KABUT TIPIS YANG MENUTUPI PESONA LERENG GUNUNG ARJUNO

by - 10.14.00


Perjalanan kali ini berawal dari ajakan teman saya yang ingin berlibur mengunjungi kota Malang kembali setelah beberapa tahun lulus dari kuliah dan kembali ke kota untuk meneruskan kehidupan mereka masing-masing. Namanya Pipit dan Lelita merupakan perempuan tangguh yang sebenarnya mempunyai hobi traveling dan kebetulan kali ini mereka cuti beberapa hari dari kerjaannya untuk menikmati hobi mereka kembali yang sudah lama ditinggalkan setelah mendapat pekerjaan di kota masing-masing.

Suatu hari mereka menghubungi saya dan ingin sekali diajak liburan di kota Malang dan sedikit request dari mereka yaitu ingin menikmati kembali treking dan menikmati keindahan alam dari atas gunung. Pada saat itu saya memikirkan untuk mengajak ke gunung Bromo, tetapi dikarenakan kurangnya personil akhirnya saya batalkan mengajak mereka ke gunung Bromo dan opsi lain yang saya pilih adalah wisata baru yang lagi hits akhir-akhir ini di Malang yaitu Budug Asu yang merupakan dataran tinggi terletak di lereng gunung Arjuno dengan suguhan pemandangan yang tidak kalah indahnya dengan gunung Bromo. Sebelum melakukan perjalanan kesana terlebih dahulu saya mencari beberapa informasi mengenai Budug Asu melalui internet dan survey langsung ke TKP. Setelah mendapat beberapa informasi, ternyata lokasi menuju Budug Asu tidak terlalu jauh dari kota Malang.

Untuk mencapai puncak Budug Asu sebenarnya ada 2 rute yaitu via Kebun Teh Lawang atau mengikuti jalur yang ada di google map, tetapi setelah saya survei sebelumnya jalan yang ditunjukan oleh google map merupakan jalanan yang hanya bisa dilalui menggunakan motor trail atau jeep saja. Mengetahui jalur tersebut hanya bisa dilalui kendaraan trail dan jeep saya langsung memutar arah dan bertanya dengan beberapa orang setempat dan ada salah satu orang menjelaskan kalau ada jalur lagi yaitu melewati kandang sapi dengan kondisi jalan setengah rusak dan setengah beraspal. Pada waktu itu saya lebih yakin untuk menggunakan jalur Kebun Teh Lawang saja karena jalannya beraspal semua. Sesampainya di Kebun Teh Lawang waktu itu sore sekitar pukul 15:00 dan saya diberitahu oleh penjaga parkiran jika ingin menuju ke puncak Budug Asu harus berangkat pagi karena treking dari Kebun Teh Lawang menuju puncak Budug Asu memakan waktu sekitar 2-3 jam perjalanan tergantung stamina dan keadaan dijalan. Mendengar hal itu saya memutuskan untuk kembali ke kota dan melanjutkan perjalanan dengan teman-teman saya keesokan harinya.

Keesokan harinya cuaca di kota Malang lumayan cerah dan bersahabat sehingga sangat cocok untuk melakukan perjalanan menuju destinasi yang akan kami kunjungi kali ini. Sekitar pukul 07:00 saya dan Irma menuju terminal bus Arjosari menggunakan motor masing-masing untuk menjemput Leli dan Pipit yang kabarnya sudah tiba di terminal beberapa menit yang lalu. Sesampainya di terminal bus langsung saja perjalanan kami arahkan menuju Kebun Teh Lawang dengan pemandangan hijau yang luas dikelilingi oleh kebun teh yang sangat menyegarkan mata pagi itu, perjalanan dari kota Malang menuju Kebun Teh lawang dapat ditempuh sekitar 45-60 menit menggunakan motor.

Sesampai di loket pintu masuk Kebun Teh Lawang kami harus membayar retribusi Rp. 5.000/orang dan Rp. 2.000/parkir motor. Setelah memarkirkan motor langsung saja kami  treking menuju jalan yang sudah diberitahu oleh pihak Kebun Teh Lawang menuju Budug Asu. Awal perjalanan kami sangat semangat dan sering mengobrol satu sama lain dengan melewati beberapa wilayah perkebunan teh yang hijau dan asri yang kemudian mengarah ke jurang berbatu dan memasuki wilayah pohon pinus yang menandakan perjalanan kami sudah mulai menjauh dari kawasan perkebunan teh. Saat awal perjalanan didaerah perkebunan teh kami sempat menemui rombongan lain dengan jumlah personil sekitar 6 orang yang tujuannya sama yaitu menuju puncak Budug Asu. Tetapi semakin lama perjalanan semakin terasa terjal dengan medan berbatu yang membuat kami merasa kelelahan dan sering untuk istirahat sambil menikmati pemandangan sekitar yang membuat kami betah berfoto lama-lama ditempat kami beristirahat.

Perjalanan awal dimulai dari perkebunan teh

Sempat berpapasan dengan mobil kesehatan yang akan menuju puncak

Pemotretan dikala break

Pemotretan dikala break

Kawasan hutan pinus yang harus dilewati menuju puncak Budug Asu

Leli in action

Pipit in action

Inilah pekerjaan saya dibalik semua foto itu

Beberapa menit kemudian kami kembali melanjutkan perjalanan menuju puncak Budug Asu yang tidak kunjung tiba. Sempat kami berpapasan lagi dengan beberapa orang yang menggunakan kendaraan jeep yang mencoba menawari kami untuk ikut dengan rombongan mereka, tetapi tawaran itu saya tolak karena waktu berpapasan dengan orang lain  sebelum rombongan jeep ini bilang kepada saya kalau puncak Budug Asu sudah dekat. Setelah mengetahui informasi itu saya menolak tawaran rombongan yang menggunakan kendaraan jeep tersebut dan kami kembali melanjutkan perjalanan, setelah berjalan cukup lama ternyata perjalanan ini masih belum menemui titik akhir dari Budug Asu. Sempat di perjalanan saya di omelin sama cewek-cewek ini karena saya telah menolak tawaran rombongan yang menggunakan jeep tersebut yang sebenarnya mempermudah perjalan kami.

Dari perjalanan yang menguras cukup banyak tenaga ini akhirnya kami baru menemukan loket pintu masuk menuju puncak Budug Asu saja yang terletak ditengah hutan yang sebelahnya terdapat tempat parkir untuk kendaraan yang kuat menanjak sampai loket pintu masuk ini. Keadaan disekitar loket pintu masuk sangat sepi tanpa ada penjaga dan hanya ada kami berempat saja, tetapi dari kejauhan saya seperti mendengar teriakan seseorang yang menurut saya menandakan sedikit lagi kami akan sampai puncak Budug Asu. Saat di loket pintu masuk kami sempat beristirahat untuk meminum air beberapa teguk dan meluruskan kaki sebentar, setelah itu saya memaksa untuk melanjutkan perjalanan lagi karena jam sudah menunjukan siang hari dan kabut sudah mulai turun ditambah lagi waktu itu kami tidak membawa perbekalan apapun hanya membawa 4 gelas air minum yang harus benar-benar dihemat untuk perjalanan menuju puncak dan turun menuju perkebunan teh kembali.

Loket pintu masuk yang terlihat kosong di jam operasional saat week day

Setelah istirahat di lokasi loket pintu masuk tadi kami lanjutkan berjalalan kembali hingga melewati papan kayu yang bertuliskan sambutan berada di kawasan Budug Asu, melewati papan kayu itu saya melihat trek yang akan kami lalui semakin lumayan sulit karena harus melewati tanah becek dan itu merupakan bekas jalan kendaraan off road buat jeep. Terpaksa kami harus lebih berhati-hati dalam setiap melangkah karena tanah yang akan kami lewati cukup licin. Tidak jauh dari loket pintu masuk yang tepatnya berada disamping pohon-pohon besar kami kembali berhenti untuk istirahat beberapa menit dan membuka  segelas air untuk diminum bersama. Sedikit tegukan air waktu itu sangat berarti bagi kami untuk membasahi tenggorokan yang terasa kering akibat treking yang lumayan jauh tanpa ada persiapan apapun. Selesai dari istirahat kami melanjutkan perjalanan hingga menemukan persimpangan yang membuat sedikit bingung karena ada 2 jalan yang terlihat jelas bagi kami, kalau lewati sebelah kanan jalanan terjal yang licin dan bertuliskan jalan hanya satu arah dan kalau saya prediksi waktu itu merupakan jalan setelah balik dari puncak Budug Asu, kemudian disisi lain jalurnya memang benar menuju puncak dan terlihat cukup jauh karena harus memutari bukit terlebih dahulu. Akhirnya setelah berfikir beberapa saat diantara kami ada yang menunjukan jalan setapak yang memang terlihat samar, didalam kondisi bingung saat menentukan jalan yang benar saya langsung mencoba survey jalan setapak yang terlihat samar itu apakah benar bisa dilewati atau tidak. Setelah saya mencoba menyusuri jalanan tersebut memang benar jalan ini bisa dilalui dan lebih cepat daripada kami harus memutari bukit. Tidak berfikir panjang saya langsung memberi kode kepada teman saya yang lain untuk mengikuti jalan yang saya lalui ini. Perjalanan kami lanjutkan dan bertemu juga dengan beberapa anak yang turun dari puncak dan saya juga sempat bertanya apakah jalan yang saya lalui ini nantinya mengarah ke puncak, benar saja jalan yang kami lalui memang benar menuju ke puncak.

Gerbang selamat datang menuju Budug Asu

Beberapa jam perjalanan akhirnya sampai juga di puncak Budug Asu yang  menawarkan keindahan dari jauh beberapa bukit-bukit hijau yang terselimuti oleh kabut tipis sejauh mata kami memandang. Langsung saja kami menikmati keindahan bukit-bukit dari puncak Budug Asu dengan berfoto di puncak dan tak lupa untuk berfoto di spot favorit berbentuk seperti logo firefox itu. Sekedar informasi diatas puncak ini terdapat sumber mata air yang berada didalam sebuah tangki besar, jika kalian ingin meminum air atau sekedar membasahi muka kalian juga bisa. Kemudian ada juga beberapa informasi yang saya dapat dari bertanya dengan beberapa orang yang ada dipuncak saat itu mengenai Budug Asu, apabila ingin mengunjungi tempat ini saat weekend pasti ada ojek yang menawarkan jasanya membantu pengunjung menuju puncak ketika mengalami kelelahan dan ada orang berjualan makanan ditempat ini. Pada waktu kami diatas puncak menemukan sebuah bangunan seperti rumah yang didalamnya seperti ruang tamu yang belum tahu fungsinya untuk apa. Kalau prediksi saya bangunan itu merupakan tempat singgah bagi para pengunjung yang ada di puncak bukit Budug Asu. Untuk Toilet kebetulan saya belum menemukan dan kebetulan juga diantara kami waktu itu tidak ada yang ingin ke toilet juga. 

Sesampainya di puncak Budug Asu

Great view

Spot favorit di Budug Asu

Selesai beristirahat di puncak dan meluangkan waktu untuk berfoto-foto kami langsung memutuskan turun ke bawah kembali karena waktu sudah menunjukan pukul 13:00 sedangkan perjalanan menuju kebun teh masih sekitar 3 jam lagi, tetapi kami diberitahu oleh salah satu orang yang ada dipuncak yang sepertinya warga sekitar kalau turunnya lewat jalan pintas saja yang telah ditunjukan oleh orang tersebut. Selain waktu yang ditempuh lebih singkat viewnya juga lebih bagus dan berbeda dengan jalan kami naik menuju puncak sebelumnya. Tetapi untuk treknya cukup berbahaya karena hanya berbentuk jalan tanah yang lumayan licin dengan kemiringan sekitar 70º kebawah. Sempat juga berpapasan dengan beberapa orang yang naik kepuncak melewati jalan pintas itu, kami lebih berhati-hati lagi dalam melangkah karena jalan yang dilewati harus saling berbagi dengan pengunjung lain yang naik menuju puncak melalui trek maut ini.

View sabana di jalan pintas yang kami lewati

Ini adalah kondisi jalan pintas yang kami lalui

Perjuangan Leli dan Pipit ketika menuruni trek maut

Memang benar jalan pintas ini cukup banyak memotong waktu yang sudah kami prediksi sebelumnya, tetapi trek turunnya sangat maut sehingga membuat diantara kami terpeleset beberapa kali. Setelah melewati jalan pintas kami beristirahat sejenak karena kaki saya masih lemas dan gemetar terus menerus karena harus menumpu beban badan saya dengan trek turun yang curam. Disini kami kembali menghabiskan segelas air terakhir persediaan yang kami bawa dari dalam tas. Selesai membasahi tenggorokan dengan 2 tegukan air kami kembali meneruskan perjalanan hingga waktu menunjukan sekitar pukul 15:00 tibalah kami di sebuah warung makan yang berada dalam wisata Kebun Teh. Ditempat ini hanya istirahat sampai pukul 15:40 ada yang sekedar membeli minuman dan ada juga yang bersih-bersih untuk mandi. Selesai beristirahat dari warung makan kami langsung menuju parkiran untuk mengambil motor dan melanjutkan perjalanan kembali ke kota Malang dengan selamat. Pada malam harinya Leli dan Pipit pamit untuk pulang menggunakan jasa travel yang sudah mereka pesan menuju kota masing-masing karena besok pagi harus kembali bekerja dan kembali kedunia nyata.

Jalan pintas menuju puncak Buduk Asu berada dibalik spanduk itu, jalan pintas itu disebut dengan fox hill dengan trek yang ekstrim

View perjalanan pulang melewati hutan pinus

Back to nature

Begitulah akhir cerita perjalanan kami menyusuri tempat wisata baru yang lagi hits di kota Malang yang bernama Budug Asu. Memang kota Malang banyak sekali tempat wisata yang harus dikunjungi, apalagi akhir-akhir ini banyak sekali tempat atau spot wisata terbaru mulai bermunculan bukan hanya di Malang saja melainkan hampir diseluruh kota di Indonesia karena banyaknya orang yang menggemari hobi traveling akhir-akhir ini. Jangan lupa untuk terus mengikuti dan update perjalanan wisata saya selanjutnya dikota yang akan saya kunjungi selanjutnya, Happy holiday ^^

Rincian Biaya :

Bensin berangkat dari kota Malang – Kebun teh Rp. 20.000
Tiket masuk Kebun Teh Rp. 5.000/orang                          
Karcis parkir Kebun Teh Rp. 2.000/motor


Total Biaya : Rp. 27.000

You May Also Like

0 komentar