DISCOVER THE BEAUTY OF NORTHERN THAILAND

by - 06.21.00

     Perkenalkan nama saya Denny, bertempat tinggal di kota Gresik, lahir di tahun 8 September 1991. Ada pepatah mengatakan "tak kenal maka tak sayang", oleh sebab itu saya berkenan untuk mengenalkan identitas saya disini sebagai penulis terlebih dahulu agar semua pembaca nantinya akan lebih sayang sama saya..ehhhhh...maksudnya semua pembaca nantinya lebih tertarik dengan artikel-artikel selanjutnya. Oke saya rasa cukup perkenalannya, selanjutnya ini adalah artikel pertama atau istilahnya perdana yang akan saya share kepada teman-teman yaitu tentang liburan backpaker ala wisatadenny selama 9 hari di negara gajah putih di bulan April tepatnya tahun 2016 kemarin. Sesuai dengan judulnya, artikel ini nantinya akan membahas dan memberikan beberapa informasi kota dan tempat wisata yang akan saya jelajahi di mulai dari kota Bangkok hingga perbatasan 3 negara yaitu kota Chiang Rai. Ok langsung saja saya akan mengulas perjalanan saya dimulai dari........sekarang.

     Perjalanan ke negara gajah putih ini berawal dari keinginan menikmati kembali liburan di Thailand yang dulu, dan ini merupakan kunjungan ke2 kalinya yang sebelumnya saya kesini bersama team dalam rangka lomba marching band tingkat internasional mewakili Jawa Timur serta alasan lain yaitu sebelum pasport kadaluarsa. Sayang banget kan kalau pasport sudah kadaluarsa dan cuman digunakan sekali itu saja, apalagi pasport itu dapat sponsor dari pihak marching band. Waktu itu kebetulan saya bersama temen dekat saya bernama Irma dan 2 teman lainnya Tio dan Lauren merencanakan liburan ini setahun lalu sebelum keberangkatan berarti tepat di tahun 2015, Mengapa merencanakan liburannya sangat lama? jawabannya yang pasti yaitu untuk menabung dan disamping itu mencari tiket penerbangan promo yang kebetulan waktu itu dipersembahkan oleh Air Asia. Berhubung saya dan teman saya yang lain berada di kota yang berbeda-beda maka meet pointnya nanti di Jakarta (CGK) pada tanggal yang sudah disepakati.

     Mengapa memilih liburan di negara Thailand, kan sebelumnya sudah pernah ke Thailand, apa tidak bosan ? jawabannya adalah belum bosan dan kebetulan saya dulu ke Thailand tujuannya hanya lomba, jadi untuk mengunjungi tempat wisata saat itu sangat kurang waktunya meskipun dulu sempat singgah sebentar di Asiatique dan beberapa mall di Bangkok. Alasan lain yang menguatkan niat kami pergi ke Thailand yaitu ingin bergabung dan merasakan bagaimana sih festival Songkran yang diperingati oleh seluruh warga Thailand pada tiap tahunnya, festival ini jatuh pada pertengahan bulan april.

     Apa itu festival songkran ? mungkin ada yang belum banyak tahu mengenai festival songkran yang ada di Thailand. Festival Songkran awalnya sebuah tradisi di Thailand untuk mensucikan/membersihkan diri, warga Thailand merayakannya dengan cara pergi ke tempat ibadah untuk menyiram air ke patung budha yang ada disana dengan cara perlahan dan kemudian dilanjutkan dengan berdoa setelahnya. Tetapi seiring berkembangnya zaman masyarakat Thailand memperingati songkran dengan cara sedikit berbeda yaitu bebas menyiramkan air ditambah melumuri bedak dingin kepada setiap orang yang lewat didepannya dan dengan catatan orang yang menjadi sasaran tidak boleh marah karena festival ini tujuannya untuk senang-senang. Festival songkran biasanya diperingati di pertengahan bulan April yang dilaksanakan antara 3-6 hari berturut-turut diseluruh pelosok negara Thailand. Wah...gimana, seru bukan ? bayangkan kalian kalau tidak tahu festival ini sedang berlangsung dan kebetulan waktu itu ada keperluan diluar, baru keluar dari penginapan langsung byurrrrrrr....dan itu menjadi sambutan yang manis diawal pagi hari yang cerah. hahahahahaha... Oleh sebab itu penting hukumnya ketika berkunjung ke Thailand sambil cek informasi mengenai festival disana, atau kalau tidak ingin basah ingat pepatah "sedia payung sebelum hujan", tapi disini payung juga tidak mempan dan lebih dianjurkan untuk memakai jas hujan saja. Happy Songkran day.
Salah satu cover majalah yang disediakan dari pihak maskapai
     Begitulah sedikit informasi dan sedikit gambaran mengenai festival songkran yang akan saya ikuti nanti di Thailand. Setelah membahas apa itu festival songkran kita lanjut ke topik selanjutnya yaitu masalah tiket penerbangan dan penginapan selama disana. Kebetulan saya dan rombongan mendapatkan tiket PP dari jakarta (CGK) ke Bangkok (DMK) sekitar 1,6jt/orang. Agak susah sih untuk menyesuaikan budget dan jadwal penerbangan yang akan kita inginkan, karena terkadang disaat tanggal penerbangan sudah ada yang murah tetapi tiket pulangnya yang mahal. Jadi harus teliti dalam mencari jadwal dan mencocokan dengan budget masing-masing. Setelah mempertimbangkan dari segala aspek saya dan rombongan fix mendapatkan jadwal berangkat dari jakarta (CGK) tanggal 10 April 2016 dan pulangnya tanggal 19 April 2016. Lama yah ? 9 hari disana mau ngapain aja ? sedangkan kami harus berhemat selama 9 hari itu karena saya pribadi juga tidak terlalu banyak membawa uang, maklum kami disana nanti niatnya backpaker jadi semua pengeluaran harus di kontrol biar tidak mengalami over control nantinya.

     Selama berada di Thailand nanti saya diberi amanat oleh teman-teman kasarannya sebagai guide mulai dari destinasi yang akan dikunjungi dan merangkap menjadi time keeper, tapi saya juga dibantu oleh Irma yang waktu itu sebagai penerjemah karena kebetulan dia pandai berbicara bahasa inggris daripada saya selama di Thailand. Info penting buat kalian yang ingin berkunjung ke Thailand khususnya pertama kali kesana bahwa kebanyakan warga Thailand juga sangat kurang dalam berbahasa Inggris, maka sarankan untuk kalian belajar bahasa tubuh karena senjata itulah yang paling ampuh ketika disana sama-sama bingung saat berinteraksi...trust me it's work..hahahahaha... Setelah mendapatkan amanat dari teman-teman kemudian saya mulai membuat itinerary gimana caranya agar liburan nanti terasa seru dan tidak membosankan, karena setelah saya membaca dan menganalisa informasi di internet biasanya kalau pergi liburan ke Thailand pasti hanya berkeliling disekitaran kawasan Bangkok saja seperti ke pusat perbelanjaan dan mengunjungi Wat (kuil) sekitaran Bangkok. Setelah mendapatkan berbagai macam informasi di internet ternyata negara Thailand itu mempunyai banyak tempat destinasi wisata yang masih jarang untuk dikunjungi oleh wisatawan asing seperti rombongan saya. Hasil dari itinerary yang saya buat disini merencanakan untuk tidak stay di Bangkok saja melainkan untuk menjelajah wilayah utara Thailand yang nantinya menuju kota Chiang Mai dan Chiang Rai selama 9 hari itu. Ketika kami mempunyai itinerary dan semua peralatan serta perlengkapan sudah siap maka perjalanan kami menjelajah bagian utara negara Thailand siap dimulai...jeng...jeng...jeng...

    Dimulai di tanggal 09 April saya dan Irma merencanakan untuk berangkat dari Surabaya ke Jakarta menggunakan kereta api ekonomi agar lebih hemat. Tetapi hal yang tidak diinginkan terjadi pada kami, apa itu ? Kami ditinggal kereta. Kenapa keretanya meninggalkan kami? mungkin dia lelah menunggu kami yang tak kunjung datang..hahahaha... alasannya waktu itu ada sedikit masalah yang tidak bisa kami prediksi sebelumnya dikarenakan sebelum menuju stasiun Surabaya saya terlebih dahulu menjemput Irma yang menghadiri wisuda temannya di Malang. Sehabis dari acara wisuda menuju Surabaya ternyata jalanan macet dan kami hanya bisa berfikir optimis pasti bisa tepat waktu, tetapi tuhan berkehendak lain. Sempat berfikir kalau naik bus juga tidak akan bisa karena jika menaiki bus perjalanan Surabaya - Jakarta memakan waktu seharian. Dengan sangat terpaksa jalan satu-satunya yaitu menggunakan pesawat untuk ke jakarta, niat awal untuk meghemat budget sudah tidak terealisasi di awal keberangkatan. Akhirnya kami dapat pesawat dengan keberangkatan besoknya menuju Jakarta seharga Rp.500.000an/orang.

     Keesokan harinya sesampainya di Jakarta (CGK) masih pukul 07:00 sedangkan pesawat keberangkatan ke Thailand masih pukul 17:00, terpaksa saya dan Irma menuju CK yang ada disana sambil sarapan dan melakukan hal-hal yang mengusir rasa bosan pastinya karena kami menunggu di bandara dari pagi sampai sore. Setelah lama menunggu teman kami yang lain Tio dan Lauren datang juga, ketika semua orang sudah berkumpul kami langsung Check-in dan kami siap untuk berangkat. Untuk sampai di Bangkok kami harus menunggu sekitar 3jam di udara. Kegiatan kami selama dipesawat ada yang foto, gosip, dan saya hanya membaca majalah yang salah satu covernya acara songkran yang semakin membuat saya tidak sabar untuk mengikuti festival tersebut. Sesampainya di Bangkok (DMK) yang waktu itu jam menunjukan sekitar pukul 20:00, kami langsung menuju cek pasport dan beberapa tahapan lain sampai kami keluar dari semua pemeriksaan. Setelah urusan di bandara sudah selesai kami langsung menuju konter kartu perdana di bandara (DMK) yang terletak di dekat pintu keluar untuk mengganti sim card sebelumnya menjadi sim card Thailand biar bisa tetap update di sosmed dan yang pasti untuk petunjuk arah selama berada di Thailand. Sekedar informasi nama konter yang saya kunjungi waktu itu kalau tidak salah namanya "TrueMove", di Thailand cuman hanya ada 3 operator sim card yaitu : AIS, DTAC, dan TrueMove meskipun bisa juga sim card dari Indonesia yang bisa digunakan disini, hanya saja untuk kuota internet harganya jauh lebih mahal dibanding sim card lokal. Kenapa saya memilih TrueMove bukan sim card yang lain ? karena menurut beberapa sumber informasi yang saya baca sebelum berangkat ke Thailand, TrueMove merupakan sim card yang memiliki harga lebih murah untuk paket tourist dan backpaker. Oleh sebab itu saya menggunakan sim card TrueMove, waktu itu saya membeli sim cardnya seharga THB 399 itu sudah beserta paket kuota internet selama 15 hari. Apabila kalian ingin menggunakan sim card lain juga boleh kok itu semua tergantung selera masing-masing.
Welcome to Thailand
Beberapa paket kuota yang disediakan pihak TrueMove
     Selesai dari urusan mengganti sim card kami semua langsung keluar dari bandara dan sesampai diluar kami semua bingung mau melakukan apa. hahahahaha...hal yang menurut saya wajar bagi backpaker newbie seperti kami karena ini sudah diluar jangkauan wilayah kami semua. Setelah melihat dari internet sebenernya ada 2 cara menuju penginapan yang sudah kami pesan sebelumnya dari bandara yaitu menggunakan taxi atau bus yang lewat didepan bandara. Kebetulan waktu itu kami menginap di kawasan khaosan road dan nama penginapan kami "New Siam guest house 2". Sekedar informasi khaosan road adalah salah satu wilayah para backpaker dari seluruh dunia berkumpul untuk bermalam atau melakukan aktivitas lainnya karena harga makanan dan penginapan yang cukup terjangkau bagi para backpaker dunia. Apabila kalian jeli dan sabar dalam memilih penginapan pasti akan mendapatkan harga yang jauh lebih murah disni. Tetapi untuk mengantisipasi apabila ada sesuatu yang tidak diinginkan kalian juga bisa booking via online menggunakan web seperti Agoda atau Traveloka. Ketika menggunakan booking via online melalui web kalian bisa mendapatkan discount sesuai dengan kebijakan yang telah disepakati, karena jika kalian memesan langsung ditempatnya terkadang kita tidak mendapat discount melainkan mendapat harga normal seperti biasanya. Jadi untuk lebih menghemat budget disarankan buat backpaker booking via online terlebih dahulu.

   Kembali ke topik pembahasan setelah dari bandara kami memutuskan mencoba menggunakan kendaraan bus agar seperti backpaker yang lain, masih dalam keadaan browsing menurut penelusuran di internet apabila menggunakan kendaraan bus harus menggunakan bus yang tujuannya melewati Cathuchak dan oper bus lagi dengan nomer kendaraan tertentu, waktu itu saya lupa nomernya karena terlalu banyak bus yang lewat. Setelah menunggu sekitar 30 menit di bandara barulah kami melihat bus dengan tujuan Cathuchak langsung saja kami semua naik bus dengan warna kuning menyala tujuan Cathuchak tarifnya sekitar THB 30an/orang, di bus ini kondekturnya perempuan menggunakan seragam rapi layaknya pramugari, padahal ini berada didalam bus kota dengan membawa alat penyimpan uang yang unik menurut saya karena alat tersebut diputar-putar kemudian munculah koin receh dari alat tersebut. Sesampainya di kawasan yang kami yakini Cathuchak itu kami semua langsung turun dan mencari bus sekali lagi dengan nomer tertentu yang kami lupa nomer bus nya sekitar THB 6/orang. Lama menunggu di pinggir jalan akhirnya bus itu lewat dan kami semua tanpa pikir panjang langsung naik dengan perasaan yang agak ragu juga karena kami tidak begitu yakin dengan bus yang kami naiki dikarenakan kita sudah menunggu lama di salah satu halte Chathucak.
 
     Apabila kalian ragu dengan bus yang nanti akan dinaiki disarankan langsung bertanya ke kondekturnya dengan bahasa Thai (bagi yang mampu) atau menggunakan bahasa inggris kalau kondekturnya paham, kalau kondekturnya tidak paham maka dimohon bersabar karena ini semua hanya ujian...hahahahaha. Kenapa saya bercerita seperti ini? karena ini semua kejadian pada kami waktu di bus yang kami naiki ke2, pada saat kami bertanya kepada kondekturnya memakai bahasa inggris yang intinya ketika diterjemahkan berbunyi "apakah bus ini melewati khaosan road ?" si kondektur hanya terdiem tanpa sepatah kata terucap dari bibir manisnya. Didalam hati waktu itu saya merasa tersakiti karena saya merasa dicuekin dengan sikapnya yang begitu dingin kepada kami...hahahahaha...dan saya hanya menebak bahwa kondektur pasti tidak bisa berbicara bahasa inggris. Setelah peristiwa itu saya tidak putus asa, kemudian saya mencoba bertanya kepada orang lokal depan kursi saya dengan kalimat yang sama tetapi dia hanya merespon dengan melambaikan tangan kepada saya. Maka dengan kejadian yang saya alami ini sebelumnya diatas saya sudah memberitahu bahwa bahasa tubuh itu sangat bermanfaat dan sangat penting ketika berada di Thailand. Setelah bus melewati kawasan yang ramai akan bule-bule kami pertamanya tidak menyadari bahwa itu adalah khaosan road, dengan bersikap santai setengah bingung melihat jalanan dari kejauhan seperti terlihat bangunan Grand palace. Grand palace adalah tempat wisata yang lokasinya dekat dengan kawasan khaosan road dan bus tersebut tiba-tiba kebetulan berhenti karena ada orang yang turun disitu, kami kemudian langsung berunding dan memutuskan kepastian dengan cepat apakah kami harus turun disini atau tetap menunggu didalam bus. Akhirnya setelah mempertimbangkan dari segala bukti dan informasi kami memutuskan untuk turun disini juga dengan langkah terburu-buru karena bus sudah mulai berangkat perlahan. Dijalan kami membicarakan kejadian tersebut dengan perasaan yang masih bingung, nekat, dan lucu karena moment itu adalah pertamakalinya menaiki bus kota di Thailand tanpa mengetahui pasti titik pemberhentiannya ada dimana, turun dari bus kami langsung melihat menggunakan map di ponsel dan ternyata memang benar daerah bule-bule yang kami lewati tadi adalah kawasan khaosan road. Pada saat itu didalam bus sinyal yang ada di ponsel sangat sulit dan dari situlah kepanikan kami mulai muncul.

Kondektur dalam bus yang terlihat rapi
suasana didalam bus dari bandara menuju Cathuchak
     Turun dari bus yang terakhir kami melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki sampai menuju khaosan road hingga akhirya kami menemukan penginapan yang sudah di booking sebelumnya untuk bermalam 3 hari selama di Bangkok, perjalanan kami tadi lumayan jauh untuk jalan kaki sekitar 30 menit untuk sampai di penginapan. Tetapi rasa capek terbayar karena waktu itu jalan kaki sambil foto-foto dijalan. Setelah sampai penginapan kami langsung check in memberikan bukti pembayaran kebetulan waktu itu kami menggunakan booking via Agoda dan menyelesaikan pembayaran. Setelah urusan administrasi dengan pihak penginapan kami langsung menuju kamar masing-masing untuk menyimpan semua barang dan bersih-bersih sebentar setelah itu lanjut jalan-jalan menikmati khaosan road di malam hari. Waktu kami menelusuri khaosan road, kami juga sempat mencoba mencicipi makanan khas thailand yaitu pad Thai atau semacam mie dengan beberapa aneka sayur diatasnya ditambah bumbu khas thailand yaitu bumbu kacang seharga THB 30/orang, setelah dirasa cukup menikmati malam kami langsung kembali untuk beristirahat di kamar masing-masing.
 Suasana daerah khaosan road dekat dengan penginapan

     Keesokan harinya di tanggal 11 April, beberapa tempat wisata di Bangkok yang akan kami kunjungi diantaranya :

- Grand Palace
- Menjelajah sungai mekhong (tertipu) nanti akan dibahas lebih lanjut
- Wat Pho
- Asiatique

GRAND PALACE

    Keesokan harinya muculah matahari pertama dari kota Bangkok seolah menandakan kegiatan yang telah kami susun dengan rapi akan segera dilakukan, dimulai dari bangun pagi sekitar pukul 08:00 mandi dan sarapan dengan perbekalan yang kami miliki untuk mengisi perut biar tidak terlalu kelaparan selama berada dijalan karena perjalanan kali ini lumayan menguras keringat. Dari awal berangkat saya berniat apabila sudah tiba dibangkok harus menyewa motor untuk moda transportasi kami selama menjelajah di beberapa tempat destinasi yang sudah ditentukan, tetapi setelah sampai kami tidak menyewa motor dikarenakan tidak menemukan persewaan motor didekat penginapan dan dengan terpaksa untuk ke tujuan pertama yang akan kami kunjungi yaitu Grand Palace harus jalan kaki. Selain lokasinya yang tidak terlalu jauh dari khaosan road dan menhemat budget kami memutuskan untuk berjalan kaki saja. Perjalanan meuju Grand Palace dari penginapan tidak terlalu jauh, mungkin bisa ditempuh dengan waktu 30-40 menit saja. Waktu itu perjalanan menuju Grand Palace tidak terasa lelah karena  disepanjang jalan kami gunakan untuk foto dan mengobrol hingga sampailah di depan gerbang Grand Palace yang sangat megah.

Didepan National Museum Bangkok
     Saat mengunjungi Grand Palace keadaan sangat ramai oleh wisatawan asing maupun dalam negeri, sehingga membuat saya berfikir apakah tiap hari memang ramai seperti ini kali yah ? (maklum belum pernah kesini sebelumnya) atau mungkin karena dekat dengan festival Songkran juga. Banyak sekali wisatawan asing ataupun dalam negeri ketika mengunjungi Grand Palace secara rombongan dengan jumlah mulai dari yang sedikit sampai jumlah banyak. Sekitar jalanan menuju Grand Palace saya melihat banyak sekali bus yang terparkir rapi disepanjang jalan dengan menurunkan beberapa orang didalamnya.

    Setelah memasuki pintu gerbang Grand Palace kami langsung menuju loket yang menjual tiket wisata THB 500/orang. Ketika memasuki gerbang pintu masuk sempat merasa bingung karena tidak jauh dari gerbang pintu masuk Grand Palace banyak sekali antrian yang mengular dan kami harus mengikuti antrian yang mana? Dengan wajah yang terlihat bingung, akhirnya ada petugas yang melihat kami dan petugas tersebut mengarahkan kami untuk mengikuti antrian yang sudah ditunjukan oleh petugas tadi. Setelah saya lihat ternyata untuk antrian yang lain itu untuk rombongan turis luar negeri, karena waktu diadakan pemeriksaan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Selesai dari antrian kami hanya di beri tanda pada setiap tas semacam sedotan yang diikat, awalnya saya tidak tahu fungsinya untuk apa? Setelah saya fikir lagi mungkin sebagai pembeda antara rombongan turis dan yang lain, atau mungkin juga kami seperti orang lokal yah...kurang tahu juga sih...hehehehe

     Sekedar informasi untuk yang belum pernah mengunjungi Grand Palace saya beritahu sebelumnya diwajibkan untuk berangkat lebih pagi, mengapa? karena Grand Palace tempatnya sangat luas ditambah ketika matahari sudah naik suhu disana bisa mencapai lebih dari 35º C, bisa kalian bayangkan suhu paling panas ditempat tinggalmu di indonesia berapa derajat? Belum lagi ditambah bangunan Grand Palace kebanyakan menggunakan warna emas yang dapat memantulkan cahaya dari setiap bangunan pasti sangat menyilaukan mata. Saya tambahkan ketika akan mengunjungi Grand Palace diusahakan berangkat lebih awal, membawa air minum secukupnya, payung, sunblock, kacamata, topi, memakai sepatu dan jangan lupa membawa salep untuk pegal-pegal. Tidak menutup kemungkinan perlengkapan itu semua untuk mengantisipasi keadaan yang tidak diinginkan disana, agar wisata kalian mengunjungi Grand Palace tetap mengasyikan. Kebetulan disaat saya berkunjung waktu itu ada momment dimana seperti upacara kecil dari pasukan tentara Grand Palace ketika memasuki sebuah bangunan yang orang lain tidak diperbolehkan masuk serta di iringi beberapa lagu dari drum band yang beranggotakan pasukan di Grand Palace.

Suasana didepan pintu masuk Grand Palace
Loket pembelian tiket masuk Grand Palace


Ini tiket masuk ke Grand Palace

Upacara dari penjaga Grand Palace yang tadi saya maksud
Salah satu bangunan yang ada di kawasan Grand Palace
Salah satu bangunan yang ada di kawasan Grand Palace

MUTER-MUTER SUNGAI MEKHONG

     Puas mengelilingi beberapa bagunan Grand Palace mungkin waktu itu sekitar pukul 12:00 kami langsung saja memburu waktu agar semua destinasi bisa tercapai sesuai dengan rencana yang sudah tersusun sebelumnya. Destinasi selanjutnya yaitu Wat Pho yang sebenarnya tidak jauh dari Grand Palace letaknya di sebelah kawasan Grand Palace. Keluar dari Grand Palace kami langsung mengikuti palang penunjuk arah yang mengharuskan untuk belok ke kiri setelah keluar dari Grand Palace yang nantinya mengarah menuju Wat Pho, tetapi waktu itu mampir di pasar terlebih dahulu untuk membeli beberapa air minum dan buah-buahan segar. Minuman di daerah pasar banyak sekali variannya, mulai dari soft drink, air putih, teh, jus botol dengan harga kisaran sekitar THB 10-20 kemudian untuk buah-buahan segar dijual dengan harga berkisaran THB 20, dengan harga yang cukup murah kalian bisa merasakan segarnya air minum dan buah-buahan segar dikala suhu mencapai angka 36-39 derajat. Meskipun buahnya terlihat biasa saja tetapi waktu dimakan akan terasa segar, disepanjang jalan kami melangkah pasti menyempatkan untuk membeli buah-buahan tersebut.

     Selesai membeli air minum dan buah-buahan segar di pasar kami melanjutkan perjalanan kembali menuju Wat Pho yang dari awal kami belum tahu tempatnya secara pasti, kami hanya mengandalkan petunjuk jalan yang berada di dekat pintu keluar Grand Palace saja. Setelah jalan sekitar 15 menit kami tidak juga menemukan bangunan Wat Pho. Akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat sebentar dipinggir jalan sambil minum air yang tadi dibeli dan kebetulan disana ada 2 orang warga lokal yang bekerja sebagai penarik tuktuk (angkot) yang mengajak kami berbincang basa-basi seperti menanyakan datang dari negara mana dan lain-lain. Setelah beberapa lama berbincang dengan orang tersebut kami mulai terbawa suasana dengan percakapannya, kemudian timbul percakapan yang kami anggap serius.

Percakapan kami versi Indonesianya seperti dibawah ini :

penarik tuktuk : mau kemana setelah ini ?
kami : mau ke Wat Pho,
penarik tuktuk : didalam Wat Pho saat ini masih ada kegiatan upacara dan dibuka kembali pukul 14:00. Sambil menunggu Wat Pho kembali buka kalian jalan-jalan saja menggunakan tuk-tuk yang nantinya menuju dermaga kemudian kalian bisa menyewa perahu/boat untuk berkeliling di sungai Mekhong.
kami : (berunding terlebih dahulu) ok kami mau.

     Langsung saja kami berangkat menaiki tuktuk yang di miliki bapak-bapak yang mengajak kami berbincang tadi di pinggir jalan. Saat itu kami merasa senang dan tidak terlihat keganjilan sedikitpun sekalian mendapat pengalaman baru naik transportasi khas asal negeri gajah putih sambil berfoto didalam tuktuk. Perjalanan ke dermaga menggunakan tuktuk memakan waktu sekitar 15-20 menit dari tempat kami berbincang dengan bapak-bapak penarik tuktuk tersebut. Setelah sampai dermaga kami membayar ongkos naik tuktuk sekitar THB 5/orang. Sesudahnya berurusan dengan tuktuk kami langsung didekati seseorang yang tampilannya seperti dari pihak wisata sungai Mekhong dan menawarkan secarik kertas yang berisi tarif naik perahu menyusuri sungai Mekhong THB 700/orang, (surprise madafakaaaa) waktu itu kami semua sontak terkejut dengan harga naik perahu dipatok sebesar itu dan waktu itu masih belum terfikir bahwa kami akan ditipu. Saya hanya berfikir sudah sampai disini dan Wat Pho masih belum bisa dimasuki, yasudah dengan terpaksa kami mencoba tawar sampai harga final THB 400/orang. Mungkin ini merupakan sekaligus tempat destinasi baru bagi kami yang cukup seru nantinya. Kapan lagi menyusuri sungai Mekhong yang terkenal dan menjadi ikon negara Thailand.

     Setelah mendapatkan harga yang disepakati kami langsung naik ke perahu yang sudah disediakan oleh pihak wisata sungai Mekhong, perjalanan menyusuri sungai Mekhong dimulai selama kurang lebih 60 menit dan ini merupakan wisata termahal kedua setelah Grand Palace. Pada saat perahu mulai berjalanan pemandangan yang kami dapat bisa saya gambarkan sungai dengan warna cokelat yang tidak terlalu kotor, kanan kiri merupakan rumah penduduk pinggiran, terdapat floating market tetapi hanya beberapa orang saja yang berjualan di atas perahu. Sungai Mekhong adalah sungai terpanjang dan paling populer di negara Thailand, ditambah juga konon terdapat ikan lele terbesar di Thailand karena sungai Mekhong merupakan tempat tinggalnya ikan lele dengan jumlah yang sangat banyak. Disepanjang jalan yang kami lalui di sungai Mekhong, kebetulan kami bertemu dengan beberapa warga lokal memberi makan ikan lele dengan roti yang diiris kecil-kecil. Dari situlah ikan lele banyak yang bermunculan saling bergantian layaknya seperti atraksi yang harus dilihat oleh turis ketika menyusuri sungai mekhong. Tidak terasa waktu berjalan cepat hingga kami harus turun di dermaga terdekat sebelah tempat kami berangkat tadi dan diharuskan membayar uang lagi sekitar THB 20/orang untuk bersandar di dermaga. Dekat dari dermaga tempat kami turun ada sebuah pasar yang menawarkan banyak barang unik dan khas dari Thailand. Ternyata dermaga tempat kami turun itu juga bisa untuk menuju ke Wat Arun, tetapi kami tidak merencanakan kesana karena Wat Arun lagi di renovasi.

     Setelah melewati beberapa kios di pasar kami menemukan jalan keluar menuju jalan raya. Keluar dari pasar yang ada di dermaga saya mulai sedikit ingat bahwa sebelum berangkat ke Thailand saya sering mencari informasi seputar negara Thailand dan kebetulan waktu itu yang saya baca menjelaskan sering terjadi scam/penipuan banyak dilakukan oleh oknum tuktuk. Scam/penipuan yang sering saya baca menimpa turis yang akan mengunjungi Grand Palace kemudian kronologinya datang oknum pengendara tuktuk seolah memberitahu bahwa Grand Palace sedang tutup karena ada upacara. Kemudian supir tuktuk langsung menawarkan jasanya pada turis untuk berkeliling disekitar Grand Palace dan nantinya menuju beberapa toko perhiasan dengan tujuan apabila turis tersebut membeli disalah satu toko perhiasan maka supir tuktuk akan mendapat uang bensin dari pemilik toko perhiasan tersebut.  Modus ini kurang lebih sama seperti halnya yang saya alami kali ini menuju Wat Pho hanya saja sedikit berbeda dalam eksekusinya. Padahal saya sudah belajar memahami macam-macam scam/penipuan yang sering terjadi di Thailand tetapi masih saja saya tertipu dengan kelihaian oknum yang tidak bertanggung jawab. Kemungkin ini merupakan scam/penipuan dengan modus baru yang dilakukan di Wat Pho, tidak menutup kemungkinan akan dilakukan ditempat wisata lain. Jadi ini merupakan sedikit informasi penting untuk kalian agar lebih berhati-hati dan waspada dengan ucapan seseorang yang baru saja kenal terutama dari mulut oknum pengendara tuktuk. Bukan maksud saya menjelekan atau menjudge semua tuktuk seperti itu, mungkin hanya beberapa dari oknum pengendara tuktuk tidak bertanggung jawab yang hanya memikirkan penghasilannya dari jalan pintas seperti kejadian yang saya alami ini.  

Itu dia tuktuk alat transportasi khas Thailand
foto disaat naik boat dan menjelajahi sungai mekhong
Nenek ini adalah salah satu yang ada di floating market sungai mekhong

WAT PHO

     Sehabis keluar dari dermaga kami langsung  mencari jalan untuk menuju Wat Pho yang jaraknya ternyata tidak jauh dari dermaga, disepanjang perjalanan langkah kami terhenti pada penjual buah segar dipinggir jalan dan setelah membeli buah segar kami melanjutkan perjalanan sampai Wat Pho kami langsung membeli tiket masuk seharga THB 100/orang. Kelebihan dari tiket wisata masuk Wat Pho dapat ditukarkan dengan air mineral pada tempat yang sudah disediakan disana. Pertama kali memasuki sebuah ruangan dimana terdapat Budha tidur yang sangat besar saya merasa takjub, karena selama ini hanya bisa melihat patung Budha tidur hanya melalui media internet saja tetapi sekarang saya bisa melihat secara langsung dan berfoto disamping patung Budha tidur atau yang disebut dengan Wat Pho. Sekadar informasi mengenai tata tertib pengunjung ketika memasuki sebuah bangunan yang didalamnya terdapat Budha tidur, para pengunjung diharuskan untuk melepas alas kaki terlebih dahulu dan memasukan kedalam plastik yang sudah disediakan pihak Wat Pho kemudian setelah itu barulah alas kaki dapat dibawa hingga pintu keluar bangunan. Selesai berfoto disamping Budha tidur kami melanjutkan menyusuri bangunan tersebut hingga menuju pintu keluar. Ada salah satu hal yang menurut saya unik di Budha tidur ada beberapa pengunjung yang memasukan beberapa koin kedalam kotak yang disusun berbaris panjang. Menurut informasi yang saya dengar dari beberapa orang disana bahwa Budha sekarang lagi sakit, oleh sebab itu banyak pengunjung yang memberikan koinnya dikotak yang sudah disediakan disana.
 
     Perjalanan kami tak terasa hingga langkah kaki sudah menginjak area luar bangunan Budha tidur. Hal yang menurut saya unik belum berhenti di patung Budha yang katanya lagi sakit itu saja, saya kembali menemukan keunikan disamping area bangunan Budha tidur dengan kronologi yang saya lihat waktu itu seorang biksu sedang berdoa dan menepuk-nepuk pundak serta kepala pengunjung menggunakan seikat lidi yang dimasukan kedalam ember berisi air es sebelumnya. Tidak tahu tujuan biksu melakukan hal itu untuk apa, yang saya tahu apabila ingin diperlakukan seperti pengunjung tersebut harus memasukan uang seikhlasnya kedalam kotak yang disediakan kemudian baru bisa dipukul-pukul oleh biksu memakai seikat lidi tadi dan setelah itu pengunjung mendapatkan gelang yang tidak tahu fungsinya untuk apa. Untuk mengikuti ritual yang dilakukan biksu tadi tidak hanya warga lokal saja yang diperbolehkan tetapi turis juga boleh mencobanya termasuk saya untuk mengobati rasa penasaran yang sedang bergejolak difikiran saya. Menurut prediksi saya kegiatan yang dilakukan biksu tersebut merupakan salah satu ritual untuk menyambut kedatangan festival songkran yang akan diperingati seluruh warga di Thailand.

Tiket masuk Wat Pho
foto sama Wat Pho (Budha tidur)
ini merupakan ritual yang saya maksut di Wat Pho, airnya seger

ASIATIQUE

     Akibat baju saya yang basah kuyup mengikuti ritual di Wat Pho tadi, kami memilih untuk kembali ke penginapan menggunakan tuktuk ongkosnya sekitar THB 50 sekali jalan. Waktu itu sekitar pukul 17:00 kami baru sampai di penginapan langsung mandi dan istirahat sejenak biar badan tetap fresh dan tidak terlalu capek menuju destinasi selanjutnya. Perjalanan di hari pertama ini sungguh melelahkan karena kebanyakan kami jalan kaki untuk menuju ke tempat destinasi yang akan kami kunjungi. Ketika cahaya matahari sudah tertutup bulan menandakan hari sudah mulai gelap kami melanjutkan perjalanan menuju Asiatique sekitar pukul 19:00 dari penginapan. Dari penginapan untuk menuju ke Asiatique kami menggunakan Grab taxi dengan tarif THB 180 sekali jalan, karena menurut kami taxi merupakan salah satu transportasi yang efisien dan tidak terlalu mahal menurut kami. Karena untuk biaya taxi bisa kami bagi rata untuk mendapatkan pengeluaran biaya transportasi yang lebih hemat, strategi yang kami gunakan ini untuk meminimalisir budget dalam hal transportasi ketika tidak jadi menyewa motor. Apa itu Asiatique? Asiatique adalah sebuah kawasan seperti tempat untuk bersantai dengan keluarga dan bisa juga berbelanja ditempat yang lebih nyaman tentunya ditambah banyak sekali stand orang berjualan makanan dan minuman yang belum pernah saya jumpai sebelumnya. Tempat yang special dari Asiatique ini adalah ada ferris wheel yang besar biasanya disebut bianglala Mekhong dan kalian harus mencobanya. 
     
     Tiket masuk ferris wheel mekhong waktu itu THB 300/orang, sedikit mahal buat saya tetapi sangat worth it karena ketika sudah menaiki ferris wheel Mekhong dan mencapai atas pemandangan yang ditawarkan sangat menakjubkan. Kalian bisa melihat kawasan sekitar Asiatique,  menikmati indahnya sungai Mekhong dimalam hari ditambah beberapa lampu kapal yang ada di sungai Mekhong. Selain ferris wheel Mekhong terdapat tempat menarik lain untuk dikunjungi yaitu Juliet love garden. Sesuai dari namanya ditaman ini kita bisa membeli gembok cinta yang kemudian ditulis nama kita setelah itu gembok akan digantung disekitar pagar taman. Kegunaan dari gembok itu sendiri seperti mengunci cinta agar abadi gitulah, tetapi waktu itu kami tidak membeli gembok melainkan hanya berfoto disekitar taman Juliet saja. Ketika kalian ingin membeli souvenir disini harga dan motif jauh lebih bagus dan banyak pilihan dibandingkan tempat belanja lain. Jadi saya sarankan apabila untuk membeli souvenir bisa beli di Asiatique saja selain tempatnya yang nyaman, harga dan pilihan jauh lebih baik. Setelah kami puas untuk berbelanja, membeli beberapa cemilan, dan menikmati suasana Asiatique dimalam hari kami langsung kembali ke penginapan sekitar pukul 23:00 menggunakan Grab taxi THB 100 sekali jalan menuju penginapan. Sesampainya di penginapan kami menuju kamar masing-masing untuk istirahat karena besok masih ada beberapa destinasi yang harus dikunjungi lagi.

Ini adalah salah satu gerbang pintu masuk di Asiatique
Yang dibelakang kami yaitu ferris wheel Mekhong
Tiket masuk ferris wheel Mekhong
Salah satu stand jajanan yang ada di Asiatique
Salah satu tempat menarik juga di Asiatique Juliet love garden

Keesokan harinya tanggal 12 tempat yang akan dikunjungi yaitu :
- Pratunam market
- MBK
- Terminal 21

PRATUNAM MARKET

     Seperti biasa pagi itu kami bangun sekitar pukul 08:00 dan bergegas untuk mandi bergantian kemudian sarapan biar nanti diperjalanan tidak lemas karena hari ini adalah jadwalnya untuk shopping day, destinasi kami hari ini berada di beberapa pusat perbelanjaan yang ada di Bangkok dan salah satunya yaitu Pratunam market. Kenapa saya mengajak mereka ke tempat shopping? karena saya hanya ingin mengenalkan beberapa pusat perbelanjaan saja dan mungkin bisa membeli beberapa souvenir nantinya. Kami berangkat dari penginapan waktu itu sekitar pukul 09:00 menggunakan Grab taxi seharga THB 70 untuk sekali jalan, sesampai Pratunam market sekitar 09:20 dengan kondisi jalan raya yang tidak begitu padat.

     Pratunam market adalah salah satu pasar tradisional di kota Bangkok yang memiliki area cukup luas selain Cathuchak market. Pasar ini banyak menjual barang-barang souvenir, makanan, minuman, dan kebutuhan lainnya. Pasar ini juga banyak dikunjungi wisatawan asing karena letaknnya yang tidak jauh dari khaosan road. Hal yang menurut saya unik dipasar ini yaitu orang-orang saat berbelanja selalu membawa koper/tas yang sangat besar untuk belanjaan mereka. Pertamanya saya sempat heran dengan orang-orang itu, kalau dilihat dari gaya orang-orang tersebut saya beranggapan bahwa pasar ini mematok harga jauh lebih murah dari yang lain. Oleh sebab itu banyak orang yang berkunjung dipasar ini menggunakan tas yang sangat besar agar mereka dapet berbelanja sepuasnya. Pada saat mengunjungi Pratunam market kami hanya berbelanja secukupnya saja karena masih banyak pusat perbelanjaan yang belum kami kunjungi nantinya. Takutnya apabila kami habis-habisan memborong disini mungkin saja nanti ditempat lain ada yang menjual dengan harga yang jauh lebih murah. Sekedar informasi untuk jam operasional pasar di Indonesia dan Thailand sangat berbeda jauh lho? biasanya di Indonesia pasar baru buka sehabis subuh bahkan dini hari sedangkan di Pratunam market pasar baru buka sekitar pukul 10:00 meskipun saat kami kesana belum jam 10:00 ada beberapa kios yang sudah buka. Jadi untuk kalian yang ingin berbelanja atau cuman sekedar mengunjungi pasar tradisional di Thailand harus tahu jam operasionalnya terlebih dahulu.

     Ketika sudah sampai pasar kami memutuskan untuk berpisah antara cowok dan cewek, kenapa? tahu sendiri kan bagaimana cewek ketika berbelanja. Jadi disni kami pisah untuk sementara waktu saya dengan tio sedangkan irma dengan lauren. Saya dan tio tidak terlalu banyak berbelanja disini, misalnya saja saya yang hanya membeli kaos 8 biji harga normalnya THB 100/kaos dan membeli 1 set gantungan kunci yang harga normalnya THB 100. Kalau Tio berbelanja hanya sekitar 5 kaos dan beberapa set gantungan kunci. Setelah saya dan Tio sudah mendapatkan apa yang dibutuhkan, kami kemudian beristirahat sebentar di pinggir jalan karena kami dari tadi mengelilingi pasar cukup jauh. Setelah semua sudah membeli kebutuhannya masing-masing saya dan tio berkomunikasi dengan grup cewek untuk bertemu di tempat yang sudah ditentukan agar tidak saling mencari. Setelah semua sudah berkumpul kembali kami melanjutkan ke destinasi selanjutnya.

Potret keadaan pasar Pratunam pagi itu
itu tuh salah satu orang yang belanjaannya banyak
Tio lagi ngukur baju buat pesenan

MBK

     Dari Pratunam market kami melanjutkan perjalanan kembali menuju MBK dengan menggunakan transportasi BTS (kereta yang mempunyai jalur diatas jalan raya) yang kebetulan di dekat Pratunam ada setasiunnya tetapi harus melewati jembatan penyebrangan terlebih dahulu. Ketika membeli tiket BTS harus sesuai dengan harga setasiun yang dituju, apabila uang kalian berbentuk lembaran maka harus ditukarkan ke loket penukaran uang untuk diganti dengan koin. Tiket BTS bentuknya seperti koin dari plastik dan tiket tersebut harus disimpan jangan sampai hilang karena apabila sudah tiba di setasiun yang dituju ketika sampai di pintu keluar harus memasukan tiket BTS yang berbentuk koin tersebut kedalam tempat yang sudah disediakan. Biaya menggunakan transportasi BTS dari Pratunam market ke MBK kalau tidak salah sekitar THB 15/orang, sedangkan untuk tujuan lain harganya jelas bebeda-beda. Jarak antara Pratunam market dan MBK tidak terlalu jauh dan dapat ditempuh hanya sekitar 10 menit menggunakan BTS.

     MBK adalah salah satu mall yang masuk dalam list destinasi kami, karena di MBK harga yang ditawarkan tidak terlalu mahal meskipun berada di dalam mall dengan beberapa brand yang terkenal. Setelah sampai di MBK kami langsung membeli beberapa souvenir dan sedikit oleh-oleh untuk orang yang ada dirumah. Oleh-oleh yang terkenal di MBK biasanya adalah vacum durian (durian kering) harga perbungkusnya bervariasi dari THB 100-300 (tergantung isi). Produk Vacum durian memang enak sekali dibuat cemilan tetapi harganya yang cukup mahal juga. Hanya saja saya kemarin tidak membeli karena sudah terlalu bingung mau belanja apa saja ditambah harus mempertimbangkan apa yang harus dibeli karena budget yang saya bawa tidak terlalu banyak. Waktu di MBK saya hanya membeli Thai tea, Green tea, Nestea, sambal bubuk, bebrapa permen dan souvenir gantungan kunci lagi. Setelah semua sudah membeli kebutuhan masing-masing kami menuju ke Mcd yang ada di lantai dasar untuk makan siang kami. Setelah selesai makan kami melanjutkan belanja sebentar di salah satu kios yang menjual beberapa produk tas, nama kiosnya yaitu Naraya. Katanya kios ini sangat terkenal dan banyak dari wisatawan asing yang berkunjung kesini untuk membeli oleh-oleh berupa tas, waktu itu kami semua juga menyempatkan untuk membeli beberapa tas sebagai oleh-oleh. Harga yang di bandrol sangat bervariasi sekitar THB 30-1000. Setelah dari kios Naraya kami melanjutkan perjalanan lagi ke destinasi berikutnya.

Ini dia hasil buruan saya di MBK, dikit yah...emang ? biar bisa idup disini ^^

TERMINAL 21

     Puas berbelanja dari MBK kami langsung menuju Terminal 21 menggunakan kembali transportasi BTS karena jaraknya juga tidak terlalu jauh dari MBK dengan harga tiket sekitar THB 31/orang. Apa itu terminal 21? Terminal 21 itu bukan terminal bus atau kendaraan lain bahkan bukan sedikitpun seperti cinema 21 yah, sangat berbeda..hahaha. Jadi penjelasan terminal 21 adalah pusat perbelanjaan seperti mall yang didesain cukup unik untuk menarik pengunjung termasuk kami, karena dari setiap lantai bertema negara yang berbeda-beda. keren kan ? jadi tujuan kami ke terminal 21 hanya untuk sekedar foto-foto saja sampai puas dan setelah itu kembali ke penginapan. Recommended sih buat kalian yang mau ke Bangkok meskipun di terminal 21 hanya sekedar foto saja. Jika kalian ingin berbelanja disini juga bisa, tetapi untuk harganya saya tidak berani menyarankan karena kedatangan kami ke terminal 21 waktu itu hanya sekedar foto-foto saja.

     Puas foto-foto dari terminal 21 kami langsung kembali ke penginapan menggunakan grab taxi dengan harga THB 145 sekali jalan ditambah biaya untuk masuk tol THB 50. Ketika taxi yang kami tumpangi sudah mulai dekat dengan khaosan road malam itu sekitar pukul 21:00 jalanan terlihat lebih ramai dari sebelumnya. Setelah saya amati ternyata ada beberapa orang yang sudah memulai saling serang dengan menyemprotkan air di pinggir jalan. Bahkan banyak dari turis menyerang kendaraan yang sedang melaju termasuk taxi yang kami naiki. Turun dari taxi kami langsung disambut semprotan air dari beberapa orang, tanpa berfikir panjang kami menggunakan jurus seribu bayangan alias lari dengan kencang menuju penginapan untuk menghindari semprotan air. Disaat kami berlari tetap saja ada orang yang menyemproti air ke arah kami. Tujuan kami berlari biar tidak basah kuyup ternyata tidak berhasil, hasilnya sampai penginapan tetap dengan keadaan basah kuyup. Dengan keadaan basah kuyup kami langsung menuju kamar mandi untuk bergantian mandi biar tidak masuk angin dan menunggu hari esok menyambut festival Songkran. 

Tema China
Tema Hollywood
Tema Japan
Poto sama patung Neko

Keesokan harinya tanggal 13 Songkran time !!!

SONGKRAN

    Hari yang ditunggu-tunggu tiba juga dimana hari basah-basahan bagi semua orang yang ada di Thailand. Seperti biasanya kami bangun pagi sekitar pukul 08:00 dilanjut mandi dan sarapan di penginapan. pada saat sarapan kami sudah siap membawa perlengkapan untuk acara Songkran yang saya beli semalam. Hari ini saya hanya menggunakan kaos kuntung, bawahan boxer, kacamata safety dan pistol air yang lucu. Buat kalian yang mengikuti event seperti ini jangan lupa membawa actioncam yang waterprof yah? dijamin seru saat acara Songkran berlangsung. Setelah sarapan dan semua siap kami langsung menyusuri setiap jalan di khaosan road, baru saja keluar dari gang penginapan kami langsung disiram air dari warga lokal menggunakan gayung...wah menang banyak nih orang, soalnya kami hanya menggunakan pistol air yang hanya bisa mengeluarkan air dengan kapasitas sedikit. Kami langsung balas orang yang menyiram kami tersebut memakai pistol air yang kami punya meskipun tidak sebanding dengan gayung yang dia punya. Setelah berjalan cukup jauh dan saling semprot menggunakan air ada juga orang lokal yang melumuri muka kami menggunakan bedak dingin yang dicampur dengan air. Semua dilakukan dengan suka cita dan kami menerimanya dengan seneng juga, karena aturan awal tidak boleh marah meskipun ada juga turis yang marah waktu itu ada turis cewek sudah berdandan kemudian disemprot oleh warga lokal dan dia marah-marah...yah tambah diterusin dong nyemprot bulenya dan dia langsung kabur begitu saja daripada semakin basah kuyup.

     Semakin jauh meninggalkan penginapan tiba-tiba di seberang jalan terdengar suara musik sangat keras seperti ada konser dan setelah kami telusuri suara itu kami langsung masuk dalam sebuah kawasan yang disana terdapat penjaga yang sedang memeriksa orang-orang yang memasuki kawasan tersebut. Begitupun kami juga diperiksa, setelah melewati pagar pemeriksaan kami masuk kedalam dan ternyata banyak orang disini yang saling semprot sambil ada musik yang sangat keras...saat itu juga kami tambah semangat untuk menyemprot orang, kenal atau tidak asal semprot saja kemuka orang...hahahaha

     Pokoknya seru banget deh waktu acara Songkran seperti ini dan dijamin tidak akan menyesal kalau bergabung. Jika kalian ingin bergabung mengikuti acara Songkran jangan lupa untuk melihat kalender terlebih dahulu, biasanya acara Songkran dimulai sekitar pertengahan bulan April. Apabila kalian masih belum begitu yakin langsung saja lihat di internet dengan cara searching di google biasanya langsung muncul, ditambah kalau ada kenalan dari Thailand tanya saja pasti tau. Soalnya saya kemarin sempat bertanya dengan kenalan yang ada disana dan dia malah menghindar dari acara tersebut untuk memilih pulang kampung. Mungkin sudah terlalu bosan kali yah dengan acara seperti ini di ibu kota dan pasti jalanan banyak ditutup dan banyak warga yang turun ke jalan beramai-ramai.

ini nih pas masuk wilayah Songkran
lewat di pinggir jalan dan di cemongin sama warga lokal

Water war

Poto sama Barbarian katanya
Kenal gak kenal yang penting hepiiii
Ini nih yang suka cemongin mukak lagi cari mangsa
Lagi nyampur gaesss...seru kan ^^
     Setelah sangat puas bisa bergabung mengikuti acara Songkran hari ini, waktu itu sekitar pukul 14:00 kami langsung kembali menuju ke penginapan untuk mandi dan packing barang bawaan masing-masing . Soalnya hari ini juga kami harus meninggalkan bangkok dan bertolak ke kota sebelah yang jaraknya lumayan jauh dari Bangkok yaitu kota Chiang Mai yang merupakan destinasi selanjutnya untuk kami explore.

     Chiang Mai adalah kota yang terletak di utara Bangkok, disana suasananya lebih tenang dibanding dengan kota Bangkok ditambah masih ada sentuhan tradisionalnya. Kota Chiang Mai meskipun lebih tradisional banyak sekali tempat wisata yang harus kami explore. Chiang Mai mempunyai tempat wisata lebih dekat dengan alam dan jelas sangat berbeda dengan wisata yang ada di kota Bangkok. Itulah mengapa saya lebih memilih untuk pergi ke kota Chiang mai karena saya lebih suka dengan hal bersifat tenang dan lebih dekat dengan alam.. Yah semoga saja mereka tidak kecewa untuk mengikuti rencana yang sudah saya susun kali ini (berasa tour guide) T_T.

     Kembali lagi ketopik. Setelah saya dan rombongan sudah siap meninggalkan kota Bangkok, kami langsung order taxi untuk berangkat ke terminal bus Mochit. Sebelum ke terminal bus kami ke salah satu agen travel terlebih dahulu untuk membeli tiket bus, mengapa saya membeli tiketnya di agen travel bukan langsung di terminal? kronologinya seperti ini, didalam taxi kami sempat mengobrol dengan drivernya yang kebetulan bisa berbicara bahasa inggris dan didalam taxi kami mengobrol tentang tujuan rombongan saya yang akan menuju ke Chiang Mai tetapi driver taxi tersebut memberitahukan bahwa jika membeli tiket bus di waktu yang dekat apalagi bertepatan dengan acara festival Songkran seperti ini pasti tidak akan mendapatkan tiket tersebut. Waktu itu juga kami semua sempat shock mendengar apa yang diberitahukan driver taxi itu karena semua jadwal selama di Thailand sudah saya rencanakan dengan rapi. Untung saja driver taxinya baik hati dan tidak sombong, kemudian dia mencoba membantu kami untuk mencarikan tiket perjalanan ke Chiang Mai melalui temannya. Setelah menelepon temannya driver tersebut bilang jika tiketnya sudah habis terjual. Kemudian driver taxi itu mencoba lagi menghubungi salah satu agen travel di Bangkok untuk menanyakan apakah tiket ke Chiang Mai masih ada, ternyata setelah driver itu mengobrol cukup lama di telepon dia langsung memberitahukan kepada kami bahwa masih ada beberapa tiket untuk ke Chiang Mai saat itu. Setelah mendengar kabar gembira dari driver taxi tersebut akhirnya kami semua merasa sangat lega ada tiket buat kesana meskipun dapat tiket yang lumayan mahal sekitar THB 488/orang. Setelah mendapat kabar tersebut kami langsung diantar menuju tempat agen travel yang di telepon driver taxi tadi. Setelah membeli tiket di agen travel kami melanjutkan perjalanan kembali ke terminal Mochit, waktu itu kami sangat berterimakasih dengan driver taxi tadi dan memberikan sedikit uang tip karena sudah bersedia memberitahukan dan membantu kami mendapatkan tiket ke Chiang Mai,

     Sesampainya di terminal Mochit kami harus menunggu beberapa jam karena waktu itu masih sekitar pukul 16:00 dan kami mendapat tiket dengan jam keberangkatan sekitar pukul 21:00. Setelah sekian lama menunggu di terminal Mochit akhirnya tiba juga pukul 21:00, kami langsung saja menuju bis, oh iya sebelum masuk bis kami terlebih dahulu untuk menitipkan koper dan barang-barang berharga kepada petugas yang berada diluar bus. Jadi untuk penumpang yang membawa barang banyak harus mengantri di petugas bagian penitipan barang  untuk mendata barang apa saja yang dibawa. Seperti menitipkan koper pada bagasi pesawat, semua koper di kumpulkan tetapi waktu itu hanya diberi penanda dan pemilik diberi kertas untuk koper/barang berharga yang dibawa. Setelah selesai menitipkan semua koper kami langsung menuju kursi masing-masing dan siap untuk melanjutkan perjalanan menuju bagian utara negara Thailand.

Ini tiket bus kami buat pergi ke Chiang Mai
Suasana terminal di Mochit
Sempet poto di terminal Mochit
Ini dia penampakan bus yang akan kami naiki menuju Chiang Mai
Ini adalah layanan yang didapat pas naik bus
Keesokan harinya tanggal 14 hari pertama di Chiang Mai, tempat yang di kunjungi :
Kawasan Doi Inthanon national park

DOI INTHANON NATIONAL PARK

     Waktu perjalanan menuju Chiang Mai tak terasa begitu cepat hingga sinar matahari membangunkan kami dikala menyusuri setiap jalanan Thailand menuju utara, sekitar pukul 07:00 pagi bus kami tiba di terminal Chiang Mai yang letaknya tidak jauh dari old town. Pada waktu itu mata kami masih lengket dan kami langsung bergegas turun dari bus untuk mengambil semua koper yang ada di bagasi bus dengan mengantri kemudian memberikan kupon yang telah kami terima dari petugas bus untuk tanda penitipan tas/koper. Setelah semua koper/tas sudah ada ditangan kami menuju ke dalam terminal dulu untuk cuci muka dan rehat sejenak karena perjalanan yang cukup panjang dari Bangkok menuju Chiang Mai memakan waktu sekitar 9jam melalui jalur darat via bus. Merasa sudah siap kembali kami semua melanjutkan perjalanan untuk menuju penginapan yang sudah di booking jauh-jauh hari sebelumnya menggunakan jasa (Agoda) dan letak penginapan kami kebetulan di luar old town dengan jarak dari terminal sekitar 30 menitan menggunakan taxi. Langkah pertama kami untuk menuju penginapan yaitu mencari taxi disekitar terminal, mengapa kami memilih menggunakan taxi meskipun disana banyak tuktuk yang beroperasi? karena kami sadar bahwa barang yang kami bawa tidak sedikit. kalau menggunakan tuktuk pasti tidak akan muat dan harus menggunakan 2 tuktuk dengan harga yang kami perkirakan cukup mahal. Oleh sebab itu kami lebih memilih menggunakan taxi karena untuk biaya taxi bisa dibagi rata dan yang pasti hasil akhir biayanya jauh lebih murah. Taxi yang kami temui di terminal bukan dari perusahaan grabtaxi melainkan taxi lokal nonargo, jadi kami sempat tawar menawar sebelumnya sampai menemukan harga deal kami seharga THB 300 untuk sekali jalan menuju penginapan. Mengapa kami tidak menggunakan grabtaxi seperti biasanya? untuk sekedar sharing grabtaxi di Chiang Mai sangat sulit ditemukan oleh sebab itu kami langsung mengambil langkah cepat menggunakan taxi nonargo biar sampai penginapan dulu dan langsung bisa beristirahat.

     Setelah deal dengan harga yang disepakati kami langsung masuk kedalam taxi itupun barang bawaan yang kami bawa tidak semuanya bisa masuk didalam bagasi dan taxi langsung menuju ke penginapan, nama penginapan kami di Chiang Mai waktu itu bernama Tamada hostel. Setelah tiba di penginapan sekitar pukul 08:00 kami langsung melakukan reservasi untuk check in, tetapi setelah menemui pemilik hostel ternyata kamar yang kami pesan masih ada orangnya karena untuk waktu checkout disini pukul 12:00. Terpaksa kami meunnggu di ruang tamu hostel sembari beristirahat, pemilik hostel disini sangat ramah dan baik sekali terhadap semua tamu. Kami sempat ditawari untuk menyimpan barang kami terlebih dahulu di gudang penyimpanan yang disediakan untuk penitipan tas/koper dan kami bisa menggunakan fasilitas yang lain juga seperti kamar mandi, breakfast (roti,teh,kopi,snack) tanpa dipungut biaya sepeser pun. Kebetulan sekali waktu itu kami merasa masih lelah dengan perjalanan yang cukup panjang, tidak berfikir panjang kami langsung menuju dapur buat cari cemilan dan buat teh sendiri-sendiri ada juga yang langsung mandi. Rasanya seperti bener-bener dirumah sendiri bisa ngelakuin apa aja disini. 

     Sembari menunggu orang yang akan checkout kami mencoba untuk menggali informasi dari pemilik hostel, banyak yang kami tanyakan seputar wisata yang ada di Chiang Mai dan juga tentang persewaan motor buat kendaraan transportasi kami nanti selama di Chiang Mai. Kebetulan banget setelah mengajukan beberapa pertanyaan ternyata di hostel ini menyewakan motor dan mobil, untuk harga motor disini bervariasi menyesuaikan dengan cc motor tersebut. Apabila temen-temen sekedar berkeliling kota Chiang mai bisa menggunakan motor yang ber cc rendah dengan tarif per hari THB 200-250, untuk temen-temen yang hobinya touring jauh menggunakan motor bisa menyewa dengan cc yang lebih tinggi dengan harga sewa motor per hari THB 300. Kami waktu itu lebih memilih sewa motor dengan cc yang tinggi karena kunjungan wisata kami yang cukup jauh dari kota Chiang Mai dan juga ke kota lain yaitu Chiang rai. Untuk menyewa motor disini kami diberi 2 opsi yaitu meninggalkan 1 passport sebagai jaminan atau deposit uang THB 1000 dalam sekali pinjaman, kami waktu itu lebih memilih untuk mendepositkan uang meskipun menurut kami cukup banyak jumlahnya karena menurut kami passport lebih penting apalagi kami di luar negeri dan mengunjungi tempat wisata yang jauh menggunakan motor, oleh sebab itu untuk lebih amannya kami memilih mendepositkan uang THB 1000 dalam sekali pinjaman.

     Setelah berbincang cukup lama dengan pemilik hostel kami sudah deal menyewa 2 motor dengan harga THB 300/motor dalam sehari ditambah deposit THB 1000 untuk sekali sewa motor dan pada waktu itu kami menyewa langsung selama 3 hari. Kemudan setelah itu pemilik hostel langsung menghubungi persewaan motor langganannya dan motor langsung diantar ke penginapan kami. Sekitar pukul 11:00 kami dipersilahkan masuk kamar karena kamar sudah tersedia, tanpa membuang waktu banyak kami langsung memasukan beberapa barang bawaan kami dan untuk koper sudah aman di gudang tadi. Setelah semua sudah siap kami langsung menaiki motor masing dan touring pertamakali menggunakan motor di kota Chiang Mai segera dimulai.

     Tujuan hari ini adalah Doi Inthanon, Doi Inthanon adalah kawasan dataran tertinggi di thailand yang menyuguhkan wisata alam yang sangat menarik bagi saya. Kawasan Doi Inthanon menyuguhkan beberapa wisata alam seperti air terjun, taman bunga, dan beberapa goa. Tetapi yang terkenal di Doi Inthanon adalah twin pagodanya yang berada di puncak kawasan national park Doi Inthanon. Untuk menuju Doi Inthanon dari penginapan di tempuh dengan jarak sekitar 3jam menggunakan GPS, jadi kami menuju Doi Inthanon hanya bermodalkan GPS karena untuk petunjuk arah yang ada di jalan sama sekali tidak kami ketahui jalur mana yang akan dilewati dan ditambah dengan bahasa Thai yang membuat pusing. Perjalanan yang kami lakukan saat ini sangat menantang dari jalan beraspal sampai berbatu, ditambah suhu yang panas di Chiang Mai plus penyejuk alami disaat kami kepanasan yaitu siraman air dari warga lokal maupun turis yang masih merayakan Songkran di kota Chiang Mai. Sesekali diperjalanan kami diberhentikan secara paksa oleh warga lokal yang tujuannya adalah menyiram air kepada kami dari yang menggunakan ember sampai selang air....oh sungguh malang perjalanan kami menuju Doi Inhanon kali ini, tetapi kami juga merasa senang disaat kami kepanasan ada beberapa orang yang menyiram kami dengan sukacita di setiap perjalanan yang kami lalui hingga basah kuyup dan membuat badan kita terasa segar kembali... "segar gundulmu, masuk angin iya". wkwkwkwkwk....

     Pada waktu itu ada momment dimana tepatnya dipertengahan jalan yang memasuki dataran tinggi tiba-tiba sinyal kami hilang otomatis kami tidak bisa menggunakan GPS kan? kemudian kami memutuskan untuk mencari tempat yang teduh dan berhenti sejenak untuk memikirkan jalur mana yang harus kami lewati menuju Doi Inthanon, karena didekat tempat berhenti kami terdapat beberapa jalur yang dimana hanya tertera tulisan menggunakan bahasa Thai yang tidak kami pahami samasekali. Kami waktu itu merasa bingung, untungnya didekat kami berteduh ada satu keluarga yang kayaknya lagi piknik karena dia menggelar tikar dan mengeluarkan makanan yang ada didalam mobil. Pada saat kami merasa bingung ini munculah ide untuk mencoba bertanya dengan keluarga cemara tersebut yang lagi asik piknik dan kami ganggu menggunakan bahasa Inggris yang kalau ditranslate bahasa indo seperti ini "arah mana untuk menuju Doi Inthanon?". Merekapun kebingungan dengan bahasa kami, ternyata mereka tidak paham dengan bahasa Inggris yang kami ucapkan. Akhirnya kami langsung mengeluarkan bahasa pemersatu bangsa yaitu bahasa isyarat dan menunjukan foto twin pagoda dan mereka langsung paham juga...wkwkwkwkwkwk...memang bahasa pemersatu bangsa ini menjadi senjata mutakhir ketika temen-temen tidak bisa menjelaskan sesuatu kepada orang asing. Kemudian salah satu dari keluarga tersebut menunjukan arah kemana kami harus pergi, disitu kami langsung berterimakasih dan langsung cabut melewati jalur yang sudah ditunjukan oleh keluarga cemara itu.

    Setelah berjam-jam dijalan dengan keadaan basah kuyup sampailah kami di kawasan Doi Inthanon, untuk masuk ke kawasan Doi Inthanon national park dikenakan biaya THB 50/orang pada pintu masuk gerbang kawasan Doi Inthanon. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan lagi menuju twin pagoda yang tidak jauh dari pintu masuk gerbang Doi Inthanon national park sekitar 30 menit dengan trek yang selalu menanjak karena twin pagoda berada di puncak. Setelah sampai di kawasan tiwin pagoda kami langsung turun dari motor dan memarkirkan motor didekat loket pintu masuk twin pagoda. Untuk biaya masuk twin pagoda di tarik ongkos sekitar THB 40/orang pada waktu itu. Jarak menuju twin pagoda dari parkiran tidaklah jauh hanya sekitar 15 menit berjalan kaki dengan trek yang menanjak, tetapi disaat perjalanan menanjak ini kami juga disguhkan bunga-bunga yang indah di kiri dan kanan jalan jadi rasa lelah untuk berjalan menuju twin pagoda terobati.

     Setelah sampai twin pagoda perasaan pertama kali yang muncul waktu itu kami merasa tersipu karena bangunan dari twin pagoda sangat megah ditambah dengan bunga-bunga cantik yang menghiasi diseluruh areal twin pagoda membuat kami gak bosen-bosen untuk melihat indahnya bangunan ini, tidak berpikir panjang kami langsung berfoto dengan indahnya twin pagoda dan menikmati sejuknya udara yang ada dikawasan ini. Disekitar twin pagoda terdapat taman bunga yang sangat indah dengan bewarna-warni ditambah udara yang sejuk dan pemandagan yang luar biasa didataran tinggi, disekeliling terhampar bukit-bukit yang hijau dan awan yang cerah. Momment yang sangat luarbiasa bisa berada ditempat yang indah ini ditambah dengan moment lain yang tidak bisa saya lupakan, mengapa? karena ditempat ini saya mengatakan cinta kepada Irma alias nembak dia...."cieee.cieee.cieee"...dan disini juga saya diterima dan resmi menjalin hubungan dengan Irma. Rencana ini memang sudah saya persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya sebelum membeli tiket pesawat alias rencana setahun sebelum berangkat ke Thailand...lama banget yahhhh ? biarin yang penting suksess :p

     Ok..ok.. cukup buat intermezonya kembali ke topik, setelah menikmati susana di twin pagoda kami melanjutkan perjalanan naik lagi menggunakan motor menuju wisata hutan yang ada dikawasan Doi Inthanon yang tidak jauh dari twin pagoda dengan trek yang semakin menanjak. Disini kami hanya mengabadikan foto dimana terdapat tulisan " The Highest Spot in Thailand " karena kawasan Doi Inthanon sendiri adalah kawasan dataran tertinggi di Thailand. Sebenarnya ada wisata hutan ditempat ini, tetapi waktu itu kami tidak sempat untuk menjelajah karena hari sudah mulai gelap. Waktu itu kami kembali dari Doi Inthanon sekitar pukul 17:00 untuk langsung menuju ke penginapan agar tidak terlalu bahaya, karena di kawasan daerah Doi Inthanon tidak ada lampu jalan dan harus berhati-hati oleh sebab itu disaat masih ada sinar matahari kami langsung beranjak balik ke penginapan. Sesampai di penginapan sekitar pukul 20:00 dan seperti biasa berangkat basah kuyup, pulang pun basah kuyup. Setelah sampai penginapan kami semua langsung bersih-bersih dan bersantai menikmati indahnya malam di Chiang Mai.

Ini penginapan saya selama di Chiang Mai, reccomended deh pokoknya
Ini Tio lagi nunggu anak-anak lain yang lagi pada mandi
Ini snack dan minuman yang bisa kamu ambil kapan ajah
salah satu majalah yang ada di penginapan
kita siap ngetrip siang ini !!!
Ini model helm yang saya pakai waktu itu yang sepaket sama motor
Ini motor yang saya naiki selama tour Chiang Mai dan Chiang Rai
selain dihadang orang lokal yang ngerayain Songkran, kami juga dihadang kebo
Tempat kami merasa tersesat dan bertanya sama keluarga cemara untuk ke Doi Inthanon
Trek menanjak menuju Twin pagoda di Doi Inthanon
Tiket masuk menuju twin pagoda di Doi Inthanon
Akhirnya sampai juga di twin pagoda
Kelakuan Tio sama Irma, emang nggak bisa diem nih anak.


Kawasan tertinggi di Thailand


Keesokan harinya tanggal 15 tempat yang dikunjungi kali ini adalah :

Hot Spring
Wat Rong Khun ( Kuil putih )
Golden Triangle ( perbatasan antara Thailand, Myanmar, dan Laos )

HOT SPRING

     Seperti biasanya disaat pagi tiba waktu itu sekitar pukul 08:00 kami melakukan aktivitas biasanya yaitu mandi dan sarapan pagi gratis alias nyemil di penginapan, kali ini perjalanan yang akan kami tempuh cukup jauh dengan waktu tempuh sekitar 4jam (dilihat dari Google map) untuk pindah ke kota sebelah yaitu Chiamg Rai. Perjalanan semakin seru dan menantang untuk pergi ke Chiang Rai menggunakan motor dan ini adalah tour pertamakali kami keliling daerah utara Thailand menggunakan motor setelah Chiang mai, sebenarnya kami sempat khawatir dengan perjalanan kami menggunakan motor untuk menjelajah kota Chiang Mai dan Chiang Rai ini. Selain ini pengalaman pertamakali kami di tambah rasa khawatir ketika nantinya ada razia/operasi yang dilakukan oleh polisi Thailand, takutnya terjadi apa-apa di jalan. Tetapi kami tetap dengan pendirian kami menggunakan motor untuk menghemat biaya perjalanan kami selama di Chiang Mai dan Chiang Rai ini, apabila kami menggunakan jasa tour yang sudah disediakan oleh pihak penginapan pasti ongkos yang kami keluarkan akan jauh lebih banyak berkali-kali lipat. Oleh karena itu kami mengambil keputusan untuk menggunakan motor untuk mengelilingi kota Chiang Mai dan Chiang Rai.

     Setelah semua sudah ready pada pukul 09:00 kami melakukan perjalanan ke utara menuju Chiang Rai, seperti biasanya kami hanya bermodalkan GPS karena kami buta akan jalan di Thailand. Perjalanan waktu itu masih pagi dan matahari tidak terlalu menyengat dan seperti biasa kami melewati orang-orang lokal yang lagi hobi siram-siram di sepanjang jalan (maklum masih suasana Songkran). Perjalanan tak terasa memakan waktu selama hampir 2 jam dan sampailah kami di destinasi pertama yaitu wisata hot spring. Hot spring ini adalah sebuah kawasan yang dimana terdapat sumber air panas yang mengucur di sebuah kolam. Jadi di kawasan hot spring ini kita bisa menikmati air panas yang keluar dari dalam tanah, ditambah ada orang lokal yang menjual telur puyuh mentah yang nantinya kita rebus sendiri didalam air panas itu menggunakan seperti tongkat. 

     Kawasan Hot spring juga terdapat beberapa toko-toko berjejer yang menjual marchendais seperti gantungan kunci, baju, camilan dan barang-barang khas Thailand lainnya. Selain mampir untuk menikmati jasa yang ditawarkan di kawasan hot spring ini, kami juga mampir di sevel untuk sarapan nasi beberapa menit karena di penginapan pada saat itu hanya nyemil roti bakar saja. Maklum lah kalau orang indonesia kalau belum makan nasi itu namanya belum makan. hehehehe... Selama tinggal di Thailand kami lebih sering makan di sevel karena harganya lebih terjangkau bagi kami dan ditambah di sevel juga tersedia menu yang ada label halalnya, daripada kami jajan diluar yang belum pasti halal atau tidaknya makanan tersebut. Waktu itu di sevel saya lebih memilih nasi goreng sosis, karena menurut saya kalau dilihat dari penyajiannya sudah terlihat halal hanya nasi goreng dan sosis ayam ditambah dengan sedikit sayur dan kacang polong, selain itu saya memilih nasi goreng karena makanan ini adalah makanan favorit saya sejak lahir...hahahaha.. harga 1 kotak nasi goreng ini sekitar THB 30 di semua sevel pada waktu itu

WAT RONG KHUN (WHITE TAMPLE)

     Setelah dirasa sudah selesai sarapan ditambah matahari semakin lebih bersinar kami langsung melanjutkan perjalanan menuju tempat wisata selanjutnya yaitu Wat Rong Khun. Wat Rong Khun/white tample atau biasa disebut kuil putih adalah kuil yang berada di Chiang Rai sebagai lendmark dari kota Chiang Rai itu sendiri yang dimana kuil ini menggambarkan seolah-olah berada didalam neraka, karena pada beberapa bagian arsitektur di Wat Rong Khun terdapat pahatan tangan-tangan yang seolah muncul dari bawah tanah yang seakan-akan meminta pertolongan, ditambah pahatan-pahatan lain yang cukup mengerikan, kemudian ada beberapa pahatan patung menyerupai monster dan iblis. Berada ditempat ini tidaklah seram ketika melihat penjelasan saya tadi, karena kebanyakan pahatan dibalut dengan warna putih bersih ditambah dengan sedikit lapisan silver atau emas.

     Desain arsitektur padaWat Rong Khun sangat menarik dan megah sehingga banyak turis yang berkunjung ke tempat ini walaupun jauh. Perjalanan menuju Chiang Rai tidaklah mudah karena sepanjang jalan di Chiang Rai suhu yang kami lalui waktu itu mencapai 41 derajat, kebayangkan gimana panasnya naik motor waktu itu. Kami juga sempat melihat beberapa pohon dari kejauhan pandangan kami mengalami kebakaran karena saking panasnya suhu Chiang rai. Saat itu kami hanya menggunakan helm yang tidak ada kacanya layaknya seperti helm proyek, jadi angin yang kami rasakan terasa panas banget sampai mata juga terasa panas dan tidak terpungkiri saya sendiri sampai mengeluarkan air mata. Lha kebetulan juga irma merasa sampai kebakar pada kulit bagian kakinya, awalnya dia tidak terasa tapi pas dilihiat ada seperti bekas seperti terbakar. sungguh kejam suhu di Chiang Rai saat itu. Kami juga sempat beberapa waktu untuk beristirahat di tempat yang teduh, tetapi tetap saja angin yang berhembus terasa panas banget. Pada saat istirahat saya rasa jarang masyarakat yang menggunakan motor di sepanjang jalan Chiang mai sampai Chiang rai, hanya mobil berlalu-lalang pada saat itu. Ada sih waktu itu sepertinya bule yang lagi mengendarai motor sendirian dan kebetulan lagi istirahat juga didekat tempat saya beristirahat, mungkin dia juga merasakan apa yang kami rasakan.

     Waktu itu kami beristirahat cukup lama sekitar 40 menitan, sambil beristirahat saya juga sempet mengecek GPS dan ternyata perjalanan masih cukup jauh yang sebelumnya di GPS hanya 4 jam ternyata bisa mencapai 6jam an. Kemudian kami melanjutkan perjalanan kembali ditengah panasnya suhu Chiang rai. Akhirnya setelah berlama-lama dimotor dengan suhu yang sangat ekstrim sampai juga kami di Wat Rong Khun, pertama kali melihat bener-bener bagus bangunan tersebut di tambah arsitektur yang sangat detail. Waktu itu sekitar pukul 13:30 kami baru sampai di Wat Rong Khun, tanpa berfikir panjang kami langsung masuk di kawasan bangunan tersebut. Untuk masuk di Wat Rong Khun tidak dikenakan biaya alias free, waktu itu pengunjung di Wat Rong Khun lagi banyak-banyaknya karena memang bangunan ini sangat indah jadi wajar pengunjung membanjiri tempat wisata ini. Kami langsung mengabadikan momment ini untuk berfoto bersama dan menikmati indahnya arsitektur Wat Rong Khun ini. Disebelah kuil terdapat beberapa tempat yang menarik seperti tempat untuk mendapatkan keberuntungan kalau saya menyebutnya.

     Jadi ada 2 tempat sih sebenarnya yang satu dengan cara membeli semacam gantungan dan kita diwajibkan untuk menulis keinginan kita kemudian nantinya akan digantung ditempat yang sudah disediakan, tetapi sebelum itu kita diharuskan membayar untuk membeli gantungan tersebut sekitar THB 100 kalau tidak salah. Tempat lainnya yaitu disebuah lubang seperti kolam sedalam 2 meter yang didalamnya terdapat semacam kolam airmancur yang menjulang keatas dari dasar kolam dan disekitar wadah tersebut banyak sekali koin-koin disana. Cara mainnya adalah kamu diharuskan untuk melempar koin didalam kolam tersebut, apabila koin kamu berada di ujung paling atas itu tandanya akan mendapatkan keberuntungan. Tetapi banyak sekali koin-koin yang hanya jatuh disekitarnya saja karena sulit untuk membidik pas di ujung wadah tersebut. Teman saya yang namanya Tio sempat mencoba untuk membeli gantungan dan menulis apa yang diinginkan tersebut dan menggantungkannya di tempat yang sudah disediakan disana. Teman saya yang lain namanya Lauren mencoba keberuntungan di kolam keberuntungan dan melempar koin kedalam, tetapi koinnya mengambang...karena koin yang dilempar yaitu uang recehan dari indo yang dibungkus seperti kembalian dari indomaret...wkwkwkwkwk

GOLDEN TRIANGLE

     Setelah puas berkeliling Wat rong khun kami langsung memutuskan untuk meninggalkan kawasan Wat rong khun karena waktu itu sudah sekitar pukul 16:00 dan hari mulai senja, agar bisa mencapai destinasi selanjutnya dibutuhkan waktu sekitar 60 menit untuk sampai di Golden triangle. Golden triangle adalah tempat dimana perbatasan antara 3 negara yaitu Thailand, Myanmar, dan Laos. Sekedar informasi diwilayah ini terdapat tanaman ganja yang dilegalkan pemerintah untuk ditanam oleh warga lokal dan dijadikan tempat wisata di Chiang rai, jalanan yang kami lalui menuju Golden triangle tidaklah sulit hanya mengikuti penunjuk jalan yang menujunjukan tulisan Golden triangle. Perjalanan sekitar 30-40 menit kami sudah bisa melihat sungai dan dataran Laos di kanan jalan, hal itu kemudian memacu kami untuk menambah gas motor agar lekas sampai tujuan dikarenakan matahari mulai sedikit terbenam. Waktu berjalan begitu cepat atau mungkin motor yang kami naiki terlalu cepat akhirnya sampai juga di kawasan Golden triangle, dari kejauhan kami bisa melihat patung budha yang sangat besar dan itu tandanya kami akan sampai di perbatasan antara negara Thailand, Myanmar, dan Laos. 

    Setelah sampai ternyata kawasan Golden triangle sangat ramai dan banyak warga lokal yang sedang melakukan aktifitas songkran seperti biasanya. Dikawasan perbatasan ini banyak toko-toko yang menjual pernak-pernik untuk oleh-oleh dari gantungan kunci, baju, celana, dll. Kami langsung mengabadikan momment seperti biasanya dengan berfoto kesana-kesini. Setelah selesai berfoto kami mencoba untuk menyebrangi sungai dan berlabuh ke negara Laos untuk beberapa menit saja. Untuk mencapai Laos harus membayar registerasi sekitar THB 125/orang terlebih dahulu dan juga menyerahkan pasport sementara ke bagian petugas wisata penyebrangan ini. Setelah semua persyaratan dianggap beres kami diberikan pelampung dan disuruh untuk menuju boat yang sudah disediakan. Sekedar informasi tambahan ketika menuruni anak tangga untuk menuju boat ada warga lokal yang nanti akan memfoto kami perorangan dengan cepat tanpa kami sadari sehingga kemarin saya tidak tahu gunanya orang tersebut memfoto buat apa. Setelah balik dari Laos dan menuju ke petugas pasport ternyata foto tersebut nantinya akan dijual kepada kami setelah mengunjungi Laos. Tetapi cara yang mereka lakukan menurut saya agak memaksa, karena kita tidak diberitahu sebelumnya mereka foto buat apa dan langsung memfoto begitu aja. Pada waktu itu rombongan saya hanya membeli 1 foto saja dan yang lain tidak membeli karena harganya menurut kami juga agak mahal ditambah foto yang asal-asalan.

     Kembali ketopik sebelumnya setelah kami difoto kami lagsung menaiki boat dan perjalanan mengarungi perbatasan 3 negara dimulai. Pertama sambil mengarungi sungai kami diberikan informasi tentang perbatasan 3 negara ini oleh guide yang mengoperasikan boat tersebut. Setelah itu kami di ajak muter-muter perbatsan dengan boat yang melaju cepat, nggak heran air sungai sampai masuk ke boat dan alhasil kami basah-basahan. Setelah berkeliling kami langsung di antarkan ke Laos di wilayah Don san. Wilayah Don san adalah wilayah yang terletak di pinggiran Laos dekat dengan sungai. Kami diberi waktu oleh guide hanya 30 menit untuk berkeliling di Don san sambil membeli souvenir yang ada disana.

     Sesampai di Don san ternyata wilayahnya di setting seperti pasar atau pusat oleh-oleh Laos, disini kita bisa membeli barang-barang atau souvenir dari Laos tetapi kemarin saya lihat kebanyakan barang-barang yang ada di Don san adalah made in Thailand. Jadi menurut saya ini adalah kerjasama antara negara Thailand dan Laos pada sektor pariwisata ke 2 negara tersebut. Setelah menginjakan kaki di Don san pertamakali kami di haruskan untuk membayar biaya masuk THB 30/orang. Setelah mengurus pembayaran masuk teman-teman saya langsung berpencar untuk membeli oleh-oleh karena waktu yang diberikan oleh guide kami tidaklah lama hanya 30 menit saja,di Don san dari kami ada yang sekedar berfoto di tempat ini ada juga yang membeli souvenir seperti tas, baju, gantungan kunci seperti biasanya. Untuk saya sendiri hanya mencoba membeli rokok yang made in Germany dengan harga sekitar THB 100. Jangan khawatir buat temen-temen yang ingin membeli oleh-oleh di wilayah Laos ini karena kita bisa menggunakan mata uang Thailand untuk transaksi pembayarannya, dan seperti biasa orang disini tidak bisa berbahasa inggris jadi untuk berkomunikasi soal harga hanya menggunakan kalkulator untuk harga barang yang dibeli. Banyak sekali stand yang menjual oleh-oleh dari Thailand dan Laos uniknya disini saya menemukan stand yang menjual saya rasa adalah obat atau semacam jamu yaitu botol dengan cairan yang diisi binatang seperti tokek, kalajengking, dan binatang menakutkan lainnya yang nggak tau khasiatnya buat apa dan waktu itu saya hanya melihat-lihat produk itu saja.

     Matahari mulai tenggelam dan kami diharuskan untuk kembali menuju boat karena waktu yang diberikan guide sudah habis, setelah sampai di Thailand kami menuju ke petugas penitipan pasport untuk mengambil semua pasport yang dijadikan persyaratan menyebrang ke Laos. Sudah puas menyebrangi sungai dan singgah beberapa menit di Laos kami langsung memutuskan melanjutkan perjalan kembali ke Chiang mai menuju penginapan, tetapi sebelum perjalanan balik kami menyempatkan untuk membeli oleh-oleh yang berada di Golden triangle ini dan mampir ke sevel untuk makan pastinya. Karena sepanjang perjalanan kami tidak sempat makan, kami makan terakhir yang waktu itu berada di Hot spring saja. Setelah sudah membeli oleh-oleh dan makan kami langsung lanjut balik menuju Chiang mai dan waktu itu sudah malam hari, Waktu berangkat dari Golden triangle untuk menuju Chiang mai sekitar pukul 19:00 dan sampai di penginapan sekitar pukul 01:00 dini hari.

     Ditengah perjalanan menuju Chiang mai kami sempatkan untuk makan lagi di pinggir jalan, waktu itu menu kami adalah paha ayam dengan posrsi besar di tambah lauk ketan harganya sekitar THB 100an per porsi bisa untuk 4 orang dan itu sangat kenyang. Kemudian setelah selesai makan kami melanjutkan perjalanan kembali, berselang beberapa jam dari tempat kami makan tadi tepatnya di salah satu sepanjang jalan Chiang rai-Chiang mai kami melihat ada polisi yang sedang razia....benerkan dugaan saya sebelumnya. Menurut saya razia ini rutin dilakukanan karena di Chiang rai ada sebuah tempat yang dimana orang bisa mengkonsumsi ganja atau lebih tepatnya ada tempat yang memang dilegalkan warganya untuk bertanam ganja. Jadi kalau menurut saya operasi ini kemungkinan untuk semua orang yang melintasi Chiang mai-Chiang rai atau sebaliknya dikhawatirkan menyelundupkan ganja tersebut. Pada waktu itu kami memang tidak sempat untuk pergi ke tempat wisata yang dimana banyak sekali terdapat tanaman ganja dikarenakan waktu yang kami miliki sangat kurang oleh sebab itu dari Golden triangle kami memutuskan langsung balik ke Chiang mai. Pada saat ada operasi sempat saya sendiri merasa gugup dan agak khawatir karena ini adalah momment yang menurut saya pertama kali mengendarai kendaraan di luar negeri dan menuju kota lain kemudian saat tengah malam kami kena razia. Tapi saya disini mencoba untuk bersikap biasa saja begitupun rekan-rekan saya lainnya, karena kami semua sudah memiliki surat izin mengemudi dan kami semua membawa identitas lengkap kami termasuk passport. Waktu itu kami hanya ditanyai polisi "mau kemana dan darimana" (versi indo)...yah kami menjelaskan bahwa kami adalah turis yang sedang berwisata ke Chiang rai dan akan menuju Chiang mai. Pada waktu itu identitas kami tidak dicek, hanya saja diberi pertanyaan seperti tadi saja dan kami dipersilahkan untuk melanjutkan perjalanan kembali ke Chiang mai.

     Selang 1-2 jam perjalanan kembali ada insiden yang membuat kami berhenti untuk sementara, pada waktu itu Tio kayaknya masuk angin....hahahahahaha...karena dimalam hari suhu di Chiang rai mendadak dingin seperti di kota Malang ditambah jalan yang kami lalui berkelok-kelok, mungkin itu yang membuat Tio menjadi merasa mual. Pada waktu itu kami berhenti disebuah rumah milik orang lokal dan kebetulan bensin kami sudah sekarat. Untungnya disebelah rumah itu terdapat mesin pengisian bahan bakar kendaraan yang otomatis, jadi cara kerjanya kami memasukan nominal yang sudah tertera di mesin pengisi bahan bakar tersebut kemudian kami tinggal pencet tombol pengisian dan mengucurlah bahan bakar tersebut hingga sesuai nominal yang kami pilih tadi. Merasa Tio sudah baikan dan semua sudah siap, kami melanjutkan perjalanan kembali menuju penginapan. Sesampai penginapan waktu itu sekitar pukul 01:00 kami langsung bersih-bersih dan beristirahat demi menjaga kesehatan kami, karena besok masih ada aktifitas terakhir yaitu ke Wat phrathat doi suthep dan shoping di Chiang mai night market.

     Hari ini sungguh menjadi hari terlelah, terasik, dan yang pasti nggak membosankan, karena trip hari ini menjadi trip  terjauh kami menggunakan kendaraan motor dan yang paling mengasyikan lagi yaitu berada di Golden triangle yang dimana wilayah ini adalah perbatasan 3 negara antara Thailand, Myanmar, dan Laos oleh sebab itu wilayah ini dinamakan Golden triangle.

We are ready going to Chiang rai
Makanan favorit di sevel
Lagi rebus telor di Hot spring
Pada waktu siang hari suhu di Chiang rai bisa bikin gini
Akhirnya sampai juga di Wat rong khun
Ukiran detail di jembatan Wat rong khun
yang dibawah itu ukiran tangan-tangan yang seakan meminta tolong
Tio lagi mencoba peruntungan
Ini kolam keberuntungan, kalau lagi bokek ambil aja noh koin-koin disana
Bonus...mereka sangat mesra yahh ^^
yeeee....sampai juga di Golden triangle
Marking Golden triangle
Thailand, Myanmar, and Laos
Foto sama big Budha
Naek boat super cepat 
Welcome to Laos
Tiket masuk Don Sao Island (Laos)
Hunting baju adat di Chiang rai sebelum balik ke Chiang mai
Menu ayam porsi extra plus ketan akibat kelaperan balik dari Golden triangle

Keesokan harinya tanggal 16 tempat yang dikunjungi kali ini adalah :

Wat Phrathat doi suthep
Chiang mai night market

WAT PHRATHAT DOI SUTHEP

     Pagi kali ini kami bangun sekitar pukul 08:00 dengan badan yang lumayan capek gara-gara touring panjang kemarin di Chiang rai, hari ini menjadi hari terakhir kami untuk berada di Chiang mai. Destinasi kali ini yaitu ke Wat phrathat doi suthep yang dimana tempat ini seperti tempat wisata sekaligus tempat ibadah bagi umat Budha yang letaknya tidak begitu jauh dari old town Chiang mai mungkin dapat ditempuh menggunakan kendaraan motor sekitar 1jam saja, hanya saja trek yang dilalui nanti akan terasa agak sulit karena Wat phrathat doi suthep berada di dataran tinggi.

     Seperti biasa setelah bangun pagi kami langsung bergantian untuk mandi dan dilanjutkan untuk mengisi perut dengan sedikit camilan roti bakar dan minum teh hangat agar badan tidak loyo selama diperjalanan nanti. Sebelum berangkat kami sempat memprepare barang kami terlebih dahulu, karena jam check out penginapan pukul 12:00 jadi untuk efisiennya kami memprepare semua barang dari sekarang. Setelah dianggap selesai mandi, sarapan dan prepare kami langsung menancap gas waktu itu sekitar 08:30 untuk kearah dataran tinggi yang letaknya tidak jauh dari penginapan yang nantinya akan menuju ke tempat destinasi kami yaitu Wat phrathat doi suthep. Perjalanan pagi kami seperti biasanya dengan masih ada beberapa warga lokal yang masih merayakan festival Songkran ini disepanjang jalan, tetapi kali ini kami tidak terlalu basah karena kami juga sempat menghindari siraman dari warga lokal. Perjalanan terus menyusuri jalan raya dan kemudian sedikit mulai menanjak sampai kami melewati Chiang mai university hingga Chiang mai zoo yang nantinya akan terus menanjak menuju seperti perbukitan. Perjalanan kami tak terasa hingga kami sudah berada diatas bukit yang terkadang disepanjang jalan ada beberapa warga lokal maupun turis yang berolahraga dengan mengayuh sepeda menuju Wat phrathat doi suthep, 

     Sesampainya diatas bukit dan suasana menjadi rame berarti tandanya saya sudah sampai di area Wat Phrathat doi suthep, waktu itu saya seperti biasa menggunakan GPS untuk menuju kesana. Sesampai dibukit hanya mengikuti jalanan searah itu saja dan nantinya akan sampai di Wat phrathat doi suthep. Sesampai di area Wat phrathat doi suthep kami langsung memparkir motor di pinggir jalan, enaknya di Thailand itu kalau parkir motor gak kena tarif beda sama di indo, motor di tinggal bentar aja langsung ada tukang parkirnya (curhat dikit). Setelah parkir motor kami sedikit demi sedikit berjalan di trotoar dan di sepanjang trotoar banyak orang yang berjualan pakaian, tas motif, macam-macam makanan dan minuman, gantungan kunci, dan uniknya lagi saya menemukan makanan yang menurut saya tidak layak untuk saya makan yaitu serangga, ulat, dan banyak lagi...hiiiiiii...liat aja udah enek apalagi makan, terus ada lagi beberapa toko yang menjual pakaian adat yang di kombinasi dengan gaya anak sekarang. Waktu itu saya dan Tio hanya membeli jus buah-buahan yang di mix tetapi rasanya enak banget sedangkan Irma dan Lauren seperti biasa membeli baju titipan, tas, serasa buka toko online dadakan.

     Selesai hunting belanjaan kami lanjutkan perjalanan kami menuju anak tangga dan memasuki area kuil, didepan pintu masuk kami disuguhkan dengan dragon stair atau disebut tangga naga yang apabila kita menaiki akan menju kuil dan spot terbaik di Wat phrathat doi suthep. Jumlah anak tangga dari dragon stair ini pastinya mencapai angka ratusan, saya tidak sempat menghitung karena matematika saya lemah alias males...hahahaha...ya kalikk ngitungin anak tangga.

     Setelah melewati anak tangga didepan kami terdapat pos penjagaan, yang dimana terdapat 2 orang warga lokal yang lagi menjaga pintu masuk tersebut. Untuk memasuki penjagaan kami terlebih dahulu harus membeli tiket masuk seharga sekitar THB 30/orang. Setelah membayar tiket barulah kami boleh untuk memasuki area ini. Setelah melewati pos penjagaan kami langsung masuk dan didalam banyak sekali orang yang sedang menikmati udara segar di area ini, ada yang beribadah, ada juga yang sedang mengabadikan foto di spot terbaik untuk melihat kota Chiang mai dari atas bukit ini. Disini saya juga tidak mau kalah untuk berfoto di spot terbaik di Wat Phrathat doi suthep karena pemandangan yang sangat bagus untuk melihat view kota Chiang mai dari atas bukit. Kuil ini juga terdapat beberapa lonceng yang sangat besar dan dengan bunyi yang berbeda-beda, waktu itu saya sempat untuk membunyikan lonceng-lonceng besar tersebut.

     Setelah puas berfoto dan menikmati suasana yang ada disini, kami memutuskan untuk kembali dengan menuruni dragon stair tadi. Saat menuruni anak tangga saya melihat beberapa anak kecil lucu yang saya perkirakan anak lokal yang sedang memakai baju adat. Menurut beberapa blog tetangga yang saya baca sebelumnya bahwa terdapat beberapa anak kecil dari suku lahu yang tinggal di Thailand dan dia bekerja dengan memakai baju adat, apabila ada turis yang ingin berfoto dengannya maka dia harus membayar pada anak kecil tersebut. Waktu itu saya hanya memfoto anak kecil tersebut dari kejauhan saja, karena mereka lagi sedang asik berfoto dengan turis-turis. Setelah melewati beberapa anak tangga ini kami tidak lupa untuk berfoto di dragon stair terlebih dahulu. Kemudian perjalanan kami lanjutkan masih disekitar area dragon stair untuk mengunjungi kios yang menjual seperti didekat parkiran motor. Disini saya hanya membeli tas kecil untuk souvenir teman-teman yang ada di indo. Setelah itu kami lanjutkan untuk menuju parkiran dan disini Irma penasaran untuk mencoba sate serangga tadi. Akhirnya dia membeli dan dimakan rame-rame sama Tio dan Lauren katanya sih enakkk gurih-gurih gimana gitu....disini saya hanya memfoto mereka saja karena liat itu aja rasanya udah nggak kuat.

     Setelah makan sate serangga kami langsung balik menuju penginapan waktu itu sekitar pukul 11:00 dan sampai penginapan sekitar pukul 12:00, setelah dari penginapan kami beristirahat sejenak sekitar 60 menit. Sambil menggunakan waktu istirahat pada kali ini saya ingin mencoba makanan khas thailand dan kebetulan pihak penginapan juga menyediakan makanan tersebut, tapi kali ini gak gratis lhooo...alias bayar. Ya kali gratisan terus....hahahaha. Nama makanannya yaitu Tom yum goong, makanan ini salah satu yang khas dari Thailand dimana didalamnya terdapat campuran irisan daging ayam, jamur, dan udang yang di beri kuah seperti kare. Tetapi bedanya bumbu kare disini kuat dengan aroma rempah-rempahnya yang saya tahu yaitu campuran dari daun jeruk, serai, bawang bombai, dan rempah-rempah lain yang tidak saya tahu namanya. Makanan ini menurut saya sangat recomended buat dicobain sih, jadi buat teman-teman yang sedang berlibur di Thailand tidak ada salahnya mencoba makanan khas daerah Thailand. Untuk harga 1 porsi Tom yum goong ini sekitar THB 90 + nasi kalau tidak salah.

     Setelah semua sudah beres dari masalah barang bawaan dan isi perut kami langsung check out dari penginapan pukul 12:00 dan menitipkan kembali barang bawaan kami ke gudang karena kami akan jalan-jalan disekitar penginapan dan ke Chiang Mai night market. Enaknya dipenginapan Tamada hostel ini bisa menitipkan barang bawaan kami kembali meskipun sudah check out dan tidak dikenakan biaya tambahan lagi karena pemilik hostel yang sangat friendly terhadap turis yang menginap disini. Sekitar pukul 13:00 kami baru keluar dari penginapan dan mulai jalan-jalan menyusuri gang disekitar penginapan karena kebetulan Chiang mai night market tidak jauh dari penginapan saya yang hanya dibutuhkan jalan kaki sekitar 15 menit saja untuk ke Chiang mai night market. Pada waktu itu kami berjalan bersamaan sampai pasar dan nggak lama kemudian kami memutuskan untuk berpencar dan menentukan tempat bertemu kembali karena di daerah Chiang mai night market ada beberapa toko yang sudah buka. Pada waktu itu saya memutuskan untuk berkumpul kembali pukul 17:00 ditempat pertemuan yang telah disetujui bersama, karena pukul 18:00 pemilik penginapan akan pulang ke rumahnya dan kami harus mengambil koper kami yang sudah dititipkan, belum lagi untuk prepare ulang untuk barang bawaan setelah belanja dari Chiang mai night market ini. Waktu itu kami berpencar saya dengan Irma dan Lauren dengan Tio.

     Waktu itu serasa sangat cepat membuat shopping di Chiang mai night market rasanya sangat kurang, tapi mau bagaimana lagi waktu itu sudah pukul 17:00 dan kami harus berkumpul kembali dan balik ke penginapan untuk mengambil koper yang sudah dititipkan. Selesai mengambil koper dan prepare barang bawaan Irma memesan Grab taxi untuk perjalanan ke terminal Chiang mai, tidak lama kemudian pesanan transportasi kami datang dan kami langsung memasukan semua barang bawaan kami ke mobil. Sebelum naik ke mobil kami menyempatkan untuk berfoto dan saling bertukar facebook dengan pemilik Tamada hostel, karena selama di Chiang mai kami sudah banyak dibantu dan diterima dengan ramah. Bakalan kangen untuk kembali ke Chiang mai, karena jujur saya masih belum puas untuk berada di Chiang mai. Semoga next time punya kesempatan kembali kesini lagi dan menginap di Tamada hostel lagi.

     Akhirnya kami harus meninggalkan keluarga yang ramah ini dan melanjutkan perjalanan ke Bangkok lagi, setelah sampai terminal kami langsung menuju loket untuk membeli tiket perjalanan menuju ke Bangkok, dan untung saja tiket kembali ke Bangkok masih ada waktu itu. Bus yang kami naiki kali ini harganya lebih murah sekitar THB 400/orang, untuk bus sebelumnya harganya THB 488/orang tetapi fasilitas yang diberikan memang jauh lebih baik pada waktu bus yang kami naiki menuju Chiang mai. Bus kami berangkat sekitar pukul 21:00 menuju Bangkok dan pada waktu itu kami harus menunggu terlebih dahulu karena waktu sampai di terminal Chiang mai masih sekitar pukul 19:00. Waktu luang diterminal kami gunakan untuk mengobrol sana-sini hingga kami menaiki bus untuk menuju Bangkok, tetapi sebelum naik bus seperti biasanya kami harus mengambil tiket bagasi untuk penitipan koper.

Tiket masuk Wat Phrathat Doi Suthep 
Warga yang sedang khusyuk sembahyang
Irma lagi nyobain lonceng dengan bunyi yang berbeda-beda
Spot terbaik di Wat phrathat doi suthep untuk melihat kota Chiang mai
Anak-anak suku Lahu
Dragon stair
Nohhh...tinggal pilih sesuka kalian jajanan di Doi Suthep
Ini dia Tom yum goong
Foto bareng dengan keluarga pemilik Tamada hostel.Btw Tamada itu nama kucing kesayangan pemilik hostel ini

Keesokan harinya tanggal 17 tempat yang dikunjungi kali ini adalah :

Chatuchak weekend market

CHATUCHAK MARKET

     Pagi di kota Bangkok kembali saya rasakan, waktu itu sekitar pukul 07:00 kami sudah sampai di terminal Mochit yang ada di Bangkok. Kami langsung mengambil barang bawaan yang ada di bagasi bus dan memesan Grab taxi untuk menuju penginapan yang sudah kami pesan jauh-jauh hari sebelum berangkat ke Bangkok pertama kali, nama penginapan kami kali ini Mascot hostel yang letaknya tidak jauh dari Pratunam market. Penginapan kami kali ini berbeda dengan sebelum-sebelumnya, sebelumnya kami sering menggunakan penginapan yang sekamar dengan 2 orang, kali ini yang kami pesan adalah dormitory kamarnya seperti asrama bagi temen-temen yang belum tau apa itu dengan ruangan dormitory atau seperti asrama gitu tetapi kami waktu itu pilih yang shared room. Jadi di sebuah ruangan kamar tidur terdapat beberapa kasur tingkat mungkin sekitar 12 kasur yang ditempati berbagai turis, istilahnya di campurlah jadi satu baik cewek atau cowok. Saya sengaja request penginapan dormitory biar suasana tidur nggak yang monoton tidur bareng temen, bila di dormitory ini kita bisa merasakan untuk berbaur dengan turis dari penjuru duni yang ada di Mascot hostel ini. Jadi kita bisa melihat keseharian turis itu gimana, cara mereka bergaul dengan tamu lain yang menginap disini, terus pas mau tidur model nya gimana...hahahaha...yah intinya saya request penginapan seperti ini biar suasana biar lebih berbeda dan tidak monoton aja.

     Setelah diantarkan supir taxi sampai di Mascot hostel kami langsung menuju resepsionis dan bertanya apakah sudah ada tempat tidur yang kosong atau belum, ternyata semua kamar tidur masih full seperti sebelum-sebelumnya. Hal ini wajar soalnya waktu itu masih sekitar pukul 09:00 dan check out maximal pukul 12:00, jadi kembali kami harus menunggu turis yang check out di ruang tamu. Kembali saya temukan penginapan yang sarapannya gratis tapi dengan menu yang telah disediakan pihak hostel, disini salah satunya di Mascot hostel. Sembari menunggu turis yang check out kami dipersilahkan untuk minum dan makan roti sepuasnya. Kebetulan waktu itu perut masih kosong setelah perjalanan dari Chiang mai menuju penginapan ini, gak pakek lama kami langsung ngambil ini dan itu biar perut tidak keroncongan. Sambil mengisi perut yang kosong kebetulan disini kami bertemu dengan anak indo juga yang lagi liburan di Bangkok buat ikut ngerayain Songkran waktu itu, dia berasal dari Kediri kalau tidak salah. Yahhh...kebetulan ada anak indo jadi kami bisa ngobrol bareng sama dia kesana kemari. Tak lama kami mengobrol dan sharing perjalanan kami di Chiang mai kemarin akhirnya ada turis yang check out dan kami langsung menyimpan beberapa barang bawaan kami ke tempat penyimpanan yang sudah disediakan oleh pihak hostel.

     Setelah mendapat kamar kami semua langsung bergantian untuk mandi dan bergegas untuk menuju Chatuchak weekend market yang seperti biasa kami ke Bangkok kemana-mana hanya menggunakan taxi dan terkadang BTS. Waktu itu sekitar pukul 13:00 kami sudah sampai di Chatuchak weekend market, pasar ini hanya buka di hari jum'at-minggu saja dan kebetulan ini adalah hari minggu jadi kami bisa meluangkan waktu untuk mampir disini. Chatuchak adalah salah satu pasar terbesar di Bangkok yang memiliki banyak kios dan wilayah pasar yang luas, menurut beberapa informasi yang saya baca di blog tetangga sebelah pasar Chatuchak ini menjual berbagai barang dan pernak-pernik souvenir dari tas, barang, baju, makanan, dll dengan harga yang sangat murah kalau pinter nawar. Oleh sebab itu banyak sekali turis lain juga menyempatkan untuk mengunjungi pasar yang buka saat weekend ini saja. Saya jamin apabila temen-temen mampir ke Chatuchak seharian masih belum bisa mengexplore sudut-sudut dari pasar, karena area yang sangat luas sekali di pasar ini. Tidak menunggu lama kami langsung berpencar dan kembali saya dengan Irma dan Tio dengan Lauren. Di setiap pusat perbelanjaan Irma dan Lauren membuka online shop dadakan karena banyak dari teman mereka yang memesan oleh-oleh seperti baju, makanan, dan celana. Lumayan lah hasilnya bisa buat tambah-tambahin jajan disini...hahahaha.

     Setelah berpencar dan membeli oleh-oleh yang dibutuhkan kami kembali berkumpul karena kami sudah merasa kelelahan berjalan menyusuri lorong-lorong di pasar ini yang serasa tidak ada ujungnya di tambah matahari sudah mulai terbenam dan banyak kios yang sudah tutup kami memutuskan untuk kembali kepenginapan menggunakan taxi. Setelah sampai penginapan saya dan temen-temen lain beristirahat dan menikmati suasana kamar sembari bercerita hasil buruan yang sudah dibeli tadi di pasar Chathucak. Malam itu saya dan Irma mencoba Thai massage yang sangat terkenal di Thailand yang tidak jauh dari penginapan kami. Untuk menemukan Thai massage tidaklah sulit karena hampir di daerah penginapan selalu banyak yang membuka jasa Thai massage, jadi tidak usah bingung ketika badan merasa kelelahan tinggal jalan sebentar dari penginapan pasti akan menemukan berderet tempat yang menyediakan jasa Thai massage ini. Waktu itu saya dan Irma keluar dari penginapan sekitar 00:00 tetapi beberapa tempat makanan dan seperti jasa Thai massage masih ramai pengunjung.

     Pengalaman setelah memakai Thai massage ini sebenernya pijatnya seperti biasa yaitu full body yang nantinya dimana ada beberapa momment pemijat menggunakan siku tangannya untuk memijat bagian tubuh kita. Pada waktu itu saya menggunakan yang paket biasa aja sih tidak menggunakan oil dengan harga sekitar THB 200 dengan durasi 60 menit, tidak tau lagi untuk paket yang lain bagaimana pemijat memberikan servicenya. Kebetulan Thai massage yang saya kunjungi ini pemijatnya nampak seperti cewek semua yah....nggak tau lagi dibalik layar setelah memberikan servicenya...hahahahaha...Setelah puas menggunakan jasa Thai massage saya dan Irma kembali ke penginapan untuk beristirahat.

Sarapan di hostel sebelum ke Chatuchak
Pintu masuk Chatuchak market
Tas yang dijual di Chatuchak
sama kayak diatas
Sepatu yang di jual di Chatuchak
Jembatan penyebrangan dekat pasar Chatuchak serasa di Jepang ada pohon sakura

Keesokan harinya tanggal 18 tempat yang dikunjungi kali ini adalah :

MBK
Central World
Siam Discovery
Asiatique

MBK

     Hari ini kami bangun agak siang sekitar pukul 09:00 karena hari ini kami hanya mengunjungi beberapa pusat perbelanjaan yang ada di sekitar Bangkok saja, anggap saja ini adalah tour tambahan. Oleh sebab itu kami tidak terlalu buru-buru untuk perjalanan kali ini. Seperti biasa diawali dengan mandi secara bergiliran dan dilanjut untuk makan sekedar mengisi perut di lantai bawah dengan roti bakar dan teh hangat di tambah obrolan kecil dengan pemilik hostel untuk membuka obrolan pagi ini, pemilik hostel ini berasal dari philipin tapi lupa namanya dia masih muda dan senang sekali bercanda dengan beberapa turis yang ada di penginapan agar suasana di hostel lebih akrab lagi. Setelah dirasa selesai untuk nyemil pagi ini kami langsung berangkat menuju MBK dengan menggunakan grab taxi yang sudah kami pesan sebelumnya waktu itu sekitar pukul 10:00. MBK adalah salah satu mall yang menjual berbagai barang dan kebutuhan lainnya seperti yang ada di pusat perbelanjaan lain di Bangkok, beredar info dari blog tetangga yang sudah saya baca sebelumnya dan pengalaman saya sebelumnya kesini bahwa di mall ini menjual barang dan beberapa kebutuhan dengan harga yang jauh lebih murah dibanding mall-mall lain yang ada di Bangkok. Oleh sebab itu kami memilih mall ini sebagai tempat destinasi untuk membeli beberapa souvenir, karena banyak sekali kios yang ada di sini dan menjual aneka ragam kebutuhan, mulai dari kebutuhan elektronik, sandang, pangan, dll. Kami disini hanya membeli beberapa souvenir kecil-kecil dan baju seperti biasanya, harga baju disini hampir sama dengan harga yang dijual di pratunam market atau Chathucak sekitar THB 100/baju tetapi ada beberapa kios ada yang memberikan harga yang berbeda tiap size nya. Semua tergantung kita sendiri untuk mencari harga dan baju yang kita inginkan.

CENTRAL WORLD

     Setelah puas berbelanja di MBK kami lanjut menuju Central World, Sebenarnya tujuan saya dan teman-teman di Central World hanya ingin berfoto pada mesin foto yang sudah disediakan di mall ini dengan gratis menurut pengalaman saya sebelumnya, jadi temen-temen bisa berfoto sepuasnya tanpa dikenakan biaya dan hasilnya bisa dikirim langsung ke email temen-temen. Tetapi berhubung mesin foto sudah tidak ada dikarenakan semakin canggihnya zaman jadi kami waktu itu hanya jalan-jalan saja mengelilingi Central World.

SIAM DISCOVERY

     Setelah selesai berkeliling di Central World ini kami langsung menuju Siam Paragon dimana kami beristirahat sebentar, Siam Paragon merupakan salah satu mall juga yang ada di Bangkok dengan tempatnya yang sangat nyaman buat orang yang belanja disini karena di lantai bawah disediakan semacam tempat peristirahatan khusus buat pengunjung yang akan dan selesai belanja di mall ini. Disediakan beberapa sofa yang panjang dan sangat nyaman bagi pengunjung Siam Paragon, bahkan sampai ada sofa yang bisa di buat tidur juga. Kami langsung saja beristirahat disini, karena kaki kami sudah terasa capek yang dari tadi buat jalan-jalan dari satu mall ke mall lain. Setelah saya rasa cukup beristirahat saya dan Irma yang sebelumnya sudah ada plan untuk pergi ke Madamtusaud yang letaknya tidak jauh dari Siam Paragon yaitu cuman berjalan sekitar 15 menit untuk pindah ke Siam Discovery yang dimana terdapat Madamtusaud. Sedangkan Tio dan Lauren tidak ikut dan lebih memilih untuk beristirahat di tambah sofa yang sangat nyaman, jadi mereka tidak tega meninggalkan sofa itu. hahahahaha...

     Madamtusaud adalah museum lilin yang terkenal di Bangkok, terdapat banyak sekali tokoh-tokoh terkenal yang terbuat dari pahatan lilin mulai dari Elvis, Jackie chan, Obama, sampai bapak Soekarno juga ada. Setelah selesai dari mengelilingi tokoh-tokoh ini temen-temen nantinya juga bisa membuat souvenir yang terbuat dari lilin dengan cara dicetak. Kita bisa membuat cetakan dari tangan ataupun kaki kita. Untuk masuk ke museum ini memang harus merogoh kocek yang agak dalam, karena tiket masuk ke museum lilin ini sekitar THB 1000/orang. Oleh sebab itu tujuan saya dan Irma kesini sebenarnya tidak masuk ke museum lilinnya, melainkan kami hanya ingin membuat souvenir itu saja, yah kali aja bisa buat souvenirnya doang tanpa masuk Madamtusaud. Menurut pengalaman dari Irma pergi ke Bangkok sebelumnya, tempat pembuatan souvenir berada di dekat pintu keluar Madamtusaud. Berhubung kamarin kami tidak melihat pintu keluar dan tidak melihat tanda-tanda dari tempat pembuatan souvenir akhirnya kami mengurungkan niat kami untuk membuat cetakan itu dan kembali menuju Siam Paragon untuk menemui Tio dan Lauren.

ASIATIQUE

     Setelah berkumpul kembali kami langsung memutuskan untuk ke destinasi selanjutnya yaitu Asiatique. Waktu itu sekitar pukul 14:00 udara sangat panas dan matahari terik sekali dijalan, kami menyempatkan untuk beli buah-buahan segar yang dijual di pinggir jalan seperti biasanya untuk camilan kami dijalan. Kali ini kami menuju Asiatique tidak menggunakan taxi melainkan menggunakan BTS ( Base Transceiver Station ) kalau gampangnya kami menggunakan kereta yang relnya berada di atas jalan raya. Di Thailand BTS dan MRT memang menjadi transportasi yang sering digunakan oleh warga lokal ataupun turis, karena ketika menggunakan BTS atau MRT kita tidak merasakan kemacetan, penumpang yang teratur, fasilitas yang nyaman, dan cepat sampai tujuan. Sama seperti kereta api biasanya baik BTS ataupun MRT memiliki stasiun yang nantinya harus di singgahi, namun waktu singgahnya tidak lama hanya sekkitar 2-3 menit. Ketika akan menggunakan BTS atau MRT di wajibkan kita untuk membeli tiket dengan harga yang bervariasi tergantung tujuan kita. Untuk di Indonesia yang baru-baru ini kabar MRT akan di bangun baru di kota Jakarta saja, memang untuk BTS ataupun MRT menurut saya merupakan transportasi yang cukup efektif di kota yang padat penduduk demi mengurai kemacetan dijalan raya.

     Kembali ke topik sebelumnya saya dan rombongan menuju Asiatique menggunakan BTS yang letaknya tidak jauh dari Siam Paragon hanya menaiki jembatan penyebrangan dan nantinya jembatan tersebut langsung menghubungkan ke terminal BTS yang berada di dekat Siam Paragon. Setelah berada diterminal kami langsung membeli tiket dan mengantri dengan rapi menunggu keretanya datang. Taklama kemudian kereta datang kami langsung masuk dan duduk ke tempat duduk yang telah disediakan dengan rapi menuju tujuan kami yaitu ke pier/penyebrangan menuju Asiatique.
Setelah sampai di stasiun yang dekat dengan pier/penyebrangan menuju Asiatique kami langsung menuju pier dan menunggu transportasi menuju Asiatique itu datang. Kali ini untuk menuju Asiatique kami menggunakan kapal yang sudah disediakan oleh pihak penyebrangan, ini merupakan pengalaman baru ke Asiatique menggunakan jalur air ditambah lagi untuk menaiki kapal ini tidak dipungut biaya alias free. Waktu itu masih sekitar pukul 15:00 sedangkan kapal datang 30 menit lagi, kami langsung mencari tempat duduk untuk menunggu kedatangan kapal dari pihak Asiatique. Sekedar informasi saja, apabila teman-teman ingin ke Asiatique menggunakan cara seperti ini harus diingat yah tempat menunggu kapal dari pihak Asiatique berada di paling pojok kiri dari pintu masuk kemudian untuk kapal yang dinaiki ada bendera tulisan Asiatique. Karena untuk spot lain dikenakan biaya untuk penyebrangannya, kalau tidak jelas bisa bertanya ke pihak pier yang ada disana. Tak lama kemudian kapal untuk mengangkut penumpang ke Asiatique datang juga, kami langsung naik dan menyebrangi sungai untuk menuju ke Asiatique. Perjalanan menuju Asiatique tidak membutuhkan waktu yang lama untuk jalur air ini, mungkin sekitar 20 menit saja.

     Setelah sampai Asiatique waktu itu sekitar pukul 16:00 dan hanya beberapa kios saja yang buka, karena umumnya jam operasional Asiatique dari jam 17:00-tengah malam. Dengan melihat kios-kios yang masih belum buka kami memutuskan untuk keluar dari Aiatique dan menyebrang untuk membeli makan sembari menunggu Asiatique buka. Setelah matahari mulai terbenam Asiatique lama kelmaan semakin ramai pengunjung, kami langsung saja menuju Asiatique dan masuk kedalam untuk berburu souvenir dan menikmati malam terakhir di Bangok karena besok siang kami harus kembali ke indo dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Malam semakin larut sekitar pukul 22:00 kami kembali ke penginapan untuk prepare semua barang yang akan disiapkan buat perjalanan pulang. Sembari prepare kami juga mengobrol dengan turis asal Argentina yang selama ini sudah menetap di bangkok sekitar beberapa bulan dan meninggalkan kampung halamannya. Enak sih kalau turis luar negeri sana trevelingnya sampai berbulan-bulan, lha kite baru seminggu aja uang udah ludes bingung cari utang buat balik ke indo...haahahahaha...maklum orang indo sama orang luar kalau traveling ke luar negeri beda, kalau indo mah duit abis gara-gara buat beli oleh-oleh temen yang selalu koment di socmed " jangan lupa oleh-oleh yah ? "....hahahaha.....lha kalau turis luar negeri mah bodo amat.

MBK diliat dari jembatan penyebrangan
Cuman numpang foto bentar
Makan sore sembari nunggu Asiatique buka
Suasana kapal penyebrangan yang disediakan pihak Asiatique 

Jangan lupa untuk nyebrang ke Asiatique gratis kayak gitu bendera kapalnya
Last night di Thailand


Keesokan harinya tanggal 19 April 2016

KEMBALI KE INDONESIA

     Pagi itu kami bangun sekitar pukul 06:00 untuk bergantian mandi dan langsung kebawah buat sarapan terus check out, karena pesawat menuju indo flight sekitar pukul 11:00 jadi kami dipaksa untuk bangun pagi dan siap-siap ke bandara Don mueang. Sampai bandara waktu itu sekitar 09:00 dan langsung check semua persyaratan untuk masuk ke pesawat, sempat saya dan Irma mengalami kendala pada saat check passport, kertas putih yang biasanya diberikan pihak maskapai didalamnya seperti tujuan/kedatangan ke Bangkok sebagai apa ( lupa nama kertasnya ) anggap saja kertas kedatangan buat di luar negeri. Lha kertas itu hilang, padahal kami sudah melewati beberapa antrian dan kami di suruh mundur dan mencari kertas itu oleh petugas bagian passport. Dan kabar buruknya lagi kertas itu kata Irma ada di koper sedangkan koper sudah masuk bagasi, kami langsung bingung dong...Tio dan Lauren bebas pada saat memasuki wilayah check passport itu karena persyaratan mereka sudah lengkap. Saya dan Irma langsung menuju customer service maskapai tersebut untuk meminta kembali kertas itu meskipun agak lama mengurusnya kami mendapatkan kertas itu juga dan segera kami isi semua yang harus diisi di kertas itu. Setelah itu kami buru-buru menuju kembali ke pemeriksaan passport dan setelah melihat antriannya lebih banyak 2x lipat dari sebelumnya..Kami hanya bisa berdoa semoga waktunya masih sempet dan akhirnya kami lolos juga di bagian pasport ini dan langsung bergegas masuk ke pesawat untuk balik ke Indo.

     Begitulah akhir perjalanan kami selama di Thailand selama 9 hari, banyak sekali pengalaman yang baru buat saya mulai dari naek motor kepanasan sampai basah kuyup, menikmati event Songkran pertamakali sangat seru sekali, perjalanan menuju utara Thailand sampai ke Laos, dari yang rasanya capek sampai seneng semua ada. Jujur saja saya masih belum cukup puas saat tinggal di Chiang Mai, nggak tahu yah rasanya kota itu sangat nyaman buat saya selama di Thailand. Mungkin kota yang jauh dari hiruk pikuk tidak seperti di Bangkok. Semoga ada waktu lagi buat menyusuri kota Chiang Mai selanjutnya. Saya juga ingin merasakan malam Loykrathong yang ada di Chiang Mai semoga lekas terwujud....aminnnnn

Sampai ketemu di trip saya selanjutnya, jangan bosen-bosen ikutin blog saya yahhh...^^












 

























You May Also Like

3 komentar

  1. Hmmm ada yang harus direvisi nih ..

    BalasHapus
  2. halooo.. budget sekitar brp ya diluar tiket pesawat?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk biaya pengeluaran kemarin sekitar 2jt an kak diluar tiket pesawatnya. kalau ingin lebih minim lagi pengeluarannya juga bisa sebenernya kak, kurangin aja oleh-olehnya....hahahahahaha

      Hapus