Kali ini pada
tanggal 4 Desember 2019 saya akan membuat artikel tempat wisata lokal untuk
kalian gaesss, agar kalian tidak bosan dengan artikel saya yang akhir-akhir ini
mereview wisata di luar negeri. Jadi kali ini saya akan membagikan pengalaman
pertama kali saya mengunjungi salah satu tempat wisata yang bisa dikatakan hits
akhir-akhir ini di Mojokerto. Tetapi wisata ini gampang-gampang sulit yah buat
kalian terutama yang jarang gerak karena letaknya berada di ketinggian sekitar
1100mdpl dan harus treking jalan kaki 2km jauhnya. Melihat kondisi seperti ini
tempat wisata ini lebih tepatnya buat kalian para pendaki pemula yang baru
pertamakali ingin mencoba mendaki gunung. Nama tempat wisata yang akan saya
kunjungi kali ini adalah Watu Jengger.
Sebenarnya saya
sudah pernah mengunjungi tempat ini pada saat belum terekspose lebih luas
seperti saat ini. Jadi dulu waktu datang ke tempat ini masih benar-benar hutan
belantara yang hanya ada beberapa jalur yang kadang terlihat dan ada juga yang
tidak terlihat karena maklum hutan ini masih belum begitu terjamah oleh
pendatang seperti saya dan hanya penduduk lokal saja yang datang ke tempat ini untuk
mencari kayu. Singkat cerita dulu saya belum sempat sampai ke puncak dan bisa
dikatakan hanya seperempat perjalanan saja dan itupun langsung balik lagi
karena tidak ada petunjuk yang begitu jelas. Daripada saya tersesat dan terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan lebih baik saya kembali lagi ke tempat parkiran.
Begitulah cerita saya awal mengunjungi Watu Jengger yang masih belum begitu
banyak orang yang tahu tempat ini. Dalam cerita kali ini saya akan mencoba
mendaki sampai puncak Watu Jengger dikarenakan sekarang tempat ini sudah mulai
terekspose, jadi yang pasti sudah ada jalur resmi untuk dilalui oleh para
wisatawan yang akan berkunjung ke tempat ini.
Ok langsung saja ke ceritanya, awal mula saya
ingin mengunjungi tempat ini seperti biasa saya sedang dilanda bosan H-1 malam
hari itu dan saya berfikir ingin pergi ke Bromo, camp di pantai Malang atau
camp di Watu Jengger karena kebetulan saya belum pernah sampai puncak. Alasan
lain mengurungkan niat saya untuk ke Bromo atau pantai Malang yaitu motor saya
yang belum di service dan kalau ke pantai terlalu lama perjalanannya, jadi
keputusan final jatuh kepada Watu Jengger.
Keesokan
harinya pukul 07:00 saya baru prepare dan mengajak teman saya yang kebetulan
bisa untuk diajak kesana. Kami start dari Gresik sekitar pukul 09:00 dan
sebelumnya saya mengisi bensin full Rp. 30.000 dari Gresik. Perjalanan dari
Gresik ke Mojokerto lancar seperti biasa dan kami berhenti di salah satu warung
makan untuk sarapan terlebih dahulu karena dari rumah perut masih kosong,
selesai sarapan kami melanjutkan perjalanan lagi sampai tempat parkiran Watu
Jengger sekitar pukul 12:00an. Tips untuk kalian yang menggunakan motor seperti
saya harus lebih waspada karena ketika akan memasuki desa Nawangan/desa
terakhir untuk melanjutkan treking ke Watu Jengger medan jalanan berupa batu
yang cukup tajam jadi di khawatirkan ban bocor dan disana saya tidak melihat tambal
ban.
Tibanya di
Desa Nawangan disitulah akhir perjalanan kalian menggunakan transportasi dan
disediakan tempat parkir yang ada di beberapa halaman rumah warga yang sengaja
digunakan untuk tempat parkir wisata Watu Jengger. Waktu itu saya ke Watu Jengger
Weekday dan tarif menginap Rp. 10.000/motor. Selesai mengurus administrasi
motor dan packing ulang kami melanjutkan perjalanan lagi menuju pos pendaftaran
dari parkiran jauhnya sekitar 30menit berjalan kaki dengan treking lumayan
menanjak. Saya melihat di perjalanan ada
beberapa warung tetapi keadaan tutup mungkin dikarenakan weekday jadi
warung disana tutup semua, nggak tahu lagi kalau weekend mungkin banyak yang
buka. Sesampainya di pos pendaftaran seperti biasa kami disuruh mengisi form
pengunjung dengan biaya Rp. 11.000/orang. Untuk jam efektif petugas pos
pendaftaran yaitu sekitar pukul 09:00-16:00 setelah saya tanya-tanya. Jika
kalian ingin berkunjung gratis hindari jam efektif tersebut, tetapi untuk
keamanan ditanggung sendiri yah. Karena gunanya pos pendaftaran yaitu yang
pasti untuk keamanan dan kenyamanan pengunjung itu sendiri.
Parkiran yang saya gunakan didepan plang ini |
Selesai
mengurus administrasi di pos pendaftaran perjalanan kami lanjutkan dengan
santai tanpa terburu-buru karena jam masih menunjukan pukul 12:30, kami sering
istirahat dengan durasi waktu sekitar 10 menit untuk sekedar minum air dan
sedikit mengobrol dan waktu terlama kami istirahat yaitu sekitar 30 menit. Untuk
jalur treking masih terlihat jelas karena jalanan tersebut sering digunakan
warga lokal mencari kayu menggunakan motor, untuk hewan yang ada disni saya
sempat menjumpai seekor tupai dan saat
istirahat di salah satu tempat kami menemukan sarang lebah yang tergeletak di
amben/kursi panjang tetapi madunya sudah tidak ada. Mungkin warga lokal disini
juga mencari madu untuk dijual atau gimana saya kurang paham.
Treking berbatu di awal start |
Sisa madu yang sudah tidak ada sari nya |
Perjalanan
berlanjut seperti biasa hingga kami tiba di pos 1, pada saat iseng-iseng
bertanya dengan penjaga pos pendaftaran tadi dijelaskan bahwa camping ground
dibagi menjadi 3 zona yaitu pos 1-3 tetapi untuk lokasi yang cukup luas buat
camp ada di pos 3 yang dimana letaknya cukup dekat dengan puncak dan disana
merupakan tempat terakhir untuk mendirikan tenda. Jika kalian ingin ke puncak
disarankan untuk meninggalkan barang bawaan saja disana karena dari pos 3
menuju puncak hanya memakan waktu sekitar 15-30 menit jalan kaki santai.
kira-kira sudah setengah perjalanan di tempat ini |
Pada saat
mencapai pos 1 kami sempat diguyur hujan beberapa menit saja dikarenakan cuaca
memang sudah memasuki musim hujan, jadi untuk kalian lebih baiknya membawa jas
hujan karena sangat penting. Pada saat tiba di pos 2 kami sudah bisa melihat
view yang cukup keren sih, kami bisa melihat 2 bukit yang ditengah-tengahnya
dipisah oleh sungai dan kami berhenti beberapa menit untuk mengambil beberapa
foto dan melanjutkan perjalanan hingga tiba di pos 3 untuk mendirikan tenda.
View saat melewati pos 2 |
disini saya rasa menjadi spot yang keren buat foto sih |
Setibanya di
pos 3 sekitar pukul 15:15 kebetulan kami bertemu dengan 1 rombongan berisi
sekitar 6 orang asal surabaya yang kami tanya tiba disini sejak pagi dan mereka
tidak berencana untuk menginap, pada saat itu mereka sudah prepare dan akan
pulang. Selesai mendirikan tenda di pos 3 kami langsung lanjut untuk menuju
puncak waktu itu juga. Perlu diperhatikan lagi buat kalian yang ingin menuju
puncak harus lebih berhati-hati lagi karena hanya ada 1 jalur yang cukup sempit
dan kiri kanan terdapat jurang.
kondisi jalan setapak ketika menuju puncak |
not bad for take photo here |
beginilah view treking ke puncak saat saya ambil dari jauh |
Sesampainya di
puncak kami menghabiskan waktu disana sekitar 30-40 menit untuk berfoto-foto
sambil menikmati view pemandangan disana dan memang viewnya bagus menurut saya,
sebenarnya ada tempat yang tidak cukup luas saat perjalanan menuju puncak yang
bisa digunakan untuk camp bisa diisi sekitar 3 tenda saja. Tetapi tempatnya
hanya dikelilingi tumbuhan ilalang yang cukup tinggi saja dan lokasinya dekat
dengan jurang.
Top of Watu Jengger |
Selesai puas
berfoto-foto dan menikmati view dari puncak kami memutuskan untuk kembali ke
tenda. Sesampai di tenda kami langsung masak mi instan karena kami sudah mulai
kelaparan, selesai mengisi perut tiba-tiba ada 1 rombongan berisi 4 orang dari
Batu yang ikut camp disini. Akhirnya kami menemukan partner camp di saat
weekday, karena di pos pendaftaran tadi dikasih tahu kemungkinan tidak ada
rombongan lain selain saya dan teman saya karena bertepatan weekday. Adapun
mungkin mereka langsung tektok tanpa ngecamp disana, jadi habis dari puncak
langsung balik lagi.
Setelah capek dari puncak langsung masak mi instan |
Keadaan di pos
3 memang cukup luas dan ada beberapa pohon untuk berteduh karena di pos 1 dan 2
tidak ada pohon waktu itu, jadi lebih amannya kami memilih camp di pos 3 karena
ada pohonnya. Oh iyah ada info yang cukup penting juga ketika camp di pos 3
karena lahannya yang cukup luas dan lumayan terbuka kemudian hanya ada beberapa
pohon saja saya sarankan untuk lebih berhati-hati dalam mendirikan tenda karena
takutnya ada badai. Jadi lebih
dipersiapkan lagi saat mau mendirikan tenda dan pastikan tenda kalian terpasang
dengan kuat. Pada saat malam tiba kami sempat diserang angin yang lumayan
kencang tetapi masih aman-aman saja. Pada malam hari kegiatan kami tidak
banyak, kami hanya membuat api unggun dan menyantap makanan diluar tenda sambil
menikmati gemerlap lampu kota Mojokerto dan sekitarnya dari pos 3, setelah itu
kami langsung tidur sampai esok hari.
Keesokan
harinya kami bangun sekitar pukul 05:00 awalnya ingin melihat sunrise, ternyata
disini kami tidak bisa melihat sunrise hanya saja sore kemarin masih bisa
melihat sunset. Jadi jika kalian pencari sunset disini kalian masih bisa
menemukannya tetapi dengan catatan treking yang lumayan melelahkan
yah..hehehehe. Waktu menunjukan pukul 08:00 kami mulai sedikit demi sedikit
packing barang untuk kembali turun. Pada saat kami akan turun ada sekitar 3
rombongan yang baru saja sampai di pos 3, jadi menurut saya ada saja pengunjung
di tempat ini khususnya pagi hari dan kemungkinan tidak camp. Waktu yang kami
butuhkan untuk sampai pos pendaftaran sekitar 1jam perjalanan dengan 4x
istirahat dengan durasi 5 menit. Sesampainya dekat dengan pos pendaftaran kami
berpapasan dengan petugas yang ada di pos pendaftaran bersama dengan 2 orang
temannya menggunakan motor trail sambil membawa sesuatu. Setelah saya tanya
ternyata mereka mau memasang plakat untuk dipasang di puncak.
Yaelahhhhh.....kenapa nggak dari kemarin saja mas biar saya bisa foto di puncak
yang ada plakatnya. Saat itu salah satu dari mereka bercanda dengan menawari
saya untuk berfoto dengan plakat itu tetapi harus naik lagi...wkwkwkwkwk.
View pagi hari dalam tenda |
like a dream |
Jadi begitulah
akhir perjalanan saya ketika mencoba camp di Watu Jengger yang terletak di
Mojokerto, ini merupakan pertamakali saya camp disana dan menurut penilaian
saya secara pribadi viewnya cukup bagus tetapi untuk tempat campnya agak serem
tapi bukan berbau horror yah, melainkan tempatnya yang terbuka dan dekat dengan
jurang. Hanya saja yang saya takutkan kalau ada badai saja ketika camp disana.
Oke semoga kalian terhibur dan bertambah wawasan kalian dengan artikel ini. Lebih
baik lagi kalian bisa share artikel ini kepada teman atau orang lain agar orang
lain juga mengetahui informasi tempat wisata yang lagi hits akhir-akhir ini.
0 komentar