Spot ngehits dan cocok untuk para pendaki pemula di Mojokerto

by - 06.02.00





Kali ini pada tanggal 4 Desember 2019 saya akan membuat artikel tempat wisata lokal untuk kalian gaesss, agar kalian tidak bosan dengan artikel saya yang akhir-akhir ini mereview wisata di luar negeri. Jadi kali ini saya akan membagikan pengalaman pertama kali saya mengunjungi salah satu tempat wisata yang bisa dikatakan hits akhir-akhir ini di Mojokerto. Tetapi wisata ini gampang-gampang sulit yah buat kalian terutama yang jarang gerak karena letaknya berada di ketinggian sekitar 1100mdpl dan harus treking jalan kaki 2km jauhnya. Melihat kondisi seperti ini tempat wisata ini lebih tepatnya buat kalian para pendaki pemula yang baru pertamakali ingin mencoba mendaki gunung. Nama tempat wisata yang akan saya kunjungi kali ini adalah Watu Jengger.

Sebenarnya saya sudah pernah mengunjungi tempat ini pada saat belum terekspose lebih luas seperti saat ini. Jadi dulu waktu datang ke tempat ini masih benar-benar hutan belantara yang hanya ada beberapa jalur yang kadang terlihat dan ada juga yang tidak terlihat karena maklum hutan ini masih belum begitu terjamah oleh pendatang seperti saya dan hanya penduduk lokal saja yang datang ke tempat ini untuk mencari kayu. Singkat cerita dulu saya belum sempat sampai ke puncak dan bisa dikatakan hanya seperempat perjalanan saja dan itupun langsung balik lagi karena tidak ada petunjuk yang begitu jelas. Daripada saya tersesat dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan lebih baik saya kembali lagi ke tempat parkiran. Begitulah cerita saya awal mengunjungi Watu Jengger yang masih belum begitu banyak orang yang tahu tempat ini. Dalam cerita kali ini saya akan mencoba mendaki sampai puncak Watu Jengger dikarenakan sekarang tempat ini sudah mulai terekspose, jadi yang pasti sudah ada jalur resmi untuk dilalui oleh para wisatawan yang akan berkunjung ke tempat ini.

 Ok langsung saja ke ceritanya, awal mula saya ingin mengunjungi tempat ini seperti biasa saya sedang dilanda bosan H-1 malam hari itu dan saya berfikir ingin pergi ke Bromo, camp di pantai Malang atau camp di Watu Jengger karena kebetulan saya belum pernah sampai puncak. Alasan lain mengurungkan niat saya untuk ke Bromo atau pantai Malang yaitu motor saya yang belum di service dan kalau ke pantai terlalu lama perjalanannya, jadi keputusan final jatuh kepada Watu Jengger.

Keesokan harinya pukul 07:00 saya baru prepare dan mengajak teman saya yang kebetulan bisa untuk diajak kesana. Kami start dari Gresik sekitar pukul 09:00 dan sebelumnya saya mengisi bensin full Rp. 30.000 dari Gresik. Perjalanan dari Gresik ke Mojokerto lancar seperti biasa dan kami berhenti di salah satu warung makan untuk sarapan terlebih dahulu karena dari rumah perut masih kosong, selesai sarapan kami melanjutkan perjalanan lagi sampai tempat parkiran Watu Jengger sekitar pukul 12:00an. Tips untuk kalian yang menggunakan motor seperti saya harus lebih waspada karena ketika akan memasuki desa Nawangan/desa terakhir untuk melanjutkan treking ke Watu Jengger medan jalanan berupa batu yang cukup tajam jadi di khawatirkan ban bocor dan disana saya tidak melihat tambal ban.

Tibanya di Desa Nawangan disitulah akhir perjalanan kalian menggunakan transportasi dan disediakan tempat parkir yang ada di beberapa halaman rumah warga yang sengaja digunakan untuk tempat parkir wisata Watu Jengger. Waktu itu saya ke Watu Jengger Weekday dan tarif menginap Rp. 10.000/motor. Selesai mengurus administrasi motor dan packing ulang kami melanjutkan perjalanan lagi menuju pos pendaftaran dari parkiran jauhnya sekitar 30menit berjalan kaki dengan treking lumayan menanjak. Saya melihat di perjalanan ada  beberapa warung tetapi keadaan tutup mungkin dikarenakan weekday jadi warung disana tutup semua, nggak tahu lagi kalau weekend mungkin banyak yang buka. Sesampainya di pos pendaftaran seperti biasa kami disuruh mengisi form pengunjung dengan biaya Rp. 11.000/orang. Untuk jam efektif petugas pos pendaftaran yaitu sekitar pukul 09:00-16:00 setelah saya tanya-tanya. Jika kalian ingin berkunjung gratis hindari jam efektif tersebut, tetapi untuk keamanan ditanggung sendiri yah. Karena gunanya pos pendaftaran yaitu yang pasti untuk keamanan dan kenyamanan pengunjung itu sendiri.

Parkiran yang saya gunakan didepan plang ini

Selesai mengurus administrasi di pos pendaftaran perjalanan kami lanjutkan dengan santai tanpa terburu-buru karena jam masih menunjukan pukul 12:30, kami sering istirahat dengan durasi waktu sekitar 10 menit untuk sekedar minum air dan sedikit mengobrol dan waktu terlama kami istirahat yaitu sekitar 30 menit. Untuk jalur treking masih terlihat jelas karena jalanan tersebut sering digunakan warga lokal mencari kayu menggunakan motor, untuk hewan yang ada disni saya sempat menjumpai  seekor tupai dan saat istirahat di salah satu tempat kami menemukan sarang lebah yang tergeletak di amben/kursi panjang tetapi madunya sudah tidak ada. Mungkin warga lokal disini juga mencari madu untuk dijual atau gimana saya kurang paham.

Treking berbatu di awal start
Sisa madu yang sudah tidak ada sari nya

Perjalanan berlanjut seperti biasa hingga kami tiba di pos 1, pada saat iseng-iseng bertanya dengan penjaga pos pendaftaran tadi dijelaskan bahwa camping ground dibagi menjadi 3 zona yaitu pos 1-3 tetapi untuk lokasi yang cukup luas buat camp ada di pos 3 yang dimana letaknya cukup dekat dengan puncak dan disana merupakan tempat terakhir untuk mendirikan tenda. Jika kalian ingin ke puncak disarankan untuk meninggalkan barang bawaan saja disana karena dari pos 3 menuju puncak hanya memakan waktu sekitar 15-30 menit jalan kaki santai.

kira-kira sudah setengah perjalanan di tempat ini

Pada saat mencapai pos 1 kami sempat diguyur hujan beberapa menit saja dikarenakan cuaca memang sudah memasuki musim hujan, jadi untuk kalian lebih baiknya membawa jas hujan karena sangat penting. Pada saat tiba di pos 2 kami sudah bisa melihat view yang cukup keren sih, kami bisa melihat 2 bukit yang ditengah-tengahnya dipisah oleh sungai dan kami berhenti beberapa menit untuk mengambil beberapa foto dan melanjutkan perjalanan hingga tiba di pos 3 untuk mendirikan tenda.

View saat melewati pos 2

disini saya rasa menjadi spot yang keren buat foto sih

Setibanya di pos 3 sekitar pukul 15:15 kebetulan kami bertemu dengan 1 rombongan berisi sekitar 6 orang asal surabaya yang kami tanya tiba disini sejak pagi dan mereka tidak berencana untuk menginap, pada saat itu mereka sudah prepare dan akan pulang. Selesai mendirikan tenda di pos 3 kami langsung lanjut untuk menuju puncak waktu itu juga. Perlu diperhatikan lagi buat kalian yang ingin menuju puncak harus lebih berhati-hati lagi karena hanya ada 1 jalur yang cukup sempit dan kiri kanan terdapat jurang.

kondisi jalan setapak ketika menuju puncak
not bad for take photo here


beginilah view treking ke puncak saat saya ambil dari jauh

Sesampainya di puncak kami menghabiskan waktu disana sekitar 30-40 menit untuk berfoto-foto sambil menikmati view pemandangan disana dan memang viewnya bagus menurut saya, sebenarnya ada tempat yang tidak cukup luas saat perjalanan menuju puncak yang bisa digunakan untuk camp bisa diisi sekitar 3 tenda saja. Tetapi tempatnya hanya dikelilingi tumbuhan ilalang yang cukup tinggi saja dan lokasinya dekat dengan jurang.

Top of Watu Jengger

Selesai puas berfoto-foto dan menikmati view dari puncak kami memutuskan untuk kembali ke tenda. Sesampai di tenda kami langsung masak mi instan karena kami sudah mulai kelaparan, selesai mengisi perut tiba-tiba ada 1 rombongan berisi 4 orang dari Batu yang ikut camp disini. Akhirnya kami menemukan partner camp di saat weekday, karena di pos pendaftaran tadi dikasih tahu kemungkinan tidak ada rombongan lain selain saya dan teman saya karena bertepatan weekday. Adapun mungkin mereka langsung tektok tanpa ngecamp disana, jadi habis dari puncak langsung balik lagi.

Setelah capek dari puncak langsung masak mi instan

Keadaan di pos 3 memang cukup luas dan ada beberapa pohon untuk berteduh karena di pos 1 dan 2 tidak ada pohon waktu itu, jadi lebih amannya kami memilih camp di pos 3 karena ada pohonnya. Oh iyah ada info yang cukup penting juga ketika camp di pos 3 karena lahannya yang cukup luas dan lumayan terbuka kemudian hanya ada beberapa pohon saja saya sarankan untuk lebih berhati-hati dalam mendirikan tenda karena takutnya ada badai. Jadi  lebih dipersiapkan lagi saat mau mendirikan tenda dan pastikan tenda kalian terpasang dengan kuat. Pada saat malam tiba kami sempat diserang angin yang lumayan kencang tetapi masih aman-aman saja. Pada malam hari kegiatan kami tidak banyak, kami hanya membuat api unggun dan menyantap makanan diluar tenda sambil menikmati gemerlap lampu kota Mojokerto dan sekitarnya dari pos 3, setelah itu kami langsung tidur sampai esok hari.


Keesokan harinya kami bangun sekitar pukul 05:00 awalnya ingin melihat sunrise, ternyata disini kami tidak bisa melihat sunrise hanya saja sore kemarin masih bisa melihat sunset. Jadi jika kalian pencari sunset disini kalian masih bisa menemukannya tetapi dengan catatan treking yang lumayan melelahkan yah..hehehehe. Waktu menunjukan pukul 08:00 kami mulai sedikit demi sedikit packing barang untuk kembali turun. Pada saat kami akan turun ada sekitar 3 rombongan yang baru saja sampai di pos 3, jadi menurut saya ada saja pengunjung di tempat ini khususnya pagi hari dan kemungkinan tidak camp. Waktu yang kami butuhkan untuk sampai pos pendaftaran sekitar 1jam perjalanan dengan 4x istirahat dengan durasi 5 menit. Sesampainya dekat dengan pos pendaftaran kami berpapasan dengan petugas yang ada di pos pendaftaran bersama dengan 2 orang temannya menggunakan motor trail sambil membawa sesuatu. Setelah saya tanya ternyata mereka mau memasang plakat untuk dipasang di puncak. Yaelahhhhh.....kenapa nggak dari kemarin saja mas biar saya bisa foto di puncak yang ada plakatnya. Saat itu salah satu dari mereka bercanda dengan menawari saya untuk berfoto dengan plakat itu tetapi harus naik lagi...wkwkwkwkwk.

View pagi hari dalam tenda

like a dream

Jadi begitulah akhir perjalanan saya ketika mencoba camp di Watu Jengger yang terletak di Mojokerto, ini merupakan pertamakali saya camp disana dan menurut penilaian saya secara pribadi viewnya cukup bagus tetapi untuk tempat campnya agak serem tapi bukan berbau horror yah, melainkan tempatnya yang terbuka dan dekat dengan jurang. Hanya saja yang saya takutkan kalau ada badai saja ketika camp disana. Oke semoga kalian terhibur dan bertambah wawasan kalian dengan artikel ini. Lebih baik lagi kalian bisa share artikel ini kepada teman atau orang lain agar orang lain juga mengetahui informasi tempat wisata yang lagi hits akhir-akhir ini.

You May Also Like

0 komentar