TOURING EDISI RAMADHAN
Langsung saja berikut penjelasannya...
KEDIRI
Minggu pertama pada bulan puasa
tepatnya pada tanggal 8 Juni 2016 saya dan teman saya melakukan short trip di
bulan ramadhan tahun ini dengan menggunakan motor kesayangan saya yang sering
saya bawa touring untuk keluar kota dan sementara ini touring terjauh menggunakan motor mio kesayangan saya saat itu ke Jakarta dari Gresik seorang
diri.
Pada Short trip kali ini saya dan partner yang saya ajak untuk mengunjungi kota Kediri namanya Arung kebetulan dia teman waktu di Marching Band Semen Gresik. Pada saat itu saya menjanjikan berangkat ke kota Kediri sehabis sholat subuh sekitar 04.30 mengapa saya mengambil perjalanan sehabis subuh? karena menurut saya jalanan waktu itu masih sepi dan udara masih segar serta kalau berangkat keluar kota sehabis subuh waktu dijalan tidak terasa lama, oleh sebab itu saya setiap pergi keluar kota yang sekiranya jauh saya memilih berangkat di pagi buta atau kalau tidak gitu saat tengah malam.
Pada waktu itu perjalanan agak
molor karena partner saya ini bangun kesiangan dan tidak sahur waktu itu, jadi
kami baru berangkat sekitar pukul 05:30 dari Gresik menuju Kediri. Tempat yang
saya kunjungi pada trip ramadhan di kota Kediri yaitu: kampung Inggris,
Simpang lima gumul, dan Gereja Pohsarang.
Pada pukul 05:30 saya berangkat
dengan partner saya ke kota Pare melalui jalur yang ada di GPS yaitu rute yang
dilalui antara lain cerme, benjeng, mojokerto kemudian ambil jurusan ke Pare.
Apabila sudah menuju ke Pare maka tidak jauh ketika masuk kota tersebut pasti
banyak sekali banner yang menawarkan jasa kursus cepat bahasa inggris.
Tujuan pertama saya adalah
kampung inggris, mengapa saya ingin kesana? karena jujur saya belum tahu
bagaimana suasana di kampung yang katanya ketika berbicara dengan teman,
kemudian pada saat membeli sesuatu harus menggunakan bahasa inggris. Oleh sebab
itu saya penasaran mengunjungi kampung Inggris. Kampung inggris terletak di
kota Pare yang jaraknya tidak terlalu jauh dari pusat kota Kediri, mungkin
diperlukan waktu 1jam dari Pare menuju Kediri.
Setelah sampai di kota Pare waktu
itu sekitar pukul 08:30 udara masih terasa sejuk ditambah dengan sedikit kabut
dan pemandangan gunung wilis. Saat saya mengelilingi suatu kampung di Pare
ternyata benar saja banyak sekali banner yang menawarkan jasa kursus cepat
bahasa inggris dan pada saat itu saya juga melihat ada beberapa orang yang
mengobrol sehari-harinya menggunakan bahasa inggris. Kota Pare suasananya
sangat sejuk ditambah polusi yang ada di kota ini saya rasa lebih sedikit,
karena transportasi disekitar kampung inggris ini kebanyakan dari anak-anak
baik yang mengikuti kursus atau tidak sehari-harinya menggunakan sepeda. Jadi
tidak jarang banyak sekali persewaan sepeda yang ditawarkan disekitar sini.
Setelah selesai menikmati suasana kampung ingggris ini saya lanjut ke destinasi
selanjutnya yaitu menuju simpang lima gumul yang terletak di Kota kediri,
tetapi sebelum menuju sana saya tidak lupa untuk mengabadikan beberapa foto di
kampung inggris ini dengan teman saya.
Setelah selesai dari kampung
Inggris saya menuju simpang lima gumul yang letaknya di kota kediri, waktu
tempuh dari Pare menuju Kediri sekitar 40-60 menit. Mengapa saya memilih
simpang lima gumul? karena selain hits di medsos simpang lima gumul memiliki
arsitektur bangunan yang sama seperti bangunan yang ada di eropa. Jadi banyak
sekali di medsos yang mengupload foto simpang lima gumul disejajarkan dengan
bangunanan yang ada di eropa. Bedanya hanya terletaak di ukiran pada bangunanan
ini yang diukir beberapa tokoh pewayangan seperti petruk, gareng dan lainnya
ditambah dengan ukiran kegiatan warga kediri seperti pergi ke sawah.
Setelah sampai di simpang lima
gumul pada waktu sekitar pukul 10:30 yang
pada saat itu saya merasa bingung untuk mencari parkirnya, saat itu saya
sempat memutari bangunan ini selama 2 kali untuk mencari tempat parkiran motor.
Setelah memutari bangunanan ini sambil clingak-clinguk akhirnya parkiran motor
saya temukan juga. Ternyata parkiran motornya letaknya masih disekitar simpang lima
gumul hanya saja tempatnya memang agak tersembunyi jadi agak sulit bagi saya
yang pertama kali ke tempat ini. Untuk menuju ke bangunan ini tidak di kenakan
tarif masuk hanya saja membayar tiket parkir motor saja sebesar Rp. 2000. Untuk
menuju bangunan simpang gumul kita diharuskan melewati seperti ruangan bawah
tanah yang menuju bangunan yang terkenal itu. Kami disini tidak lama hanya
mengabadikan foto sebentar saja, mungkin saya disini sekitar 30 menit dan
kemudian lanjut ke destinasi selanjutnya yaitu ke gereja Pohsarang yang
terletak di desa semen.
Untuk menuju gereja Pohsarang
dari simpang lima gumul memakan waktu sekitar 50-60 menit. Mengapa saya memilih
Gereja Pohsarang? karena setelah hasil pengamatan saya dibeberapa blog wisata bahwa gereja Pohsarang merupakan gereja katholik yang
mempunyai lahan yang luas dan arsitektur bangunan yang unik ditambah disamping
gereja ini terdapat gua Maria. Untuk suasana di area gereja Pohsarang ini
sungguh tenang dan nyaman, oleh sebab itu saya memilih untuk pergi kesini.
Sekitar pukul 12:00 saya sampai
di gereja Poh sarang dan kebetulan waktu itu ada rombongan umat katholik yang
mengunjungi tempat ini menggunakan bus yang menjadikan tempat ini menjadi
ramai. Tetapi pada saat itu ketika saya sampai rombongan ini persiapan untuk
kembali pulang. Untuk masuk ke Gereja Pohsarang tidak dikenakan biaya tarif,
hanya tarif parkir Rp. 2000 mungkin karena tempat ini adalah tempat untuk
beribadah jadi tidak dipungut biaya. Tidak hanya umat kristen saja yang
mengunjungi tempat ini, umat lain juga datang kesini seperti saya yang
tujuannya untuk menikmati keindahan arsitektur bangunan dan suasana di area
gereja Pohsarang yang sangat asri. Setelah saya berkeliling dan mengabadikan beberapa foto ternyata area ini sangat luas terdapat beberapa fasilitas seperti kantin,
kamar mandi, tempat beribadah, pasar kecil, pendopo, kamar untuk menginap, aula
dan area patung perjalanan yesus. Di tempat ini saya sangat tertarik dengan
suasana area yang ditumbuhi pepohonan rindang dan dibawah terdapat seperti sungai kecil (kali) untuk menambah kesejukan dan
ketenangan. Saya berada di tempat ini cukup lama sekitar 90 menit karena saya melakukan perjalanan menuju sudut-sudut area gereja pohsarang yang membuat saya tampak lebih nyamam dan betah.
Setelah puas menikmati suasana dan
keindahan arsitektur di gereja Pohsarang saya langsung balik ke gresik, tetapi
waktu itu saya beristirahat dan sholat di mushola dan mengisi bensin di pom terdekat terlebih dahulu.
Kemudian setelah itu lanjut perjalanan ke Gresik sekitar pukul 02:30 dan sampai
di daerah cerme sekitar 05:30 pas waktunya buka puasa. Jadi saya dan partner
saya buka puasa di jalan dan mampir di Indomaret untuk membatalkan puasa
kemudian langsung melanjutkan perjalanan pulang. Begitulah cerita short trip
saya di bulan ramdhan ini di kota kediri. Tunggu pengalaman cerita saya
selanjutnya di bulan ramdhan ini di kota lain.
Sampai juga di kota Pare |
Tes kamera di kota Pare |
Lorong bawah tanah untuk menuju simpang lima gumul |
Foto di lorong bawah tanah |
Ini dia simpang lima gumul |
Foto bentar di lendmark kota Kediri |
Sampai juga di gereja Poh sarang |
Suasana khusyuk di area gereja Poh sarang |
Miniatur patung perjalanan yesus |
Aula besar di area gereja Poh sarang |
Rincian biaya :
1. Karcis parkir Simpang lima gumul Rp. 2.000
2. Karcis parkir gereja pohsarang Rp. 2.000
3. Bensin pulang Kediri-Gresik Rp. 25.000
Total = Rp. 29.000
(Exlude bensin berangkat dan buka puasa)
4 komentar
asikkkk aku ke shut
BalasHapusassssiiiapppp
HapusMantap bang trip ramadhanya ����
BalasHapushehehehhee....assiap bang
Hapus