal Bunder untuk naik bus Damri yang nantinya langsung menuju bandara Juanda,
Sedangkan Eko rumanhnya di Sidoarjo dekat dengan bandara Juanda jadi kami
memutuskan untuk langsung bertemu di Airport saja. Waktu itu sekitar pukul
13:00 bus Damri langsung berangkat menuju Juanda dengan tarif Rp. 40.000,
sesampainya di Juanda pukul 15:00 agak lama karena saya harus oper shuttle bus
terlebih dahulu ke terminal 2. Sesampainya di Airport kami langsung bertemu dan
boarding agar tidak tergesa-gesa karena pesawat kami berangkat pukul 16:00
seharusnya. Berhubung cuaca waktu itu masih hujan lebat akhirnya delay dan
menunggu sampai cuaca membaik. Akhirnya pesawat kami take off sekitar pukul
17:00 dengan kondisi yang masih sedikit gerimis. Perjalanan udara kami alhamdulillah
berjalan lancar walaupun sedikit delay demi keselamatan penumpang.
Tiket Damri Gresik-Juanda |
Setibanya di KLIA sekitar pukul 20:00 waktu setempat, perbedaan 1 jam dengan negara Indonesia jadi di Indonesia masih pukul 19:00. Setibanya di bandara KLIA saya masih bingung karena memang baru pertama kali juga sih menginjakan kaki di Malaysia jadi saya hanya mengikuti Eko kemanapun kakinya melangkah. Bandara KLIA lumayan besar seperti di Changi dan langsung terhubung dengan pusat perbelanjaan dan penyedia jasa transportasi bermacam-macam, hanya saja fasilitas di KLIA masih kurang sedikit saja sih mengingat KLIA juga bisa dikatakan bandara untuk transit juga. Kurangnya yaitu kursi pemijat gratis...hahahha maklum untuk backpacker low budget seperti saya carinya yang gratisan seperti di Changi tapi overall cukup baik sih menurut saya. Langsung saja waktu itu kami menuju pintu keluar dan pastinya mampir ke konter untuk membeli SIM card kalau nggak salah nama operatornya digi. Saya memilih membeli SIM card untuk 7 hari dengan kuota 2GB internet dan 7GB untuk chat seharga RM 12. Selesai membeli SIM card saya langsung mengabari orang dirumah kalau anaknya sampai di Malaysia dengan selamat dan tidak jadi gembel..hahaha, setelah itu barulah kami menuju konter bus yang ada didalam Airport untuk menuju KL central yang merupakan wilayah tersebut kami nanti akan menginap. Tiket bus dari KLIA menuju KL central harganya RM 5, kalau kalian ingin menggunakan transportasi publik di KL tidak usah khawatir karena harganya masih terjangkau. Perjalanan menggunakan bus dari KLIA menuju KL central membutuhkan waktu sekitar 60 menit perjalanan darat tanpa ada kemacetan. Herannya jalan raya disana seperti tol jadi ada beberapa motor saja yang lewat selebihnya mobil. Awalnya saya kaget jalan tol kok bisa di masuki motor yah, soalnya persis sama seperti tol ada palangnya juga, bedanya untuk motor disediakan jalan keluar sendiri di kiri jalan sebelah palang . Mungkin kebanyakan di Malaysia penduduknya menggunakan transportasi roda 4.
Setibanya di KLIA |
Konter pembelian tiket bus dari KLIA-KL Central |
Penampilan tiket KLIA-KL Central |
Setibanya di KL central kami menuju ke seven eleven untuk
membeli perlengkapan mandi dan beberpa cemilan untuk dimakan di penginapan.
Waktu itu kami menginap di daerah brickfield yang merupakan tempat yang mudah
diakses oleh transportasi apapun oleh karena itu kami memilih menginap di
daerah brickfield saja dengan biaya penginapan RM 88/malam nama penginapannya
hotel 88. Setibanya di penginapan kami langsung bersih-bersih dan langsung keluar
sebentar untuk beli nasi ayam depan penginapan harganya RM 6 dan saya baru tahu
kalau ayam disini rata-rata ukurannya besar sepertinya menggunakan ayam boiler
yang membuat perut langsung auto kenyang. Selesai makan kami kembali lagi ke
penginapan untuk istirahat karena kami sudah merasa lelah,letih, dan
lesu..kayak iklan obat aja..wkwkwkwkwk.
Pagi harinya matahari tanggal 19 Desember 2018 membangunkan
kami pukul 09:00 waktu setempat sambil bermalas-malasan karena masih merasa capek
setelah itu langsung saja untuk bersih-bersih, selesai bersih-bersih kami
keluar dari penginapan untuk mencari sesuap nasi dan langsung menuju destinasi
yang sudah kami list sebelumnya. Selesai sarapan kami langsung membeli tiket
bus untuk menuju destinasi kami pertama yaitu di Genting untuk menghabiskan
duit disana dengan biaya tiket bus seharga RM 11.90 PP + menaiki Cable car. Keberangkatan
bus kami pukul 14:00 dan setibanya di Genting pukul 15:00. Suasana di Genting
sangat beda jauh denga Kualalumpur, suasana di Genting sangat sejuk dan selalu
ditutupi dengan kabut lembut yang membuat orang betah lama-lama disana.
Setibanya di Genting langsung saja kami menuju antrian cable
car yang nantinya akan membawa kami melewati bukit dan menuju puncak bukit
dengan pemandangan sedikit tertutupi kabut secara perlahan, perjalanan
menggunakan Cable car untuk menuju puncak bukit menurut saya yang paling epic
sih memang. Menggunakan cable car mengingatkan saya ketika berada di Vietnam
yaitu saya gagal menaiki cable car untuk menuju golden bridge yang lagi hits
itu ditambah biaya menaiki cable car yang cukup mahal menurut saya. Jadi ketika
di Genting saya merasa beruntung akhirnya bisa menaiki cable car dengan biaya
yang cukup murah dengan pemandangan yang epic. Perjalanan dari awal start
menaiki cable car sampai atas bukit memakan waktu sekitar 30 menit dan itu
bener-bener tidak terasa karena saya terhipnotis dengan pemandangan sekitar
cable car. Pada saat mencapai puncak bukit saya langsung kaget dan
terheran-heran karena diatas ada beberapa fasilitas mewah seperti Mall, hotel,
dan tempat hiburan lainnya. Tidak hanya itu saja Genting juga memiliki Casino
yang legal seperti di macau lho, cocok banget buat kamu yang sukak judi.
Daripada kamu sabung ayam, kan kasihan tuh ayamnya. Mending ayamnya kamu potong
terus kamu makan deh. Kalau mau judi mending kamu kesini aja berjudi dengan
kesan mewah...hahahaha. Karena saya orangnya suka penasaran jadi waktu itu saya
coba lewat didepannya saja, waktu itu
penjagaannya sangat ketat dengan orang-orang berseragam dan bersenjata api.
Sarapan sebelum ke Genting biar Strong |
Konter pembelian tiket bus Ke Genting |
Tiket ke Genting sudah termasuk PP dan Cable car |
Scan untuk menaiki Cable car |
Situasi antrian Cable car |
View dari Cable car menuju puncak bukit di Genting |
Hotel terbesar di dunia yang memiliki ratusan kamar dan masuk dalam Guines World Record |
Suasana Mall di Genting Highland |
Banyak sekali hiburan yang ditawarkan di Genting Highland |
Permainan favorit anak kecil |
Setelah berputar-putar lama didalam kawasan Genting yang sangat luas, kami akhirnya mulai kelaparan dan mampir di salah satu kedai disana. Jangan tanya harganya yah, pasti lumayan mahal daripada yang ada di KL. Selesai makan kami hanya menghabiskan waktu untuk nongkrong di bar sambil menikmati udara yang sejuk ini dan menunggu bus untuk kembali ke KL. Waktu itu bus ke KL pukul 19:30 waktu setempat, waktu pun cepat berlalu dan suasana di Genting masih ramai karena memang saya akui di Genting tempat yang cocok untuk menghabiskan uang. Berhubung uang saya sudah habis disini maka saya memutuskan untuk kembali ke KL central..hehehehehe.
Sesampainya di KL central Eko mengajak saya untuk menuju ke
bukit bintang dan menikmati suasana malam di jalan Alor yang cukup terkenal.
Dari KL central menuju Bukit Bintang kami menggunakan transportasi Rapid rail
KL atau semacam BTS seharga RM 2.50. Pada saat di Alor saya langsung terpesona
dengan suasana jalanan yang begitu unik, kalau di ibaratkan seperti di
Malioboro tetapi bedanya di Alor banyak gedung-gedung tinggi karena tempatnya
di perkotaan sih. Ketika berada di Alor kami hanya membeli beberapa makanan
street food saja. Suasana Alor pada malam hari memang mengasyikan karena ada
beberapa musisi jalanan yang mengundang orang-orang lokal ataupun turis untuk
duduk dan menikmati alunan musik yang dimainkan di pinggir jalan. Mungkin kalau
ada kesempatan berkunjung lagi ke KL saya mewajibkan Alor sebagai tempat
nongkrong pas malam hari. Malam pun cepat berlalu hingga jam menunjukan pukul
22:00 waktu setempat, kemudian kami memutuskan untuk kembali ke penginapan
menggunakan transportasi Rapid rail seperti awal menuju ke sini dengan biaya RM
2.50. Sesampainya di penginapan kami langsung tidur untuk menjaga kondisi badan
agar tetap fit, karena besok kami akan pindah menuju Melaka.
Suasana di Petaling street |
Suasana berada di Jalan Alor yang banyak sekali menyajikan berbagai makanan |
Banyak Juga musisi jalanan yang siap menghibur |
Photo Alor Street |
Keesokan harinya tanggal 20 Desember 2018 kami bangun pukul
09:00 dan kembali bergegas mandi, kemudian kami langsung check out dari
penginapan sekalian membeli makanan agar perjalanan tetap aman terkendali.
Selesai makan barulah kami membeli tiket KRL dengan tujuan TBS (Terminal
Bersepadu Selatan) dengan biaya RM 2.40. Perjalanan dari KL central menuju TBS
kemungkinan membutuhkan waktu sekitar 30-40 menit. Sesampainya di TBS keadaan
menjadi sangat ramai waktu itu, TBS tempatnya sangat luas dan menurut saya
terminal yang sangat sibuk, kalau di Surabaya seperti terminal Bungurasih gitu
deh. Sesampai disana kami belum tahu harus membeli tiket di loket yang mana,
dan saya mencoba bertanya kepada teman saya via WA yang sudah sering ke KL dan
Melaka tentunya. Selesai bertanya dengan teman saya, kami langsung menuju loket
dan memastikan kembali bertanya kepada petugas loket yang ada di dalam apakah
menyediakan rute Melaka dan si petugas menjawab memang ada rute menuju Melaka.
Barulah saat itu kami ikut mengantri dengan antrian yang cukup panjang. Saat
itu kami mendapatkan tiket bus TBS-Malaka RM 10.40 dengan keberangkatan pukul
12:00 waktu setempat, perjalanan kami untuk menuju Melaka memakan waktu sekitar
2 jam perjalanan darat. Saya di Bus langsung tidur karena badan merasa tidak
fit, jadi tidak bisa menceritakan perjalanan TBS-Malaka secara detail.
Perjalanan 2 jam tidak terasa karena saya tertidur cukup
pulas di bus dan saya terbangun melihat sudah berada di terminal Melaka, dari
terminal Melaka kami masih harus mencari bus lagi untuk menuju Old Town dimana
tempat kami menginap nanti dengan biaya bus RM 2. Terminal Melaka juga tidak
kala sibuknya seperti di TBS, banyak turis asing maupun wisatawan lokal yang
saya jumpai ingin ke Melaka dan killing time disini untuk beberapa hari. Sesampainya
di Old Town sekitar pukul 14:30 dan melanjutkan berjalan kaki menuju penginapan
yang tidak begitu jauh dari tempat dimana bus kami berhenti. Seperti biasa
sesampai di penginapan kami langsung Check in dan mengurus semua administrasi,
setelah itu baru mendapatkan kunci kamar. Ketika sudah berada di kamar kami
langsung beres-beres, mandi dan saya memilih untuk tidur meskipun beberapa
menit saja. Untuk teman-teman saya infokan untuk selalu menjaga kondisi badan
ketika lagi travelling yah, ketika kalian ada waktu beberapa menit saja yang
kosong mending saya sarankan untuk istirahat atau tidur. Karena itu sangat
membantu dalam travelling kalian nanti, demi menjaga ittinerary tetap berjalan
dengan lancar kedepannya.
Sekitar pukul 17:00 barulah kami memutuskan untuk jalan-jalan mengitari kota tua/old town. Tujuan pertama yang kami kunjungi yaitu pergi menuju Gereja dengan bertemakan warna merah yang menjadikan salah satu ikon di kota Melaka. Suasana disana sangat ramai oleh penduduk lokal maupun turis mancanegara seperti kami. Di Gereja ini kami hanya berfoto-foto saja disekitarnya. Banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan disini misalnya menikmati alunan musik yang dimainkan oleh para pemusik, menaiki sepeda seperti odong-odong, membeli beberapa souvenir menarik yang dijajakan oleh para penjual di stand masing-masing, menaiki boat yang disewakan disana dan masih banyak yang lain. Saat itu saya hanya berfoto dan membeli beberapa souvenir saja seperti miniatur dan magnet khas Melaka. Kenapa kami memilih Melaka untuk destinasi kami, karena jaraknya tidak terlalu jauh dari Kuala lumpur. Kemudian Melaka juga mempunyai beberapa bangunan ikonik dengan bertemakan old town karena memang disana punya old town sih....hehehehe.
Setelah saya baca di google ternyata banyak sekali hal penting dari kota Melaka ini sendiri, seperti Melaka memiliki perpaduan budaya dari beberapa negara karena dapat kita jumpai bangunan kuno dengan gaya arsitektur Melayu, Arab, China, Portugis, dan Belanda. Ditambah sejarah Melaka dulunya merupakan pelabuhan terbesar se Asia Tenggara, maka tidak heran Melaka mempunyai banyak akulturasi budaya dikarenakan Melaka merupakan jalan sutera. Dan tidak kalah pentingnya lagi Melaka ternyata dulunya cikal bakal dari negara Malaysia itu sendiri...whoaaaa...Awalnya saya ke Melaka hanya tertarik ketika melihat gereja merah yang ada di Melaka saja, dan ketika saya mencari informasi lagi mengenani sejarah gereja merah di Melaka itu merupakan gereja tertua di Malaysia dibangun tahun 1753 dan merupakan tempat ibadah yang menggunakan 4 bahasa yaitu bahasa Inggris, Melayu, Mandarin, dan Tamil.
Banyak sekali burung gakak di Malaysia |
Suasana sore itu di Old town |
Spot dari sisi lain old town dengan view sungai |
Warna cat bangunan di sekitar gereja semuanya hampir berwarna merah |
Looks good |
Ngalay dikit yakkkkk |
Tidak terasa matahari mulai terbenam menunjukan waktu
berganti menjadi malam, malam harinya kami mencoba untuk menuju Jongker street
yang terkenal itu tetapi banyak toko-toko yang tutup. Setelah saya cek di
google ternyata night market disini hanya buka di hari-hari tertentu saja,
sedikit kecewa sih karena banyak toko atau kedai yang tutup. Jadi kami
memutuskan sebentar saja di Jongker street dan pindah ke tempat keramaian yang
pada saat itu kami lihat dari kejauhan, ternyata ada night market juga tapi
tidak begitu menarik. Disana kami hanya membeli Es Milo dan beberapa gorengan
saja sambil menikmati beberapa wisata boat yang masih buka pada malam hari.
Setelah itu baru kami kembali kepenginapan untuk beristirahat sambil
menghabiskan malam di Melaka.
Jonker street di malam hari |
Keesokan harinya tanggal 21 Desember 2018 kami bangun agak
pagi pukul 08:00 bergegas untuk mandi dan setelah itu langsung Check Out dari
penginapan dan mencoba untuk memesan Grab untuk menuju terminal Melaka lagi
dengan biaya RM 8. Tiba di Terminal Melaka kami memesan kembali tiket bus
dengan PO sama yang kami gunakan dari TBS kemarin dengan biaya RM 10. Bus kami
waktu itu berangkat pukul 10:00 waktu setempat dan tiba di TBS pukul 12:00.
Tujuan kami yaitu kembali ke penginapan awal yang kami pesan di daerah KL
Central, waktu itu kami menggunakan rapid KL untuk menuju KL Central dengan
biaya RM 10.
Setibanya di KL Central langsung saja kami menuju penginapan
dan cepat saja menaruh semua barang dan keuar lagi, hari ini tujuan kami yaitu
menuju Batu Caves, Twin tower, dan petaling street. Langsung saja setelah
keluar dari penginapan kami menuju loket kembali untuk membeli tiket komuter
line menuju Batu caves, waktu itu kami menggunakan komuter dengan keberangkatan
pukul 14:30 waktu setempat dengan biaya RM 2.6. Perjalanan dari KL central
menuju Batu caves memakan waktu sekitar 30 menit saja.
Setiba di Batu Caves tidak banyak waktu yang kami gunakan
disana, kami hanya berfoto didepan tangga saja. Sebenernya saya pengen naik
keatas melewati tangga yang cukup tinggi itu, tetapi kata teman saya disana
tempatnya sangat jorok dan teman saya tidak menyarankan untuk pergi kesana.
Jadi saya hanya mengikuti perkataan Eko saja, karena dia sudah sering kesini
ditambah lagi waktu itu cuaca tidak mendukung dan hujan turun dengan lebat
secara tiba-tiba. Waktu di Batu Caves kami hanya meluangkan waktu sekitar 30
menit saja dan kami memutuskan untuk langsung menuju ke destinasi selanjutnya.
Pertama kemari langsung terkagum melihat tempat yang sangat epic ini |
kemudian loncat kegirangan |
dan akhirnya menggunakan jurus menghilang karena harus buru-buru ke spot selanjutnya |
Tujuan Komuter kami waktu itu dengan pemberhentian di
stasiun Bank Negara karena teman saya ingin ke SOGO terlebih dahulu untuk
belanja beberapa baju sambil menunggu hujan reda. Setelah membeli beberapa
helai baju kami memutuskan untuk menuju supermarket terdekat untuk membeli
beberapa cokelat sebagai oleh-oleh. Barulah setelah itu kami menggunkan komuter
line lagi dengan pemberhentian KLCC. Sesampainya di KLCC kami berjalan kaki
sekitar 30 menit menuju twin tower untuk sekedar berfoto sebentar dikarenakan
sudah malam hari juga dan melanjutkan perjalanan lagi ke petaling street/China
town yang dimana disana merupakan pusat perbelanjaan yang cukup murah dan
beragam barang yang dijual menurut Eko. Kami membeli beberapa souvenir disini
seperti miniatur twin tower yang harganya lebih murah dibanding saya beli di Melaka
kemarin. Selain miniatur ada juga beberapa souvenir seperti baju, tas,
gantungan kunci, dan masih banyak yang lain. Keadaan di China town waktu itu
sangat ramai, memang dimana-mana negara yang mempunyai daerah China town harus
di kunjungi karena pasti terdapat beberapa street food yang harganya cukup
terjangkau dan yang pasti banyak menjual barang-barang souvenir. Selesai puas
membeli oleh-oleh kami menuju stasiun komuter untuk menuju KL Central dan ke
penginapan untuk istirahat, karena perjalanan hari ini cukup melelahkan dengan
beberapa destinasi yang cukup banyak dan waktu yang sangat sedikit ditambah
besok kami harus meninggalkan negara Malaysia dan kembali ke rumah
masing-masing.
Twin Tower |
Last destination with super moon ^^ |
Keesokan harinya tanggal 22 Desember 2018 penerbangan kami
berbeda, jadi teman saya menggunakan maskapai malaysia air line sedangkan saya
menggunakan air asia yang harganya terjangkau bagi saya. Teman saya take off
pukul 13:00 sedangkan saya take off pukul 16:00 waktu setempat. Eko pagi hari
pukul 09;00 sudah mulai bersih-bersih dan berpamitan kepada saya untuk menuju
bandara sedangkan saya Checkout pukul 11:30 dan langsung menuju KLIA2. Sebelum
ke KLIA2 saya harus membeli tiket bus yang saya beli di KL central dengan biaya
RM 12. Perjalanan dari KL Central sampai KLIA2 hanya membutuhkan waktu sekitar
30 menit saja tanpa ada kemacetan yang saya temui selama di negara Malaysia
karena kendaraannya berkendara cukup teratur semua.
Begitulah cerita singkat perjalanan saya pertama kali
menginjakan kaki di negeri jiran Malaysia bersama guide lokal teman saya sendiri
dengan mengunjungi beberapa destinasi yang baru bagi saya...hehehehehe. Banyak
sekali ilmu dan beberapa hal baru yang saya dapatkan disini, yang paling saya
suka waktu berada di jalan Alor dengan atmosfir manusianya yang cukup ramai dan
menghibur. Jalan Alor saya rasa menjadi tempat yang cocok untuk menghabiskan
malam selama di Kualalumpur. Saya sih merekomendasikan bagi kalian yang belum
pernah ke Malaysia untuk mengunjungi Alor dan Genting, kalau untuk Melaka
sebenarnya cukup bagus untuk wisata karena sejarah awal negara Malaysia yaitu
berada di kota Melaka itu sendiri, tetapi kalau menurut saya untuk pengelolaan
Melaka dijadikan tempat wisata masih kurang optimal saja. Untuk pertama kalinya
saya keluar negeri tidak kena scam yah di Malaysia ini, dan itu merupakan
kebanggaan tersendiri bagi saya.
Hahahahaha...
Sekian cerita dari saya, semoga
bermanfaat bagi temen-temen baik yang sudah ataupun belum mengunjungi negara Malaysia. Meskipun saya telat 2bulan untuk posting
harap maklum yah memang pekerjaan membuat artikel menurut saya butuh perjuangan
tersendiri karena saya sendiri orangnya moody, kalau lagi pengen dan ada waktu
kosong baru saya kerjakan. Belum lagi untuk merevisi artikel dan editing foto
dan lain-lain. Apabila kalian ingin bertanya kepada saya silahkan saja, tetapi
saya akan menjawab sebisa dan setahu saya saja. Apabila teman-teman mempunyai
kemauan dan keinginan dengan apa yang ingin kalian lakukan, langsung saja
lakukan itu dan yang pasti itu tidak merugikan orang lain dan tetap positif
yah. “Do it Now or Nothing”.
Bonus foto kakashi yang lagi bosen di konoha dan dia memutuskan untuk ngemall dengan anak generasi milenial |