MENGUNJUNGI SPOT MENARIK DI KOTA BANDUNG

by - 02.01.00

Liburan saya kali ini mengunjungi kota Bandung yang dimana banyak sekali tempat nongkrong maupun tempat wisata yang mulai bermunculan dan instagrameble banget, selain kota Bandung dikenal sebagai kota fashion di Indonesia disamping itu juga banyak sekali tempat wisata alam ataupun tempat rekreasi lainnya yang harus dikunjungi di kota Bandung. Oleh sebab itu saya memilih perjalanan kali ini berada di kota Bandung, sebelumnya dulu saya sempat mampir sebentar di kota Bandung sehabis dari Jakarta dan menyempatkan rekreasi ke salah satu pemandian air panas Ciater. Sekarang saya ingin mencoba lagi mengunjungi kota Bandung dan sedikit lebih lama dari kunjungan saya sebelumnya yang hanya transit semalam saja.

Perjalanan ke kota Bandung kali ini sedikit berbeda dari perjalanan saya sebelumnya yang biasanya sering touring menggunakan motor tetapi kali ini saya berangkat kesana menggunakan transportasi kereta api kelas ekonomi yang dimulai dari stasiun Gubeng, Surabaya. Setelah saya vakum lama dari transportasi kereta api akhirnya saya menaiki transportasi ini lagi yang dimana terakhir naik kereta api sekitar tahun 2012 pada zaman transisi E-ticketing. Seperti biasanya sebelum planning ke sebuah kota yang akan dikunjungi saya browsing tiket kereta api terlebih dahulu dan mendapatkan tiket kereta api paling murah, namanya kereta api Pasundan dengan jalur Gubeng-Kiaracondong. Waktu itu harga tiketnya sekitar Rp. 98.000 dan langsung saja saya sekalian beli tiket pulang biar nggak ribet dengan harga yang sama Rp. 98.000. Jam keberangkatan kereta api dari Gubeng-Kiaracondong pukul 08:15-23:00 di hari Jum’at sedangkan untuk pulangnya dari Kiaracondong-Gubeng 05:15-22:00 di hari Senin, waktu yang saya gunakan berkunjung ke bandung sekitar 2hari 3malam. Perjalanan ini membuat pantat saya menjadi tidak beraturan, bayangkan saja duduk berlama-lama didalam kereta api dengan durasi selama 15jam an, gausah dibayangkan tapi cobain aja deh biar sama-sama tahu rasanya..hahahaha.

Perjalanan backpaker saya kali ini ditemani sesosok pria yang pernah satu SMA dan satu kelas waktu kuliah dari semester awal sampai semester akhir (sensor semester akhirnya) namanya Bayu. Pertemanan kami bisa dibilang cukup lama, gimana gak lama dan gak boring kenal dari jaman SMA sampai sekarang masih suka maen bareng.

Lanjut ke topik selanjutnya saja karena males ngenalin dia lebih dalam...hahahahahaha. Ketika kami sudah mendapatkan tiket PP ke Bandung kami langsung mencari kontak teman yang tinggal disana biar disana bisa numpang tempat tinggal dan bisa pinjem motor untuk keliling sekitaran kota Bandung. Setalah mencari-cari akhirnya kami mendapatkan penginapan dihari pertama di kos teman Bayu, numpang hotel teman saya, dan terakhir di rumah saudara teman kami yang dulu sempat satu kelas juga jaman kuliah. Untuk masalah motor dihari pertama kami sebenarnya mendapat pinjaman teman bayu, tetapi berhubung tipe motor cowok dan diantara kami tidak bisa mengendarai motor cowok akhirnya kami memilih sewa motor disana dengan harga Rp. 30.000/12 jam dan selanjutnya kami pinjam motor dari kenalan teman saya. Untuk planning tujuan destinasi selama di Bandung waktu itu diantaranya Kawah putih, Farm house, Lodge maribaya, Dusun bambu, dan Tebing kraton. Berhubung ada beberapa kondisi yang tidak mendukung akhirnya kami waktu itu hanya mengunjungi wisata Kawah putih, Farm house, dan Lodge maribaya.

Langsung saja di hari jum’atnya sekitar pukul 06:00 saya sudah siap untuk menjemput Bayu menggunakan motor dan nanti akan saya inapkan beberapa hari kedepan di stasiun Gubeng, Pada trip ke kota Bandung ini saya tidak membawa tas melainkan hanya menggunakan jaket outride dari Eiger yang didalamnya terdapat beberapa kantong yang cukup saya isi perlengkapan saya selama di Bandung (bukan jubah yang dikenakan si kanjeng Dimas yah ?) perlengkapannya seperti 2 baju ganti, handuk, odol, sikat gigi, charger hp, Hp, headset, kacamata, rokok, buff, sarung tangan dan semuanya muat hanya didalam 1 jaket itu saja. Itulah mengapa saya sering membawa jaket outride  dari eiger selama perjalanan trip saya, selain jaket untuk pengendara motor disamping itu banyak kelebihan ketika menggunakan jaket tersebut seperti terdapat beberapa kantong yang bisa diisi seperti yang saya bawa selama di Bandung, water proof , wind proof, dan yang pasti safety.  Kalau cowok mah gak ribet ketika mau backpakeran yang penting sesimple mungkin dan tidak ribet selama perjalanan. Lanjut lagi ke pembahasan setelah menjemput Bayu, kami langsung menuju stasiun Gubeng. Sesampai stasiun sekitar pukul 07:00 dan kami langsung menuju self ticket atau biasanya disebut pencetakan mandiri untuk mendapatkan tiket resmi KAI.Ssetelah mendapat tiket kereta resmi kami lanjut menuju kantin sebelah stasiun Gubeng karena pagi itu saya belum sarapan pagi. Selesai sarapan kami lanjut masuk kedalam stasiun dan boarding untuk masuk kedalam gerbong. Banyak sekali perubahan setelah beberapa tahun saya tidak menggunakan transportasi ini, sekarang kereta api kelas ekonomi ada seperti pramugarinya yang berjaga didepan gerbong yang memudahkan penumpang ketika bertanya seputar gerbong yang akan dinaikinya, AC dalam 1 gerbong sekitar 4 buah yang membuat udara didalam semakin dingin, terdapat 2 colokan, pengeras suara ketika mengumumkan beberapa  informasi penting lainnya, terdapat kantin di dalam gerbong kereta, penjagaan 24 jam, tata tertib yang tegas terutama bagi perokok, terdapat 1 tempat sampah disetiap gerbong, dan masih banyak lainnya. Setelah masuk kedalam gerbong kami langsung mencari tempat duduk dan langsung menaruh barang bawaan ke kabin. Tidak banyak yang kami lakukan selama didalam kereta, kami hanya ngobrol, makan, tidur, gitu aja terus sampai tiba di stasiun Kiaracondong. Terkadang ketika kami merasa bosan kami buat untuk berdiri di depan toilet sambil melihat pemandangan yang ada diluar.
Saku belakang yang cukup besar untuk menyimpan banyak barang, berasa kanjeng dimas. LOL

Dulu cuman 1, sekarang jadi sepasang. Colokan aja pasangan, kok kamu enggak ?

Sekarang AC nya lebih banyak dari sebelumnya

Tempat duduk jauh lebih empuk, tapi tetap gak bisa tidur

Setibanya di stasiun Kiaracondong Bayu langsung menghubungi temannya untuk menjemput kami dan bermalam di kontrakannya. Waktu itu sebelum tiba di kontrakan kami mampir untuk beli nasi goreng terlebih dahulu, karena didalam kereta kami hanya makan bekal terakhir siang hari. Sesampainya di kontrakan kami langsung istirahat karena sabtu pagi kami akan melakukan perjalanan menuju Kawah putih yang letaknya cukup jauh dari kontrakan dengan waktu tempuh sekitar 2 jam.

DAY 1

Sabtu paginya kami beranjak dari kasur sekitar pukul 06:30 dan langsung bergegas mandi secara bergantian, saya memilih berkunjung ke kawah putih di pagi hari karena mengantisipasi kemacetan dan bertepatan weekend juga dan selain itu tiap sore Bandung selalu hujan (menurut informasi teman saya yang tinggal disana). Selesai mandi Bayu langsung pergi ke persewaan motor dengan temannya untuk wisata hari ini ke Kawah Putih dengan tarif Rp. 35.000/12 jam. Perjalanan ke Kawah Putih kali ini menempuh waktu cukup lama sekitar 2 jam dari kontrakan teman Bayu.

Setelah mendapatkan motor dari persewaan barulah kami berangkat menuju Kawah putih sekitar pukul 07:30. dengan bermodalkan GPS karena kami buta akan jalan di kota Bandung. Tidak jauh dari kontrakan kami terlebih dahulu mengisi bensin sebesar Rp. 14.000 karena persedian bensin yang ada dimotor cuman setengah saja waktu mengambil dari persewaan motor. Untuk menuju Kawah Putih daerah yang kami lewati waktu itu antara lain Soreang, Ciwidey, dan berujung di Kawah Putih. Jalanan ketika sudah dekat dengan Kawah Putih nantinya akan melewati jalanan menanjak karena letak Kawah Putih itu sendiri berada di daerah ketinggian dan nantinya akan melewati daerah persawahan, perhutani dengan pemandangan pohon-pohon dan pegunungan pastinya. Sesampai di Kawah Putih kami langsung memarkirkan motor dengan tarif Rp. 10.000 untuk penitipan helm dan kami diberi 2 masker. Waktu itu sekitar pukul 09:30an dan kami langsung menuju loket untuk membeli tiket masuk Kawah Putih dengan tarif Rp. 75.000 (termasuk 2 orang dan 1 motor) saya waktu itu agak bingung karena parkir motor kami sudah membayar dibawah, tapi pas diloket dikenakan tarif lagi. Sehabis mengurus administrasi kami langsung menuju antrian yang dimana antrian itu adalah menuju ke sebuah angkot yang digunakan untuk mengangkut wisatawan langsung menuju spot Kawah Putih. Jadi menurut saya tempat wisata Kawah Putih ini sudah dikelola sebaik mungkin untuk mempurmudah wisatawan mengunjungi Kawah Putih, salah satunya yaitu dengan disediakannya transportasi menuju Kawah Putih yang membuat wisatawan tidak perlu treking jauh-jauh menuju tempat wisata. 
Harga tidak sesuai dengan tarif yang ada disini
Ini angkot yang digunakan wisatawan untuk menuju Kawah Putih


Tetapi ada satu catatan dari saya sendiri ketika berada didalam angkutan ada seorang petugas yang mengurusi bagian angkutan itu memaksa beberapa wisatawan untuk masuk kedalam satu angkutan dengan perhitungan tempat duduk yang mereka gunakan, padahal waktu itu saya lihat kursi didalam angkutan itu sudah penuh tetapi tetap saja petugas memaksa masuk dengan merubah beberapa posisi duduk agar jumlah wisatawan bisa masuk sesuai dengan perhitungannya. Tidak heran kalau waktu itu ada konflik kecil yang membuat wisatawan kecewa dengan pemaksaan jumlah tempat duduk ini. Lanjut dari konflik tadi, angkot langsung menuju spot Kawah Putih dengan waktu tempuh sekitar 15 menit berada didalam angkot. Sesampainya kami langsung menuju Kawahnya, keadaan disana waktu itu sangat ramai akan wisatawan baik itu dalam negeri ada juga beberapa orang dari luar negeri karena maklum saya berkunjung di weekend. Cerita sedikit mengenai Kawah Putih merupakan sebuah danau yang terbentuk dari letusan Gunung Patuha. Tanah yang bercampur belerang disekitar kawah ini berwarna putih, lalu warna air yang berada di kawah ini berwarna putih kehijauan, ada yang unik dari kawah ini adalah airnya terkadang bisa berubah warna.

Setelah selesai berfoto kesana-kemari dengan puas selama 1 jam lalu kami memutuskan untuk kembali keparkiran dengan menggunakan angkot yang telah disediakan dari pihak wisata Kawah Putih, sesampainya di parkiran kami beristirahat terlebih dahulu di salah satu warung yang ada disana sembari minum kopi. Setelah dirasa cukup dan rasa capek sudah sedikit hilang kami langsung berjalan ke parkiran motor untuk mengambil helm dan ternyata waktu itu kebetulan Bayu yang mau ngambil helm di kenakan biaya lagi Rp. 10.000, waktu itu saya juga radak bingung dengan tarif apa saja yang dikenakan di wisata Kawah Putih ini. Ternyata kata Bayu pas mau ambil helm dia diberitahu oleh penjaganya kalau itu adalah untuk bayar maskernya aja. Lhaaaa......kok yah nggak ngomong dari awal itu orang yang ada diparkiran motor, padahal saya waktu itu bawa buff dan Bayu bawa masker sendiri dan akhirnya masker yang diberi dari orang parkiran tidak terpakai. jujur sih saya jadi agak sedikit kecewa dengan diberinya tarif yang tidak jelas di tempat wisata ini, kalau ngomong dari awal kan enak dan wisatawan dari luar daerah seperti saya jadi tidak kecewa nantinya.
Gueh anak gaol baru di Bandung euyyy

Sebelum ke kawah harus menyusuri beberapa anak tangga ini

Ada beberapa orang yang menawarkan jasa foto langsung jadi di wisata ini

Mumpung sendirian selpi ahhh

Dan akhirnya selpi sendiri-sendiri

Beberapa wisatawan mencari spot sendiri-sendiri demi mendapat foto terbaik mereka

Kawah Putih ketika dilihat dari spot untuk pengunjung lansia

Selesai dari urusan ambil motor di parkiran kami langsung meluncur kebawah untuk kembali ke kontrakan, perjalanan pulang dari Kawah Putih waktu itu sekitar pukul 11:30 dan sesampainya dekat kontrakan kami sempat mengisi bensin lagi Rp. 15.000, sholat, dan makan siang karena dari pagi kami belum sarapan sama sekali. Sesampainya di kontrakan waktu itu sekitar pukul 14:00 dan tidak lama itu hujan pun mulai turun sekitar pukul 15:00, untung saja kami sudah berada di kontrakan waktu itu. Hehehehehehe... Malamnya kami mengembalikan motor sewaan dan lanjut mengambil motor milik kenalan teman saya kemudian kami menuju hotel teman saya untuk numpang tidur sejenak malam itu juga.

DAY 2

Keesokan paginya pukul 06:00 kami langsung siap-siap prepare mandi dan lain-lainnya, sembari menunggu teman kuliah kami yang mau ikut mengantarkan ke tempat wisata hari ini yaitu di Farm House dan Lodge Maribaya. Kami waktu itu berangkat dari hotel sekitar pukul 09:00 dan sesampainya di Farm House sekitar pukul 09:30, Sebelum menuju Farm House saya mengisi bensin motor di daerah Lembang Rp. 20.000. Perjalanan menuju Farm House memakan waktu 30 menit dengan melewati daerah Lembang yang dimana daerah Lembang mempunyai banyak sekali tempat wisata yang menarik untu dikunjungi. Sesampai di parkiran motor Farm House kami membayar karcis seharga Rp. 5.000 dan tiket masuk wisata Rp. 20.000/orang yang mana tiket masuk wisata nantinya dapat ditukar dengan susu murni yang ada di loket yang telah disediakan.

Pada waktu itu suasana disana sangat ramai karena bertepatan dengan hari minggu ditambah wisata Farm House juga cocok untuk wisata keluarga, banyak sekali hiburan yang ditawarkan di sana antara lain beberapa cosplay dari tokoh SAW, fredikruger, ada juga persewaan costum ala warga eropa, hiburan dari beberapa domba yang lucu, dan yang paling dicari adalah rumah hobbit yang ada di Farm House. Rumah hobbit ini salah satu tempat yang instagrameble banget dikalangan anak muda, maka tidak heran kemarin disana banyak sekali anak muda yang antri untuk berfoto di rumah hobbit itu. Kami sempat sih waktu itu berfoto disana meskipun dengan keadaan yang sangat ramai dan tidak lupa kami juga menukarkan tiket masuk untuk mendapatkan segelas susu murni yang fresh dengan pilihan rasa coklat dan strawberry. Setelah mengitari sudut-sudut dari Farm House kami langsung memutuskan untuk beranjak dari Farm House dan meneruskan perjalanan menuju destinasi selanjutnya yaitu Lodge Maribaya.
Beberapa bangunan disini di design agar tampak seperti di bangunan eropa

Costum seperti penduduk eropa dan ini disewakan

Tiket masuk ditukar dengan satu gelas susu segar

Ini dia binatang yang disuguhkan untuk menghibur wisatawan, sukanya makan wortel

Hai para hobbit, i see you're village

Kami berangkat dari Farm House sekitar pukul 10:30 dan sesampainya di Lodge Maribaya sekitar pukul 12:00, perjalanan menuju Lodge Maribaya lumayan sedikit sulit medannya karena melewati jalanan yang banyak lubang ditambah jalanan yang sering naik-turun jadi harus lebih waspada ketika mengendarai motor. Waktu itu ketika dekat dengan tempat wisata antrian mobil sangat panjang ditambah jalan 2 arah yang tidak terlalu lebar, saya yang mengendarai motor ketika keadaan antri panjang sudah tidak bisa jalan. Untuk menunggu sampai ke parkiran motor kami membutuhkan waktu 30 menit padahal parkiran motor dari tempat saya mengantri masuk sekitar 50 meter.

Sesudah mendapat parkir motor saya membayar Rp. 5.000/motor dan dilanjutkan menuju loket untuk membeli tiket masuk Rp. 25.000/orang. Setelah membeli tiket kami langsung masuk dan mengelilingi area Lodge Maribaya, tempat wisata ini seperti dirancang untuk area outbound dengan beberapa wahana cukup menantang diantaranya sky tree, sky swing, dan sky bike ditambah dengan background pohon pinus yang menjulang tinggi di belakang tempat wisata dengan harga Rp. 20.000-30.000/wahana. Kemarin saya tidak sempat mencoba dari salahsatu wahana tersebut karena antriannya yang terlalu panjang dan sangat ramai, maklum saya kesana bertepatan dengan hari minggu yang dimana banyak warga Bandung yang sedang melakukan rekreasi. Selain disediakan beberapa tempat wahana untuk pengunjung, The Lodge Maribaya juga menyediakan beberapa cafe dan tempat makan untuk wisatawan yang sekirannya untuk beristirahat sambil menikmati suasana hutan pinus.
Suasana ramai wisatawan waktu itu

Cari spot foto aja susah banget waktu itu, kebanyakan yang foto di lama-lamain

Wahana adernaline sky bike, saya gak berani coba..hahaha

Yang dibelakang nama spotnya sky tree, berhubung antrinya panjang jadi disini aja fotonya

        Waktu itu saya di The Lodge Maribaya hanya sekitar 60 menit saja, karena suasana yang semakin ramai dan membuat saya tidak bisa untuk menikmati tempat wisata ini. Kami waktu itu meninggalkan tempat ini pukul 13:00 dan menuju rumah teman saya ini, sebelum kerumah teman kami mampir dulu di masjid dekat alun-alun ujung berung untuk sholat dan setelah itu mampir ke salah satu tempat makan yang letaknya di daerah kiara condong. Sesampai di rumah teman saya langsung istirahat dan lagi-lagi disambut hujan lumayan deras. Kami waktu itu istirahat sampai sekitar pukul 19:00 dirumah teman saya dan setelah itu kami langsung diajak teman saya ke salah satu tempat nongkrongnya sambil menikmati malam terakhir di kota Bandung ditemani dengan kopi panas. Waktu berjalan dengan cepat malam itu hingga tak terasa pukul 23:00 dan saya langsung mengembalikan motor pinjaman yang sebelumnya saya isi bensin terlebih dahulu Rp. 20.000 dari kenalan teman saya, kemudian setelah mengembalikan motor kami langsung kembali kerumah teman saya untuk istirahat dirumahnya yang dekat dengan stasiun kiaracondong biar kami tidak terburu-buru menuju setasiun karena jam keberangkatan kereta saya pukul 05:30.

Sekian perjalanan wisata saya mengunjungi kota Bandung dengan banyaknya keindahan yang ada di kota ini, jangan bosan-bosan untuk mengikuti terus blog saya dengan pengalaman wisata terbaru saya yang akan di share buat teman-teman sekalian...enjoy your day ^^

Biaya pengeluaran :
1. Tiket Surabaya - Bandung Rp. 98.000 (Ekonomi class)
2. Tiket Bandung - Surabaya Rp. 98.000 (Ekonomi class)
3. Sewa motor di Bandung Rp. 35.000/12 jam
4. Bensin berangkat menuju Kawah Putih Rp. 14.000
5. Karcis parkir di Kawah Putih Rp. 10.000/motor
6. Tiket masuk Kawah Putih Rp. 30.000/orang + 1 motor
7. Biaya masker Rp. 5.000/orang
8. Bensin pulang dari Kawah Putih Rp. 15.000
9. Bensin perjalanan ke Farm House Rp. 20.000
10.Karcis parkir di Farm House Rp. 5.000/motor
11.Tiket masuk di Farm House Rp. 20.000/orang
12.Karcis parkir di The Lodge Maribaya Rp. 5.000/motor
13.Tiket masuk di The Lodge Maribaya Rp. 25.000/orang
14.Bensin pulang dari The Lodge Maribaya Rp. 20.000


Total biaya : Rp. 400.000

You May Also Like

0 komentar