Liburan saya
kali ini mengunjungi kota Bandung yang dimana banyak sekali tempat nongkrong
maupun tempat wisata yang mulai bermunculan dan instagrameble banget, selain
kota Bandung dikenal sebagai kota fashion di Indonesia disamping itu juga
banyak sekali tempat wisata alam ataupun tempat rekreasi lainnya yang harus
dikunjungi di kota Bandung. Oleh sebab itu saya memilih perjalanan kali ini
berada di kota Bandung, sebelumnya dulu saya sempat mampir sebentar di kota
Bandung sehabis dari Jakarta dan menyempatkan rekreasi ke salah satu pemandian
air panas Ciater. Sekarang saya ingin mencoba lagi mengunjungi kota Bandung dan
sedikit lebih lama dari kunjungan saya sebelumnya yang hanya transit semalam
saja.
Perjalanan ke kota Bandung kali ini sedikit berbeda dari perjalanan saya sebelumnya yang biasanya sering touring menggunakan motor tetapi kali ini saya berangkat kesana menggunakan transportasi kereta api kelas ekonomi yang dimulai dari stasiun Gubeng, Surabaya. Setelah saya vakum lama dari transportasi kereta api akhirnya saya menaiki transportasi ini lagi yang dimana terakhir naik kereta api sekitar tahun 2012 pada zaman transisi E-ticketing. Seperti biasanya sebelum planning ke sebuah kota yang akan dikunjungi saya browsing tiket kereta api terlebih dahulu dan mendapatkan tiket kereta api paling murah, namanya kereta api Pasundan dengan jalur Gubeng-Kiaracondong. Waktu itu harga tiketnya sekitar Rp. 98.000 dan langsung saja saya sekalian beli tiket pulang biar nggak ribet dengan harga yang sama Rp. 98.000. Jam keberangkatan kereta api dari Gubeng-Kiaracondong pukul 08:15-23:00 di hari Jum’at sedangkan untuk pulangnya dari Kiaracondong-Gubeng 05:15-22:00 di hari Senin, waktu yang saya gunakan berkunjung ke bandung sekitar 2hari 3malam. Perjalanan ini membuat pantat saya menjadi tidak beraturan, bayangkan saja duduk berlama-lama didalam kereta api dengan durasi selama 15jam an, gausah dibayangkan tapi cobain aja deh biar sama-sama tahu rasanya..hahahaha.
Perjalanan backpaker saya kali ini ditemani sesosok pria yang pernah satu SMA dan satu kelas waktu kuliah dari semester awal sampai semester akhir (sensor semester akhirnya) namanya Bayu. Pertemanan kami bisa dibilang cukup lama, gimana gak lama dan gak boring kenal dari jaman SMA sampai sekarang masih suka maen bareng.
Lanjut ke topik selanjutnya saja karena males ngenalin dia lebih dalam...hahahahahaha. Ketika kami sudah mendapatkan tiket PP ke Bandung kami langsung mencari kontak teman yang tinggal disana biar disana bisa numpang tempat tinggal dan bisa pinjem motor untuk keliling sekitaran kota Bandung. Setalah mencari-cari akhirnya kami mendapatkan penginapan dihari pertama di kos teman Bayu, numpang hotel teman saya, dan terakhir di rumah saudara teman kami yang dulu sempat satu kelas juga jaman kuliah. Untuk masalah motor dihari pertama kami sebenarnya mendapat pinjaman teman bayu, tetapi berhubung tipe motor cowok dan diantara kami tidak bisa mengendarai motor cowok akhirnya kami memilih sewa motor disana dengan harga Rp. 30.000/12 jam dan selanjutnya kami pinjam motor dari kenalan teman saya. Untuk planning tujuan destinasi selama di Bandung waktu itu diantaranya Kawah putih, Farm house, Lodge maribaya, Dusun bambu, dan Tebing kraton. Berhubung ada beberapa kondisi yang tidak mendukung akhirnya kami waktu itu hanya mengunjungi wisata Kawah putih, Farm house, dan Lodge maribaya.
Langsung saja di hari jum’atnya sekitar pukul 06:00 saya sudah siap untuk menjemput Bayu menggunakan motor dan nanti akan saya inapkan beberapa hari kedepan di stasiun Gubeng, Pada trip ke kota Bandung ini saya tidak membawa tas melainkan hanya menggunakan jaket outride dari Eiger yang didalamnya terdapat beberapa kantong yang cukup saya isi perlengkapan saya selama di Bandung (bukan jubah yang dikenakan si kanjeng Dimas yah ?) perlengkapannya seperti 2 baju ganti, handuk, odol, sikat gigi, charger hp, Hp, headset, kacamata, rokok, buff, sarung tangan dan semuanya muat hanya didalam 1 jaket itu saja. Itulah mengapa saya sering membawa jaket outride dari eiger selama perjalanan trip saya, selain jaket untuk pengendara motor disamping itu banyak kelebihan ketika menggunakan jaket tersebut seperti terdapat beberapa kantong yang bisa diisi seperti yang saya bawa selama di Bandung, water proof , wind proof, dan yang pasti safety. Kalau cowok mah gak ribet ketika mau backpakeran yang penting sesimple mungkin dan tidak ribet selama perjalanan. Lanjut lagi ke pembahasan setelah menjemput Bayu, kami langsung menuju stasiun Gubeng. Sesampai stasiun sekitar pukul 07:00 dan kami langsung menuju self ticket atau biasanya disebut pencetakan mandiri untuk mendapatkan tiket resmi KAI.Ssetelah mendapat tiket kereta resmi kami lanjut menuju kantin sebelah stasiun Gubeng karena pagi itu saya belum sarapan pagi. Selesai sarapan kami lanjut masuk kedalam stasiun dan boarding untuk masuk kedalam gerbong. Banyak sekali perubahan setelah beberapa tahun saya tidak menggunakan transportasi ini, sekarang kereta api kelas ekonomi ada seperti pramugarinya yang berjaga didepan gerbong yang memudahkan penumpang ketika bertanya seputar gerbong yang akan dinaikinya, AC dalam 1 gerbong sekitar 4 buah yang membuat udara didalam semakin dingin, terdapat 2 colokan, pengeras suara ketika mengumumkan beberapa informasi penting lainnya, terdapat kantin di dalam gerbong kereta, penjagaan 24 jam, tata tertib yang tegas terutama bagi perokok, terdapat 1 tempat sampah disetiap gerbong, dan masih banyak lainnya. Setelah masuk kedalam gerbong kami langsung mencari tempat duduk dan langsung menaruh barang bawaan ke kabin. Tidak banyak yang kami lakukan selama didalam kereta, kami hanya ngobrol, makan, tidur, gitu aja terus sampai tiba di stasiun Kiaracondong. Terkadang ketika kami merasa bosan kami buat untuk berdiri di depan toilet sambil melihat pemandangan yang ada diluar.
Saku belakang yang cukup besar untuk menyimpan banyak barang, berasa kanjeng dimas. LOL |
Dulu cuman 1, sekarang jadi sepasang. Colokan aja pasangan, kok kamu enggak ? |
Sekarang AC nya lebih banyak dari sebelumnya |
Tempat duduk jauh lebih empuk, tapi tetap gak bisa tidur |
Setibanya di stasiun
Kiaracondong Bayu langsung menghubungi temannya untuk menjemput kami dan
bermalam di kontrakannya. Waktu itu sebelum tiba di kontrakan kami mampir untuk
beli nasi goreng terlebih dahulu, karena didalam kereta kami hanya makan bekal
terakhir siang hari. Sesampainya di kontrakan kami langsung istirahat karena
sabtu pagi kami akan melakukan perjalanan menuju Kawah putih yang letaknya
cukup jauh dari kontrakan dengan waktu tempuh sekitar 2 jam.
DAY 1
Sabtu paginya
kami beranjak dari kasur sekitar pukul 06:30 dan langsung bergegas mandi secara
bergantian, saya memilih berkunjung ke kawah putih di pagi hari karena
mengantisipasi kemacetan dan bertepatan weekend
juga dan selain itu tiap sore Bandung selalu hujan (menurut informasi teman
saya yang tinggal disana). Selesai mandi Bayu langsung pergi ke persewaan motor
dengan temannya untuk wisata hari ini ke Kawah Putih dengan tarif Rp. 35.000/12
jam. Perjalanan ke Kawah Putih kali ini menempuh waktu cukup lama sekitar 2 jam
dari kontrakan teman Bayu.
Setelah
mendapatkan motor dari persewaan barulah kami berangkat menuju Kawah putih
sekitar pukul 07:30. dengan bermodalkan GPS karena kami buta akan jalan di kota
Bandung. Tidak jauh dari kontrakan kami terlebih dahulu mengisi bensin sebesar
Rp. 14.000 karena persedian bensin yang ada dimotor cuman setengah saja waktu
mengambil dari persewaan motor. Untuk menuju Kawah Putih daerah yang kami
lewati waktu itu antara lain Soreang, Ciwidey, dan berujung di Kawah Putih.
Jalanan ketika sudah dekat dengan Kawah Putih nantinya akan melewati jalanan
menanjak karena letak Kawah Putih itu sendiri berada di daerah ketinggian dan
nantinya akan melewati daerah persawahan, perhutani dengan pemandangan
pohon-pohon dan pegunungan pastinya. Sesampai di Kawah Putih kami langsung memarkirkan
motor dengan tarif Rp. 10.000 untuk penitipan helm dan kami diberi 2 masker.
Waktu itu sekitar pukul 09:30an dan kami langsung menuju loket untuk membeli
tiket masuk Kawah Putih dengan tarif Rp. 75.000 (termasuk 2 orang dan
1 motor) saya waktu itu agak bingung karena parkir motor kami sudah membayar
dibawah, tapi pas diloket dikenakan tarif lagi. Sehabis mengurus administrasi
kami langsung menuju antrian yang dimana antrian itu adalah menuju ke sebuah
angkot yang digunakan untuk mengangkut wisatawan langsung menuju spot Kawah
Putih. Jadi menurut saya tempat wisata Kawah Putih ini sudah dikelola sebaik
mungkin untuk mempurmudah wisatawan mengunjungi Kawah Putih, salah satunya
yaitu dengan disediakannya transportasi menuju Kawah Putih yang membuat
wisatawan tidak perlu treking jauh-jauh menuju tempat wisata.
Harga tidak sesuai dengan tarif yang ada disini |
Ini angkot yang digunakan wisatawan untuk menuju Kawah Putih |
Tetapi ada satu catatan dari saya sendiri ketika berada
didalam angkutan ada seorang petugas yang mengurusi bagian angkutan itu
memaksa beberapa wisatawan untuk masuk kedalam satu angkutan dengan perhitungan
tempat duduk yang mereka gunakan, padahal waktu itu saya lihat kursi didalam
angkutan itu sudah penuh tetapi tetap saja petugas memaksa masuk dengan merubah
beberapa posisi duduk agar jumlah wisatawan bisa masuk sesuai dengan perhitungannya.
Tidak heran kalau waktu itu ada konflik kecil yang membuat wisatawan kecewa
dengan pemaksaan jumlah tempat duduk ini. Lanjut dari konflik tadi, angkot
langsung menuju spot Kawah Putih dengan waktu tempuh sekitar 15 menit berada
didalam angkot. Sesampainya kami langsung menuju Kawahnya, keadaan disana waktu
itu sangat ramai akan wisatawan baik itu dalam negeri ada juga beberapa orang
dari luar negeri karena maklum saya berkunjung di weekend. Cerita sedikit mengenai Kawah Putih merupakan
sebuah danau yang terbentuk dari letusan Gunung Patuha. Tanah yang
bercampur belerang disekitar
kawah ini berwarna putih, lalu warna air yang berada di kawah ini berwarna
putih kehijauan, ada yang unik dari kawah ini adalah airnya terkadang bisa
berubah warna.
Setelah selesai berfoto
kesana-kemari dengan puas selama 1 jam lalu kami memutuskan untuk kembali
keparkiran dengan menggunakan angkot yang telah disediakan dari pihak wisata
Kawah Putih, sesampainya di parkiran kami beristirahat terlebih dahulu di salah
satu warung yang ada disana sembari minum kopi. Setelah dirasa cukup dan rasa
capek sudah sedikit hilang kami langsung berjalan ke parkiran motor untuk
mengambil helm dan ternyata waktu itu kebetulan Bayu yang mau ngambil helm di
kenakan biaya lagi Rp. 10.000, waktu itu saya juga radak bingung dengan tarif
apa saja yang dikenakan di wisata Kawah Putih ini. Ternyata kata Bayu pas mau
ambil helm dia diberitahu oleh penjaganya kalau itu adalah untuk bayar
maskernya aja. Lhaaaa......kok yah nggak ngomong dari awal itu orang yang ada
diparkiran motor, padahal saya waktu itu bawa buff dan Bayu bawa masker sendiri
dan akhirnya masker yang diberi dari orang parkiran tidak terpakai. jujur sih saya
jadi agak sedikit kecewa dengan diberinya tarif yang tidak jelas di tempat
wisata ini, kalau ngomong dari awal kan enak dan wisatawan dari luar daerah
seperti saya jadi tidak kecewa nantinya.
Gueh anak gaol baru di Bandung euyyy |
Sebelum ke kawah harus menyusuri beberapa anak tangga ini |
Ada beberapa orang yang menawarkan jasa foto langsung jadi di wisata ini |
Mumpung sendirian selpi ahhh |
Dan akhirnya selpi sendiri-sendiri |
Beberapa wisatawan mencari spot sendiri-sendiri demi mendapat foto terbaik mereka |
Kawah Putih ketika dilihat dari spot untuk pengunjung lansia |
Selesai dari urusan ambil
motor di parkiran kami langsung meluncur kebawah untuk kembali ke kontrakan,
perjalanan pulang dari Kawah Putih waktu itu sekitar pukul 11:30 dan
sesampainya dekat kontrakan kami sempat mengisi bensin lagi Rp. 15.000, sholat,
dan makan siang karena dari pagi kami belum sarapan sama sekali. Sesampainya di
kontrakan waktu itu sekitar pukul 14:00 dan tidak lama itu hujan pun mulai
turun sekitar pukul 15:00, untung saja kami sudah berada di kontrakan waktu itu.
Hehehehehehe... Malamnya kami mengembalikan motor sewaan dan lanjut mengambil
motor milik kenalan teman saya kemudian kami menuju hotel teman saya untuk
numpang tidur sejenak malam itu juga.
DAY 2
Keesokan paginya pukul
06:00 kami langsung siap-siap prepare mandi dan lain-lainnya, sembari menunggu
teman kuliah kami yang mau ikut mengantarkan ke tempat wisata hari ini yaitu di
Farm House dan Lodge Maribaya. Kami waktu itu berangkat dari hotel sekitar
pukul 09:00 dan sesampainya di Farm House sekitar pukul 09:30, Sebelum menuju
Farm House saya mengisi bensin motor di daerah Lembang Rp. 20.000. Perjalanan
menuju Farm House memakan waktu 30 menit dengan melewati daerah Lembang yang
dimana daerah Lembang mempunyai banyak sekali tempat wisata yang menarik untu
dikunjungi. Sesampai di parkiran motor Farm House kami membayar karcis seharga
Rp. 5.000 dan tiket masuk wisata Rp. 20.000/orang yang mana tiket masuk wisata
nantinya dapat ditukar dengan susu murni yang ada di loket yang telah
disediakan.
Pada waktu itu suasana
disana sangat ramai karena bertepatan dengan hari minggu ditambah wisata Farm
House juga cocok untuk wisata keluarga, banyak sekali hiburan yang ditawarkan
di sana antara lain beberapa cosplay dari tokoh SAW, fredikruger, ada juga
persewaan costum ala warga eropa, hiburan dari beberapa domba yang lucu, dan
yang paling dicari adalah rumah hobbit yang ada di Farm House. Rumah hobbit ini
salah satu tempat yang instagrameble banget dikalangan anak muda, maka tidak
heran kemarin disana banyak sekali anak muda yang antri untuk berfoto di rumah
hobbit itu. Kami sempat sih waktu itu berfoto disana meskipun dengan keadaan
yang sangat ramai dan tidak lupa kami juga menukarkan tiket masuk untuk
mendapatkan segelas susu murni yang fresh dengan pilihan rasa coklat dan
strawberry. Setelah mengitari sudut-sudut dari Farm House kami langsung
memutuskan untuk beranjak dari Farm House dan meneruskan perjalanan menuju
destinasi selanjutnya yaitu Lodge Maribaya.
Beberapa bangunan disini di design agar tampak seperti di bangunan eropa |
Costum seperti penduduk eropa dan ini disewakan |
Tiket masuk ditukar dengan satu gelas susu segar |
Ini dia binatang yang disuguhkan untuk menghibur wisatawan, sukanya makan wortel |
Hai para hobbit, i see you're village |
Kami berangkat dari Farm
House sekitar pukul 10:30 dan sesampainya di Lodge Maribaya sekitar pukul
12:00, perjalanan menuju Lodge Maribaya lumayan sedikit sulit medannya karena
melewati jalanan yang banyak lubang ditambah jalanan yang sering naik-turun
jadi harus lebih waspada ketika mengendarai motor. Waktu itu ketika dekat
dengan tempat wisata antrian mobil sangat panjang ditambah jalan 2 arah yang
tidak terlalu lebar, saya yang mengendarai motor ketika keadaan antri panjang
sudah tidak bisa jalan. Untuk menunggu sampai ke parkiran motor kami
membutuhkan waktu 30 menit padahal parkiran motor dari tempat saya mengantri
masuk sekitar 50 meter.
Sesudah mendapat parkir
motor saya membayar Rp. 5.000/motor dan dilanjutkan menuju loket untuk membeli
tiket masuk Rp. 25.000/orang. Setelah membeli tiket kami langsung masuk dan
mengelilingi area Lodge Maribaya, tempat wisata ini seperti dirancang untuk area
outbound dengan beberapa wahana cukup menantang diantaranya sky tree, sky
swing, dan sky bike ditambah dengan background pohon pinus yang menjulang
tinggi di belakang tempat wisata dengan harga Rp. 20.000-30.000/wahana. Kemarin
saya tidak sempat mencoba dari salahsatu wahana tersebut karena antriannya yang
terlalu panjang dan sangat ramai, maklum saya kesana bertepatan dengan hari minggu
yang dimana banyak warga Bandung yang sedang melakukan rekreasi. Selain
disediakan beberapa tempat wahana untuk pengunjung, The Lodge Maribaya juga
menyediakan beberapa cafe dan tempat makan untuk wisatawan yang sekirannya
untuk beristirahat sambil menikmati suasana hutan pinus.
Suasana ramai wisatawan waktu itu |
Cari spot foto aja susah banget waktu itu, kebanyakan yang foto di lama-lamain |
Wahana adernaline sky bike, saya gak berani coba..hahaha |
Yang dibelakang nama spotnya sky tree, berhubung antrinya panjang jadi disini aja fotonya |
Waktu itu saya di The Lodge Maribaya hanya sekitar 60 menit saja, karena suasana yang semakin ramai dan membuat saya tidak bisa untuk menikmati tempat wisata ini. Kami waktu itu meninggalkan tempat ini pukul 13:00 dan menuju rumah teman saya ini, sebelum kerumah teman kami mampir dulu di masjid dekat alun-alun ujung berung untuk sholat dan setelah itu mampir ke salah satu tempat makan yang letaknya di daerah kiara condong. Sesampai di rumah teman saya langsung istirahat dan lagi-lagi disambut hujan lumayan deras. Kami waktu itu istirahat sampai sekitar pukul 19:00 dirumah teman saya dan setelah itu kami langsung diajak teman saya ke salah satu tempat nongkrongnya sambil menikmati malam terakhir di kota Bandung ditemani dengan kopi panas. Waktu berjalan dengan cepat malam itu hingga tak terasa pukul 23:00 dan saya langsung mengembalikan motor pinjaman yang sebelumnya saya isi bensin terlebih dahulu Rp. 20.000 dari kenalan teman saya, kemudian setelah mengembalikan motor kami langsung kembali kerumah teman saya untuk istirahat dirumahnya yang dekat dengan stasiun kiaracondong biar kami tidak terburu-buru menuju setasiun karena jam keberangkatan kereta saya pukul 05:30.
Sekian
perjalanan wisata saya mengunjungi kota Bandung dengan banyaknya keindahan yang
ada di kota ini, jangan bosan-bosan untuk mengikuti terus blog saya dengan
pengalaman wisata terbaru saya yang akan di share buat teman-teman sekalian...enjoy your day ^^
Biaya
pengeluaran :
1. Tiket Surabaya
- Bandung Rp. 98.000 (Ekonomi class)
2. Tiket
Bandung - Surabaya Rp. 98.000 (Ekonomi class)
3. Sewa motor
di Bandung Rp. 35.000/12 jam
4. Bensin
berangkat menuju Kawah Putih Rp. 14.000
5. Karcis
parkir di Kawah Putih Rp. 10.000/motor
6. Tiket masuk
Kawah Putih Rp. 30.000/orang + 1 motor
7. Biaya
masker Rp. 5.000/orang
8. Bensin
pulang dari Kawah Putih Rp. 15.000
9. Bensin
perjalanan ke Farm House Rp. 20.000
10.Karcis
parkir di Farm House Rp. 5.000/motor
11.Tiket masuk
di Farm House Rp. 20.000/orang
12.Karcis
parkir di The Lodge Maribaya Rp. 5.000/motor
13.Tiket masuk
di The Lodge Maribaya Rp. 25.000/orang
14.Bensin
pulang dari The Lodge Maribaya Rp. 20.000
Total biaya :
Rp. 400.000
0 komentar