Perjalanan kali ini berawal dari ajakan teman saya
yang ingin berlibur mengunjungi kota Malang kembali setelah beberapa tahun
lulus dari kuliah dan kembali ke kota untuk meneruskan kehidupan mereka masing-masing.
Namanya Pipit dan Lelita merupakan perempuan tangguh yang sebenarnya mempunyai hobi
traveling dan kebetulan kali ini mereka cuti beberapa hari dari kerjaannya
untuk menikmati hobi mereka kembali yang sudah lama ditinggalkan setelah
mendapat pekerjaan di kota masing-masing.
Suatu hari mereka menghubungi saya dan ingin sekali
diajak liburan di kota Malang dan sedikit request dari mereka yaitu ingin
menikmati kembali treking dan menikmati keindahan alam dari atas gunung. Pada
saat itu saya memikirkan untuk mengajak ke gunung Bromo, tetapi dikarenakan
kurangnya personil akhirnya saya batalkan mengajak mereka ke gunung Bromo dan opsi
lain yang saya pilih adalah wisata baru yang lagi hits akhir-akhir ini di
Malang yaitu Budug Asu yang merupakan dataran tinggi terletak di lereng gunung Arjuno
dengan suguhan pemandangan yang tidak kalah indahnya dengan gunung Bromo. Sebelum
melakukan perjalanan kesana terlebih dahulu saya mencari beberapa informasi
mengenai Budug Asu melalui internet dan survey langsung ke TKP. Setelah
mendapat beberapa informasi, ternyata lokasi menuju Budug Asu tidak terlalu
jauh dari kota Malang.
Untuk mencapai puncak Budug Asu sebenarnya ada 2
rute yaitu via Kebun Teh Lawang atau mengikuti jalur yang ada di google map,
tetapi setelah saya survei sebelumnya jalan yang ditunjukan oleh google map
merupakan jalanan yang hanya bisa dilalui menggunakan motor trail atau jeep
saja. Mengetahui jalur tersebut hanya bisa dilalui kendaraan trail dan jeep
saya langsung memutar arah dan bertanya dengan beberapa orang setempat dan ada
salah satu orang menjelaskan kalau ada jalur lagi yaitu melewati kandang sapi
dengan kondisi jalan setengah rusak dan setengah beraspal. Pada waktu itu saya
lebih yakin untuk menggunakan jalur Kebun Teh Lawang saja karena jalannya beraspal
semua. Sesampainya di Kebun Teh Lawang waktu itu sore sekitar pukul 15:00 dan
saya diberitahu oleh penjaga parkiran jika ingin menuju ke puncak Budug Asu
harus berangkat pagi karena treking dari Kebun Teh Lawang menuju puncak Budug
Asu memakan waktu sekitar 2-3 jam perjalanan tergantung stamina dan keadaan
dijalan. Mendengar hal itu saya memutuskan untuk kembali ke kota dan
melanjutkan perjalanan dengan teman-teman saya keesokan harinya.
Keesokan harinya cuaca di kota Malang lumayan cerah
dan bersahabat sehingga sangat cocok untuk melakukan perjalanan menuju
destinasi yang akan kami kunjungi kali ini. Sekitar pukul 07:00 saya dan Irma
menuju terminal bus Arjosari menggunakan motor masing-masing untuk menjemput
Leli dan Pipit yang kabarnya sudah tiba di terminal beberapa menit yang lalu.
Sesampainya di terminal bus langsung saja perjalanan kami arahkan menuju Kebun
Teh Lawang dengan pemandangan hijau yang luas dikelilingi oleh kebun teh yang sangat
menyegarkan mata pagi itu, perjalanan dari kota Malang menuju Kebun Teh lawang
dapat ditempuh sekitar 45-60 menit menggunakan motor.
Sesampai di loket pintu masuk Kebun Teh Lawang kami
harus membayar retribusi Rp. 5.000/orang dan Rp. 2.000/parkir motor. Setelah memarkirkan
motor langsung saja kami treking menuju jalan
yang sudah diberitahu oleh pihak Kebun Teh Lawang menuju Budug Asu. Awal
perjalanan kami sangat semangat dan sering mengobrol satu sama lain dengan melewati
beberapa wilayah perkebunan teh yang hijau dan asri yang kemudian mengarah ke
jurang berbatu dan memasuki wilayah pohon pinus yang menandakan perjalanan kami
sudah mulai menjauh dari kawasan perkebunan teh. Saat awal perjalanan didaerah perkebunan
teh kami sempat menemui rombongan lain dengan jumlah personil sekitar 6 orang
yang tujuannya sama yaitu menuju puncak Budug Asu. Tetapi semakin lama perjalanan
semakin terasa terjal dengan medan berbatu yang membuat kami merasa kelelahan
dan sering untuk istirahat sambil menikmati pemandangan sekitar yang membuat
kami betah berfoto lama-lama ditempat kami beristirahat.
Perjalanan awal dimulai dari perkebunan teh |
Sempat berpapasan dengan mobil kesehatan yang akan menuju puncak |
Pemotretan dikala break |
Pemotretan dikala break |
Kawasan hutan pinus yang harus dilewati menuju puncak Budug Asu |
Leli in action |
Pipit in action |
Inilah pekerjaan saya dibalik semua foto itu |
Beberapa menit kemudian kami kembali melanjutkan
perjalanan menuju puncak Budug Asu yang tidak kunjung tiba. Sempat kami
berpapasan lagi dengan beberapa orang yang menggunakan kendaraan jeep yang
mencoba menawari kami untuk ikut dengan rombongan mereka, tetapi tawaran itu
saya tolak karena waktu berpapasan dengan orang lain sebelum rombongan jeep ini bilang kepada saya
kalau puncak Budug Asu sudah dekat. Setelah mengetahui informasi itu saya menolak
tawaran rombongan yang menggunakan kendaraan jeep tersebut dan kami kembali melanjutkan
perjalanan, setelah berjalan cukup lama ternyata perjalanan ini masih belum
menemui titik akhir dari Budug Asu. Sempat di perjalanan saya di omelin sama
cewek-cewek ini karena saya telah menolak tawaran rombongan yang menggunakan
jeep tersebut yang sebenarnya mempermudah perjalan kami.
Dari perjalanan yang menguras cukup banyak tenaga
ini akhirnya kami baru menemukan loket pintu masuk menuju puncak Budug Asu saja
yang terletak ditengah hutan yang sebelahnya terdapat tempat parkir untuk
kendaraan yang kuat menanjak sampai loket pintu masuk ini. Keadaan disekitar
loket pintu masuk sangat sepi tanpa ada penjaga dan hanya ada kami berempat saja,
tetapi dari kejauhan saya seperti mendengar teriakan seseorang yang menurut
saya menandakan sedikit lagi kami akan sampai puncak Budug Asu. Saat di loket
pintu masuk kami sempat beristirahat untuk meminum air beberapa teguk dan
meluruskan kaki sebentar, setelah itu saya memaksa untuk melanjutkan perjalanan
lagi karena jam sudah menunjukan siang hari dan kabut sudah mulai turun
ditambah lagi waktu itu kami tidak membawa perbekalan apapun hanya membawa 4
gelas air minum yang harus benar-benar dihemat untuk perjalanan menuju puncak
dan turun menuju perkebunan teh kembali.
Loket pintu masuk yang terlihat kosong di jam operasional saat week day |
Setelah istirahat di lokasi loket pintu masuk tadi
kami lanjutkan berjalalan kembali hingga melewati papan kayu yang bertuliskan
sambutan berada di kawasan Budug Asu, melewati papan kayu itu saya melihat trek
yang akan kami lalui semakin lumayan sulit karena harus melewati tanah becek dan
itu merupakan bekas jalan kendaraan off road buat jeep. Terpaksa kami harus
lebih berhati-hati dalam setiap melangkah karena tanah yang akan kami lewati
cukup licin. Tidak jauh dari loket pintu masuk yang tepatnya berada disamping
pohon-pohon besar kami kembali berhenti untuk istirahat beberapa menit dan
membuka segelas air untuk diminum
bersama. Sedikit tegukan air waktu itu sangat berarti bagi kami untuk membasahi
tenggorokan yang terasa kering akibat treking yang lumayan jauh tanpa ada
persiapan apapun. Selesai dari istirahat kami melanjutkan perjalanan hingga
menemukan persimpangan yang membuat sedikit bingung karena ada 2 jalan yang
terlihat jelas bagi kami, kalau lewati sebelah kanan jalanan terjal yang licin
dan bertuliskan jalan hanya satu arah dan kalau saya prediksi waktu itu
merupakan jalan setelah balik dari puncak Budug Asu, kemudian disisi lain
jalurnya memang benar menuju puncak dan terlihat cukup jauh karena harus memutari
bukit terlebih dahulu. Akhirnya setelah berfikir beberapa saat diantara kami
ada yang menunjukan jalan setapak yang memang terlihat samar, didalam kondisi
bingung saat menentukan jalan yang benar saya langsung mencoba survey jalan
setapak yang terlihat samar itu apakah benar bisa dilewati atau tidak. Setelah
saya mencoba menyusuri jalanan tersebut memang benar jalan ini bisa dilalui dan
lebih cepat daripada kami harus memutari bukit. Tidak berfikir panjang saya
langsung memberi kode kepada teman saya yang lain untuk mengikuti jalan yang
saya lalui ini. Perjalanan kami lanjutkan dan bertemu juga dengan beberapa anak
yang turun dari puncak dan saya juga sempat bertanya apakah jalan yang saya
lalui ini nantinya mengarah ke puncak, benar saja jalan yang kami lalui memang
benar menuju ke puncak.
Gerbang selamat datang menuju Budug Asu |
Beberapa jam perjalanan akhirnya sampai juga di
puncak Budug Asu yang menawarkan
keindahan dari jauh beberapa bukit-bukit hijau yang terselimuti oleh kabut
tipis sejauh mata kami memandang. Langsung saja kami menikmati keindahan bukit-bukit
dari puncak Budug Asu dengan berfoto di puncak dan tak lupa untuk berfoto di
spot favorit berbentuk seperti logo firefox itu. Sekedar informasi diatas
puncak ini terdapat sumber mata air yang berada didalam sebuah tangki besar,
jika kalian ingin meminum air atau sekedar membasahi muka kalian juga bisa.
Kemudian ada juga beberapa informasi yang saya dapat dari bertanya dengan
beberapa orang yang ada dipuncak saat itu mengenai Budug Asu, apabila ingin
mengunjungi tempat ini saat weekend pasti ada ojek yang menawarkan jasanya
membantu pengunjung menuju puncak ketika mengalami kelelahan dan ada orang berjualan
makanan ditempat ini. Pada waktu kami diatas puncak menemukan sebuah bangunan
seperti rumah yang didalamnya seperti ruang tamu yang belum tahu fungsinya
untuk apa. Kalau prediksi saya bangunan itu merupakan tempat singgah bagi para
pengunjung yang ada di puncak bukit Budug Asu. Untuk Toilet kebetulan saya belum
menemukan dan kebetulan juga diantara kami waktu itu tidak ada yang ingin ke
toilet juga.
Sesampainya di puncak Budug Asu |
Great view |
Spot favorit di Budug Asu |
Selesai beristirahat di puncak dan meluangkan waktu
untuk berfoto-foto kami langsung memutuskan turun ke bawah kembali karena waktu
sudah menunjukan pukul 13:00 sedangkan perjalanan menuju kebun teh masih
sekitar 3 jam lagi, tetapi kami diberitahu oleh salah satu orang yang ada
dipuncak yang sepertinya warga sekitar kalau turunnya lewat jalan pintas saja
yang telah ditunjukan oleh orang tersebut. Selain waktu yang ditempuh lebih
singkat viewnya juga lebih bagus dan berbeda dengan jalan kami naik menuju
puncak sebelumnya. Tetapi untuk treknya cukup berbahaya karena hanya berbentuk
jalan tanah yang lumayan licin dengan kemiringan sekitar 70º kebawah. Sempat
juga berpapasan dengan beberapa orang yang naik kepuncak melewati jalan pintas
itu, kami lebih berhati-hati lagi dalam melangkah karena jalan yang dilewati
harus saling berbagi dengan pengunjung lain yang naik menuju puncak melalui
trek maut ini.
View sabana di jalan pintas yang kami lewati |
Ini adalah kondisi jalan pintas yang kami lalui |
Perjuangan Leli dan Pipit ketika menuruni trek maut |
Memang benar jalan pintas ini cukup banyak memotong
waktu yang sudah kami prediksi sebelumnya, tetapi trek turunnya sangat maut sehingga
membuat diantara kami terpeleset beberapa kali. Setelah melewati jalan pintas kami
beristirahat sejenak karena kaki saya masih lemas dan gemetar terus menerus karena
harus menumpu beban badan saya dengan trek turun yang curam. Disini kami
kembali menghabiskan segelas air terakhir persediaan yang kami bawa dari dalam
tas. Selesai membasahi tenggorokan dengan 2 tegukan air kami kembali meneruskan
perjalanan hingga waktu menunjukan sekitar pukul 15:00 tibalah kami di sebuah
warung makan yang berada dalam wisata Kebun Teh. Ditempat ini hanya istirahat
sampai pukul 15:40 ada yang sekedar membeli minuman dan ada juga yang
bersih-bersih untuk mandi. Selesai beristirahat dari warung makan kami langsung
menuju parkiran untuk mengambil motor dan melanjutkan perjalanan kembali ke
kota Malang dengan selamat. Pada malam harinya Leli dan Pipit pamit untuk
pulang menggunakan jasa travel yang sudah mereka pesan menuju kota
masing-masing karena besok pagi harus kembali bekerja dan kembali kedunia
nyata.
Jalan pintas menuju puncak Buduk Asu berada dibalik spanduk itu, jalan pintas itu disebut dengan fox hill dengan trek yang ekstrim |
View perjalanan pulang melewati hutan pinus |
Back to nature |
Begitulah akhir cerita perjalanan kami menyusuri tempat
wisata baru yang lagi hits di kota Malang yang bernama Budug Asu. Memang kota
Malang banyak sekali tempat wisata yang harus dikunjungi, apalagi akhir-akhir
ini banyak sekali tempat atau spot wisata terbaru mulai bermunculan bukan hanya
di Malang saja melainkan hampir diseluruh kota di Indonesia karena banyaknya
orang yang menggemari hobi traveling akhir-akhir ini. Jangan lupa untuk terus
mengikuti dan update perjalanan wisata saya selanjutnya dikota yang akan saya
kunjungi selanjutnya, Happy holiday ^^
Rincian
Biaya :
Bensin
berangkat dari kota Malang – Kebun teh Rp. 20.000
Tiket masuk Kebun Teh Rp. 5.000/orang
Karcis
parkir Kebun Teh Rp. 2.000/motor
Total
Biaya : Rp. 27.000