THE BEST BIRTHDAY GIFT IN VIETNAM ( Part one )
Setelah rehat beberapa tahun dari dunia blog, akhirnya
saya kembali dengan membawa satu pengalaman yang baru untuk saya bagikan kepada
kalian. Kali ini saya akan memberikan pengalaman dan beberapa tips ataupun
informasi ketika saya melakukan solo backpacker di Vietnam selama 7 hari untuk
yang pertamakalinya.
Okey....sebagai kalimat pembuka untuk artikel ini ada
beberapa teman saya yang menanyakan kenapa sih lebih memilih negara Vietnam
daripada negara Asia yang lain? Tentu untuk menjawab pertanyaan ini pastinya biaya
hidup disana jauh lebih murah di banding Indonesia bahkan Thailand menurut
informasi yang saya kumpulkan sebelum berangkat kesana. Mata uang mereka
bernama Vietnam Dong atau singkatnya VND yang nilainya labih rendah daripada
mata uang Indonesia Rupiah. Jadi ilustrasi umum mengenai mata uang Vietnam
seperti ini, semisal kita punya uang Rp. 100.000 kalau di konvert di mata uang
mereka menjadi sekitar VND 160.000an. Mata uang mereka jatuh lebih dari setengahnya
dari mata uang Rupiah di tahun 2018. Maka dari itu apabila kamu sudah terbiasa
dengan keadaan ekonomi yang ada di Indonesia setidaknya kamu akan hidup makmur
di negara Vietnam dengan catatan harus tetap waspada dengan beberapa scam di
negara Vietnam.
Selanjutnya untuk tempat wisata di Vietnam apakah bagus
dan menarik? Jangan khawatir apabila kalian bingung ketika akan berkunjung ke
Vietnam. Tempat wisata di Vietnam sangat beragam, mulai dari pantai, gunung,
wisata keluarga, wisata malam, wisata kuliner dan masih banyak lagi yang bisa
kamu lakukan di negara paman Ho ini. Vietnam merupakan bagian dari wilayah asia
yang lokasinya cukup strategis untuk pariwisata. Misalnya kalian ingin explore
wilayah selatan, ada beberapa tempat wisata pagoda seperti Cao Dai tample yang
terkenal akan wisata religinya, kemudian Notre Dame Cathedral Basilica of
Saigon dengan design bangunan yang artistik, Saigon Central Post Office dengan
design bangunan kuno yang artistik dan kalian bisa membeli beberapa souvenir
disini, mengunjungi beberapa lendmark pemerintahan, pasar yang sangat terkenal
yaitu Ben Tanh Market, Chuchi tunnel dengan terowongan bawah tanah yang sangat
kecil menjadi saksi bisu peperangan zaman dulu melawan tentara Perancis,
mengitari sungai delta mekhong yang sangat terkenal dan masih banyak tempat
lainnya.
Jika kalian ingin mencoba explore wilayah tengah seperti
Da nang, kalian bisa mengunjungi beberapa tempat wisata seperti Da Nang beach
dengan garis pantai yang panjang, Hoi an kota kecil dengan sejuta cahaya
warna-warni di malam hari, mengunjungi Marble mountain untuk melihat view kota
Da Nang dari puncak gunung lebih tepatnya seperti bukit, wisata keluarga yang
sangat terkenal di Da Nang yaitu Sun World dengan design seperti berada di
Eropa, dan beberapa pagoda lainnya di Da Nang.
Apabila kamu ingin fokus wisata alam, kalian bisa
langsung menuju Vietnam utara letaknya di kota Hanoi. Disekitar kota Hanoi
banyak sekali wisata alam yang bisa kalian kunjungi, karena letaknya di utara
dan sangat dekat dengan perbatasan negara China ada beberapa kota di sekitar
Hanoi yang juga bisa merasakan turunnya salju contohnya di kota Sapa. Selain
itu wisata alam yang terkenal di Hanoi yaitu Halong Bay, siapa sih yang belum
tau tempat wisata ini? Kalau kalian ada yang belum tahu langsung saja googling dan
bisa melihat betapa indahnya tempat ini. Selain Halong Bay ada juga Perfume
pagoda yang dimana pagoda ini sangat ramai dikunjungi ketika ada festival di
Vietnam, selain itu ada beberapa pagoda yang letaknya berada di bukit. Apabila
kamu ingin menggunakan kayak/perahu kecil sambil menikmati bukit-bukit yang
menjulang tinggi kamu bisa berkunjung ke Tam Coc. Selain itu masih banyak lagi
tempat wisata yang bisa kalian kunjungi di Vietnam bagian utara.
Bagaimana dengan transportasi disana? Di Vietnam
rata-rata kendaraan yang sering digunakan adalah sepeda motor, sama seperti di
negara kita Indonesia. Sepeda motor disana jumlahnya sangat banyak, tidak heran
kalau kamu berjalan-jalan di kota Vietnam selalu mendengarkan klakson setiap
detiknya khususnya di Ho Chi Minh dan Hanoi. Perbedaannya dengan negara kita apabila
kalian berkendara di negara Vietnam kalian harus berada di sisi sebelah kanan,
jadi ketika berkendara di Vietnam selalu mindset pikiran kalian untuk tetap di
lajur kanan kalau tidak ingin membahayakan diri kalian sendiri. Saya kasih tahu
bahwa pengguna motor di Vietnam juga lumayan ugal-ugalan dan terkadang tidak
mau mengalah dengan para wisatawan/warga lokal yang ingin menyebrang, jadi
dibutuhkan modal keberanian saat akan menyebrang jalan. Transportasi lain yang
digunakan ada Bus dan kereta, tetapi hanya beberapa orang saja yang menggunakan
bus dan kereta. Tarif bus juga tidak terlalu mahal hanya mengikuti jarak tempuh
yang akan dituju, apabila tujuan kalian jauh maka ongkos yang dikeluarkan juga
akan lebih banyak begitu sebaliknya. Transportasi kereta di Vietnam hanya
beberapa orang saja dan tidak cukup banyak yang menggunakan, hanya beberapa
orang khususnya yang akan bepergian jauh ke daerah lain. Kereta api di Vietnam
sudah memiliki sleeper train untuk mengoptimalkan penumpang ketika akan
beristirahat, jika kalian ingin
bepergian jauh bisa menggunakan opsi sleeper train ini untuk merasakan sensasi
yang berbeda. Biasanya sleeper train digunakan oleh beberapa wisatawan
mancanegara untuk pindah ke kota yang jaraknya cukup jauh seperti dari Ho Chi
Minh ke Hanoi yang memakan waktu cukup lama sekitar seharian. Biaya yang
dikeluarkan otomatis jauh lebih mahal dari bus biasanya, sleeper train hanya
untuk opsi beberapa orang yang ingin menggunakan/mencoba saja sambil menikmati
pemandangan melalui jalur darat dan membuat suasana lebih santai sembari
menghemat biaya penginapan.
Sekarang beralih ke makanan, apakah sulit mencari makanan
khususnya makanan halal di Vietnam? Menurut pengalaman saya kemarin jika kalian
stay di sekitar wilayah Ben Tanh Market tidaklah sulit mencari makanan halal,
karena disekitar Ben Tanh Market terdapat 1 lokasi yang dimana lokasi tersebut
sudah dipadati oleh penduduk setempat yang bisa berbahasa melayu. Jadi disana terdapat
beberapa kedai makan halal berderet dan beberapa kios yang menjual souvenir.
Apabila kamu stay ditempat lain yang belum kamu ketahui dimana lokasi makanan
yang halal saya sarankan untuk melihat gambar makanannya terlebih dahulu.
Kemudian satu cara lagi yaitu lihat nama makanannya kalau ada akhiran “GA” itu
berarti ayam. Jika kalian masih khawatir lagi bisa pergi ke restoran cepat saji
seperti KFC, MCD, dll. Selama stay di Vietnam selama 7 hari saya hanya memakan
2 jenis makanan lokal yaitu Banh My Ga (roti seperti sandwich dengan irisan daging
ayam didalamnya) dan Com Ga (nasi kuning dengan beberapa sayuran lauknya ayam).
Saya rasa cukup untuk mengawali artikel perjalanan yang akan saya bagikan
kepada kalian dan saatnya membahas seluruh perjalanan saya di Vietnam selama 7
hari.
Perjalanan solo backpacker ke Vietnam kali ini saya pilih
dengan tujuan untuk hadiah ulang tahun saya sendiri pada waktu itu yang
bertepatan di bulan September 2018. Sebenarnya saya agak takut dan khawatir untuk
solo backpacker apa lagi ke negeri orang yang jauh dari apa saja untuk pertama kali.
Sempat berfikir beberapa kali apakah perjalanan ini akan saya teruskan atau
tidak, setelah beberapa pertimbangan akhirnya saya putuskan untuk berangkat
dengan modal nekat. Saya sih mikirnya sekalian untuk menguji seberapa besar
mental dan tanggung jawab terhadap diri saya sendiri, selain itu untuk melatih
bagaimana cara memplanning semua acara yang saya buat dan melakukannya.
Traveling kali ini juga saya rasa kurang persiapan, karena pada saat H-2
itinerary masih juga belum fix tidak seperti biasanya. Selain itu saya juga
masih mencari-cari tiket penerbangan H-7 yang dikarenakan paspor yang akan
expired, jadi mau nggak mau saya harus perpanjang dan membutuhkan waktu sekitar
4 hari masa kerja untuk mengambil paspor selesai. Sebelum perpanjang paspor
sebenarnya saya sudah menemukan beberapa tiket murah tetapi akibat paspor yang
akan expired akhirnya saya relakan tiket murah tersebut untuk saya gunakan
memperpanjang paspor saja, karena menurut teman saya ketika paspor 6 bulan
menjelang expired maka harus segera diperpanjang demi menghindari deportasi.
Perjalanan ke Vietnam kali ini saya menggunakan pesawat
Jet star yang berangkat dari Jakarta Cengkareng kemudian transit di Singapore
semalem dan esok harinya diteruskan ke Ho Chi Minh. Pada waktu itu saya mendapatkan
tiket PP Jakarta – Ho Chi Minh saja seharga Rp. 2.196.888. Kemudian saya juga
membeli tiket pesawat untuk penerbangan lokal Ho Chi Minh – Hanoi Rp. 627.194,
Hanoi – Da Nang Rp. 364.788, Da Nang – Ho Chi Minh Rp. 481.991.
Selain itu saya juga sudah booking penginapan di Hanoi High
Five Hostel Rp. 110.000/ 3 malam, kemudian Win Win Hostel di kota Da Nang
seharga Rp. 83.000/ 2 malam, dan juga Vy Da Backpacker Hostel 2 di Ho Chi Minh
seharga Rp. 65.618/ semalam
Perjalanan berawal dari kota kelahiran saya yaitu Gresik,
jadi untuk menuju Jakarta saya harus ke Surabaya terlebih dahulu untuk naik
kereta ekonomi yang saya pilih agar budget yang saya keluarkan tidak terlalu
banyak, saat itu naik kereta ekonomi dari stasiun Pasar Turi seharga Rp. 150.000
dengan tujuan stasiun Pasar Senen. Perjalanan dari setasiun Pasar Turi ke stasiun
Pasar Senen sekitar 12 jam perjalanan darat. Setelah sekian lama saya tidak
menggunakan moda transportasi kereta api untuk perjalanan jauh akhirnya saya
menggunakan transportasi ini kembali dengan segala aktivitas yang membosankan
pastinya karena selama 12jam di kereta tanpa ada partner ngobrol. Untung saja
ada teman yang mau saya ajak video call waktu itu untuk mengusir rasa bosan
selama di dalam kereta. Sesampai di setasiun Pasar Senen pukul 08:45 langsung
menuju pintu keluar untuk mencari tempat peristirahatan di sekitar setasiun.
Setelah saya rasa cukup istirahat di stasiun Pasar Senen saya melanjutkan
perjalanan menuju setasiun Gambir untuk naik bus damri menuju bandara
Soekarno-Hatta. Pada saat menuju ke stasiun Gambir saya lebih memilih jalan
kaki dari stasiun Pasar Senen karena saya memiliki waktu yang cukup banyak.
Pada saat itu penerbangan saya pukul 21:30 sedangkan pukul 09:00 saya sudah di
stasiun Pasar Senen. Pada saat jalan kaki menuju stasiun Gambir cuaca di Jakarta
membuat saya gerah dan mudah capek, akhirnya saya berhenti sekali di dekat
patung tugu tani untuk istirahat sambil makan bubur ayam agar perut tidak
kosong.
Istirahat sekitar tugu tani |
Selesai makan saya menuju masjid terdekat untuk beribadah dan
merebahkan badan selama sejam. Waktu pun tak terasa menunjukan pukul 14:00 saya
lanjutkan perjalanan lagi menuju stasiun Gambir, sesampai di stasiun Gambir
waktu itu sekitar pukul 15:00 saya langsung menuju loket pemesanan tiket bus Damri
yang ada di belakang stasiun Gambir untuk menuju ke bandara soekarno-hatta
dengan biaya Rp. 40.000. Perjalanan dari stasiun Gambir ke bandara
Soekarno-hatta memakan waktu sekitar 60menit dan kebetulan pada waktu itu tidak
macet jalanan kota Jakarta. Sesampainya di bandara Soekarno-Hatta tepatnya
diterminal 3 saya langsung turun dan waktu itu sekitar pukul 16:15 langsung
saja saya mencari spot untuk beristirahat sambil mengulur waktu hingga jam keberangkatan.
Waktu berjalan dengan cepat saat itu saya gunakan untuk bermain game di
Handphone dan tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 18:30 langsung saja
saya masuk ke dalam untuk boarding dan
menuju gate yang telah ditentukan untuk take off.
Tiket bus damri menuju bandara Soekarno-Hatta |
Sesampainya di Changi airport yang ada di Singapore waktu
itu sekitar pukul 00:15 waktu setempat, berbeda waktu 1jam lebih cepat
dibanding Jakarta. Pada saat di Singapore saya lebih memilih untuk stay dan
istirahat didalam bandara saja daripada saya keluar menuju kota dan
mengakibatkan resiko keterlambatan. Changi airport di Singapore ternyata sangat
besar dan sangat nyaman, ini adalah pertamakali saya transit di Changi airport.
Pertama kali sampai saya langsung menuju informasi center untuk menanyakan
password wifi yang ada di bandara ini, karena tidak mungkin saya hanya bengong
di bandara ini selama kurang lebih 5 jam. Apabila kalian belum tahu untuk
mendapatkan password wifi di bandara langsung saja bertanya di informasi center
dengan menyerahkan pasport dan nanti akan dikasih semacam struk yangi
bertuliskan tata cara menggunakan wifi bandara. Setelah itu masuk wifi bandara
yang nanti akan menuntunmu ke pencarian. Berikut cara mengaktifkan wifi di
Changi airport :
- Pilih “3 hours free wifi access”
- Kemudian pilih opsi “OTP via info
counter / kiosk”
- Setelah itu masukan password wifi yang
kamu dapatkan tadi
- Pilih “Start surfing”
Selamat mencoba free wifi Changi Airport di Singapore,
dengan durasi waktu 3 jam saja. Apabila waktunya sudah habis kalian bisa
mengulangi cara awal lagi untuk meminta password wifi bandara ke informasi
center.
Selfi sama Merlion |
Pada saat di Changi airport saya hanya
internetan beberapa jam dan kemudian saya gunakan waktu untuk tidur yang
awalnya saya tidak mau tidur karena takut kebablasan, karena pukul 04:00 waktu
setempat gate sudah mulai di tampilkan dilayar keberangkatan. Malam itu saya
sudah sangat ngantuk dan tidak kuat lagi, akhirnya saya tertidur juga meskipun
di kursi tunggu. Untung saja pada waktu itu saya terbangun tepat pukul 04:00 seakan
saya sudah mempunyai alarm dalam diri saya sendiri dan langsung saja menuju ke
kamar mandi untuk cuci muka kemudian mencari gate penerbangan ke Ho Chi Minh,
gate satu ke gate yang lain lumayan jauh dan lama ketika berjalan kaki. Jadi
waktu itu saya agak percepat langkah saya untuk menuju gate yang saya tuju.
Changi airport menurut saya bandara yang sangat profesional karena fasilitas
disini membuat orang menjadi betah dan nyaman. Untuk transit saja disediakan
alat pemijat kaki gratis tanpa dipungut biaya, meskipun ruangannya sangat besar
dan penuh dengan orang transit waktu itu suhu disini cukup dingin, kemudian ada
beberapa kursi santai yang membuat kaki bisa selonjoran hingga membuat kalian
tertidur pulas ditambah kalau kalian merasa lapar, langsung saja menuju beberapa
stand yang menjual makanan atau sekedar ngopi untuk mengusir rasa kantuk tapi
ingat gunakan mata uang dollar Amerika atau Singapura. Waktupun cepat berlalu
dan tiba saatnya untuk penerbangan selanjutnya menuju negara paman Ho atau
dikenal dengan Ho Chi Minh City.
Dari atas
sudah terlihat pemandangan yang cukup indah negara Vietnam yang membuat saya
semakin bersemangat untuk mengexplore negara ini, sesampainya di bandara Tan
Son Nhat airport Ho Chi Minh sekitar pukul 08:30 pagi. Saya langsung menuju
pintu keluar kedatang internasional dan langkah awal saya waktu itu adalah
menuju money changer yang ada didekat pintu keluar, untuk kalian yang masih
bingung bagaimana rate money changer disana sebaiknya tanya terlebih dahulu
atau lihat turis untuk menukarkan uangnya dan berapa yang mereka dapatkan.
Waktu itu saya menuju salah satu money changer disana dan melihat turis
menukarkan uang USD nya setalah itu barulah kita tahu berapa duit yang didapat.
Ternyata untuk money changer yang pertama kursnya tidak cukup baik, dan saya
beralih ke money changer sebelahnya langsung mencoba bertanya kepada salah satu
pegawai disana “untuk USD 100 berapa VND yang saya dapatkan?” waktu itu dia
langsung menghitung di kalkulator dan menunjukan kepada saya. Setelah saya
lihat kursnya lebih baik daripada money changer sebelumnya. Money changer yang
saya temui ini harganya sesuai dengan kurs yang ada di internet dan tanpa ada
biaya tambahan administrasi. Pada waktu itu saya langsung menukar semua uang
USD yang saya miliki sebesar USD 200 = VND 4.600.000an selain itu saya
menyimpan Rp. 2.500.000 cash didalam tas
untuk cadangan ketika keadaan tidak terkondisi dengan baik. Jadi untuk kalian
yang malu bertanya bisa contoh cara saya tadi untuk melihat turis terlebih
dahulu. Apabila penasaran langsung saja bertanya dengan bahasa inggris sebisa
kalian. Ingat selalu untuk tidak gegabah dalam memutuskan suatu keputusan,
apalagi ini berada diluar jangkauan area kekuasaanmu..hahahaha.
saya menukarkan uang di money changer sebelah kiri |
Selesai
menukarkan uang langkah selanjutnya menuju konter sim card yang letaknya
berdekatan dengan money changer yang saya kunjungi tadi. Pada waktu itu saya
membeli Sim Card seharga VND 200.000 dengan fasilitas 4G unlimited kuota selama
20 hari, kalau tidak salah namanya Vinatel untuk operatornya. Untuk informasi
saja sebenarnya ada beberapa operator Sim Card cuman saya setelah membaca
beberapa artikel dari orang-orang akhirnya saya memilih vinatel dengan harga
VND 200.000 meskipun saya disana hanya sekitar 7 hari saja. Keputusan ini saya
ambil untuk jaga-jaga saja dan opsi dari para blogger yang sudah pernah kesana.
Tempat saya membeli SIM card |
Setelah
membeli Sim Card saya langsung memberikan kabar kepada orang tua yang ada
dirumah kalau saya sudah sampai di Vietnam dengan selamat dan masih sendiri
pastinya..hahahahahaha. Tidak lupa sesampainya di Vietnam saya langsung upload
di Instagram dan media sosial lainnya agar tetap eksis..hehehehe. Setelah itu
saya langsung keluar dan sudah banyak sekali orang-orang yang menawarkan jasa
taxi, ojek, dan lainnya. Semuanya hanya saya lewati dan saya tolak semuanya,
bukan karena saya sombong atau apa nih...karena saya hanya takut terkena beberapa
scam yang sudah saya baca di artikel orang-orang sebelumnya. Jadi waktu itu setelah
keluar dari bandara saya memilih untuk menaiki bus warna biru bernomor 152
dengan tujuan Ben Tanh Market dengan tarif VND 5.000 atau sekitar Rp. 2.000,
sangat murah meriah bukan. Padahal jarak bandara ke Ben Tanh Market sekitar 30
menit perjalanan menggunakan transportasi darat. Sebelumnya kalau saya baca
artikel orang-orang yang ada di internet untuk menyarankan ke bus nomor 109
dengan warna kuning, biayanya VND 20.000 lebih mahal dari bus yang saya
tumpangi saat itu.Tetapi saat itu kondektur bus 152 langsung menawarkan diri ke
Ben Tanh Market dengan biaya VND. 5.000 langsung saja saya naik bus tersebut
yang pasti biayanya jauh lebih murah dan tujuannya sama. Saya sih lebih
menyarankan untuk menggunakan Bus ketika sampai di bandara, mengapa? Apabila
kalian menaiki ojek/mobil kemungkinan scam lebih besar karena kalian hanya berdua
saja jika melakukan solo backpacker. Itulah mengapa saya lebih memilih bus
untuk menuju tempat yang akan saya tuju. Kecuali kalau penginapan atau tempat
yang akan kalian tuju tidak dilewati bus barulah gunakan alat transportasi
mobil/ojek lainnya.
Setibanya di Tan Son Nhat Airport |
BUs yang akan saya naiki menuju Ben Tanh Market |
Perjalanan
menggunakan bus nomor 152 ini cukup nyaman, fasilitas yang ada didalam bus terdapat
Ac, tempat duduk yang lumayan empuk, kursi penumpang yang lumayan banyak, dan
menurut saya sih nggak masalah untuk opsi menuju Ben Tanh Market menggunakan
bus 152 ini. Untuk perbedaan dengan bus nomor 109 sebenarnya sama-sama nyaman,
hanya saja ukuran bus 109 lebih besar daripada bus 152 yang saya naiki ini.
Kemudian kursi yang disediakan bus 109 lebih sedikit dan kesan lebih VIP saja.
Pada saat itu saya menaiki bus 152 dengan kondektur yang bisa sedikit berbahasa
inggris. Sedikit informasi untuk kalian apabila sedang menaiki bus untuk menuju
ke penginapan atau tempat yang dituju pastikan rute bus yang kalian naiki
sesuai dengan alamat tujuan. Tanyakan terlebih dahulu tempat tujuan kalian ke
kondektur agar lebih jelas tujuan kalian kemana nantinya dengan cara melihatkan
secarik kertas dengan alamat yang sudah kalian tulis sebelumnya untuk kondektur
yang tidak bisa berbahasa asing.
Karcis Bus nomor 152 |
Sesampai di
Ben Tanh Market saat itu saya langsung saja masuk kedalam, awalnya saya hanya
ingin melihat-lihat bagaimana sih keadaan didalam pasar Ben Tanh Market yang
katanya terkenal di Ho Chi Minh itu. Pas saya masuk pasarnya sih lumayan besar,
bersih, teratur, dan didalamnya menjual berbagai macam makanan, minuman,
jajanan, souvenir, pakaian, dll. Apabila kalian ingin mencari beberapa souvenir
disini kalian bisa membelinya yang pasti dengan tawar menawar terlebih dahulu
agar tidak menyesal nantinya karena setelah membaca beberapa artikel sebelumnya
kalau pedagang disini menaikan beberapa harga dagangannya sampai nggak masuk
akal. Saat itu saya hanya berkeliling didalam sambil cek-cek harga saja dan itu
membuat saya merasa lapar. Akhirnya saya mampir disalah satu kedai makanan menjual
seperti bihun yang lebih tebal dengan tekstur seperti mie udon dan rasa rempah
yang unik pastinya seharga VND 60.000 dan air mineral VND 10.000.
Penampilan luar Ben Tanh Market |
Sky Deck Bitexco |
Nih tekstur mie yang cukup tebel |
Selesai
mengisi perut saya melanjutkan perjalanan dengan berjalanan kaki ke Thien Hau pagoda yang saya lihat di instagram
mempunyai arsitektur yang unik dan instagramable pastinya. Perjalanan dari Ben
Tanh Market meunuju Thien Hau pagoda sekitar 30 menit dan cukup menguras
tenaga. Waktu itu saya berjalan kaki santai sembari melihat lingkungan sekitar yang
membuat perjalanan saya tidak begitu capek. Setibanya di pintu masuk Thien Hau
pagoda saya merasa bingung, karena ini merupakan tempat ibadah. Jadi mikirnya
apakah saya boleh masuk untuk mengambil beberapa foto dokumentasi atau tidak.
Setelah berfikir sejenak saya langsung beranikan diri untuk masuk dan apabila
ada orang yang memanggil dan melarang yah berarti tidak boleh masuk, itu sih
yang ada di pikiran saya waktu itu. Setelah saya masuk lebih dalam dan melihat
seseorang pemuda yang lagi duduk di meja yang saya rasa itu merupakan tempat kerjanya.
Langsung saja saya menghampiri dan meminta ijin apakah saya boleh berkunjung
dan melihat-lihat sekitar pagoda ini dengan bahasa inggris yang sangat mepet
sawah banget (pas-pas an).
Setelah
menanyakan ijin berkunjung pemuda tersebut langsung menjawab dengan bahasa
tubuh mengulurkan tangannya yang berarti mempersilahkan saya untuk berkunjung
dan melihat-lihat area pagoda. Saat saya berkunjung suasananya sangat sepi, ya
iyalah karena ini tempat ibadah..hahahahaha. Maksud saya hanya ada saya saja
sebagai pengunjung dan ada beberapa orang perawat tempat ini. Saat di Thien Hau
pagoda saya hanya mengambil beberapa foto dan video untuk dokumentasi
perjalanan. Bangunan Thien Hau pagoda termasuk bangunan tempat ibadah yang
umurnya cukup tua juga, jadi alasan mengapa saya kesini yaitu melihat
bangunanan kuno yang bersejarah pastinya.
Spot foto yang menarik di Thien Hau Pagoda |
Suasana yang sangat sunyi didalam Thien Hau Pagoda |
Kebanyakan menggunakan warna merah perabotannya |
Dari
Thien Hau pagoda tujuan saya selanjutnya yaitu mampir ke kedai kopi yang ada di
salah satu pinggir jalan yang saya lewati untuk perjalanan balik ke Ben Tanh
Market. Nama kedai kopi tersebut adalah Cong Caphe yang lumayan cukup terkenal
bagi kalangan muda pecinta kopi. Kedai ini menawarkan beberapa kopi khas
vietnam yang mau diseduh dengan cara panas atau dingin dengan varian harga yang
tidak terlalu mahal menurut saya. Pada saat itu saya memesan kopi seharga VND
30.000 dan di saat mencicipi sruputan pertama saya langsung auto tersenyum
karena kopi ini asli wenakkkkk. Meskipun saya hanya penikmat kopi biasa dan
ketika menyruput kopi asli Vietnam untuk pertama kali saya akuin kopinya
bener-bener enak dan pas menurut saya. Paduan kopi yang tidak terlalu pahit dan
manis ditambah kopi yang tidak ada ampas serta tidak membuat kembung. Jangan salah
Ini bukan bagian dari iklan luwak white coffee...hahahahahaha. Kedai Cong Caphe
menurut saya tempatnya sangat nyaman sih, kebanyakan yang berkunjung waktu itu
muda-mudi yang masih sekolah. Kalian bisa memilih tempat duduk bisa indoor atau
outdoor, kalau outdoor duduknya disebelah jalan raya dan bisa menyatu dengan
hiruk-pikuk kota Ho Chi Minh. Saat berada di kedai ini saya lebih memilih untuk
di Outdoor saja, karena pada waktu itu saya ingin menikmati suasana jalanan di
Ho Chi Minh.
Es kopi paling cocok menemani disaat Vietnam lagi musim kemarau |
Dari
meluangkan waktu untuk mencoba kopi Vietnam saya melanjutkan perjalanan
selanjutnya menuju Independant palace atau kantor pemerintahan kota Ho Chi Minh
hanya sekedar berfoto didepan gerbang saja dan tidak memutuskan untuk masuk
kedalam karena waktu itu saya melihat turis hanya berjalan mengelilingi gedung
saja sambil berfoto. Kalau tidak salah untuk masuk kantor pemerintahan ini
dikenakan biaya VND 20.000.
Kantor pemerintahan Vietnam |
Setelah itu saya melanjutkan perjalanan lagi
ke Northerdam Cathedral dan post office yang letaknya berdekatan di jantung
kota Ho Chi Minh. Untuk masuk ke dua tempat ini tidak di pungut biaya apapun
alias gratis, kalian bisa foto sepuasnya di Chatedral ini. Pada saat saya
mampir di Cathedral sayangnya dalam masa perbaikan untuk di beberapa bagian
yang membuat tidak bisa masuk kedalam dan hanya berfoto diluar saja. Setelah
dari Chatedral saya lanjutkan ke Post Office yang dimana tempat ini merupakan
kantor pos dengan bangunan berarsitektur tua yang masih terjaga dan beroperasi
sekaligus menjadi tujuan wisata bagi para wisatawan lokal maupun asing. Seperti
halnya kantor pos biasa yang dapat mengirim surat, kalian bisa mencoba menulis
surat dan mengirimnya dari Vietnam. Apabila kalian mempunyai rencana membeli
souvenir cobalah untuk membeli disini, karena banyak macamnya mulai dari
gantungan kunci, magnet, kartu pos, art paper, perangko, dan masih banyak yang
lain dengan harga yang cukup terjangkau.
Epic moment |
Situasi transportasi di Ho Chi Minh City |
Sisi luar Northerdam Cathedral |
Sisi luar lainnya |
Bangunan sepanjang Northerdam Cathedral |
Tampak luar Central Post Office |
Tampak bagian dalam Central Post Office |
Selesai dari Cathedral dan Central Post
Office saya merasa kelelahan akibat terlalu lama berjalan kaki, kemudian saya
berjalan kaki kedepan menjauh dari tempat ini dan membeli jajanan di pinggir
jalan seperti sale pisang seharga VND. 10.000 tetapi ini kalau digigit sulit
banget dan harus sedikit berusaha keras. Kemudian diseberang jalan saya melihat
ibu-ibu tua yang tampak duduk di pinggir jalan menjual kelapa muda lalu saya menghampiri
awalnya merasa kasihan, melihat kondisi ini akhirnya saya memberanikan diri
untuk menanyakan berapa harga kelapa ini. Ehhhhhhh....si Ibu langsung tuh
pecahin kelapa muda yang ukurannya tidak terlalu besar dan memberikannya ke
pada saya. Dengan si Ibu menyodorkan kelapa muda langsung saja saya menerima
kemudian meminumnya, seger banget aseli di tambah cuaca Vietnam siang itu
sangat terik. Jadi minum air kelapanya di dalam tempurungnya langsung tanpa di
masukan gelas, otomatis tanpa menggunakan
gula tambahan. Ketika air kelapa abis si ibu mengerok bagian dalam kelapa
tersebut untuk mengambil daging kelapa dan menyuruh saya untuk memakannya.
Setelah abis 1 buah kelapa muda saya bilang lagi berapa harganya dan si Ibu
menjawab one hundred...sontak saya kaget kelapa muda kecil ini harganya VND.
100.000. Saya langsung bilang “are you serious ?” si ibu tetap aja bilang one hundred.
Bangkeeee...gua kena scam nih. Awalnya lihat si Ibu ini Iba ehhhh jadi nya
kezelll. Untung saya orangnya gak ribet kalau masalah kayak gini, langsung deh
saya bayar dan langsung saya tinggal sambil muka masam meskipun dia bilang
careful kepada saya.
Bentuk jajanan yang persis kayak sale pisang |
Nih Si Ibu Penjual kelapa dengan harga selangit |
Kelapa segini harganya VND 100.000 |
Lanjut perjalanan berikutnya habis dari kena
scam kelapa muda pada saat itu waktu
sudah menunjukan pukul 15:00 dan saya harus mencari bus dengan tujuan bandara Tan
Son Nhat agar tidak terburu-buru nantinya karena saya belum hafal benar
nomor-nomor bus beserta tujuannya. Berputar-putar sekitar 1 jam untuk mencari
halte bus dengan pikiran sedikit cemas dan takut kalau tidak mendapatkan bus
sedangkan matahari sudah mulai terbenam akhirnya saya menemukan bus dengan
tujuan bandara dengan nomor 109 yang berwarna kuning itu dengan biaya VND
20.000. Ternyata tuhan masih sayang dengan hambanya yang jadi gembel di negeri
orang ini..hehehehe... Sesampai bandara sekitar pukul 17:30 dan langsung
boarding. Pada saat itu banyak sekali orang-orang yang mengantri sampai
mengular 3 kelokan dengan sedikit khawatir apakah masih bisa nantinya untuk
masuk ke pesawat, sedangkan take off pukul 19:00. Untungnya kami semua masih
bisa boarding meskipun dengan waktu yang mepet banget. Kali ini saya akan
bertolak menuju daerah utara Vietnam menuju Hanoi untuk stay beberapa hari
disana, perjalanan menggunakan pesawat memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan.
Setibanya di
Hanoi pada waktu itu sekitar pukul 21:00 dan bus yang saya baca di artikel sebelumnya
dengan nomor berapa saya lupa, saya lihat sudah tidak ada di bandara. Pada
waktu itu saya melihat jasa taxi saja yang menawarkan untuk menuju ke old
quarter tempat dimana saya akan menginap. Setelah mengitari sisi luar bandara
akhirnya saya menemukan satu bus dengan nomor 17, saya tidak tahu apakah bus
ini akan menuju old quarter atau tidak. Kemudian saya memberanikan diri untuk
bertanya ke kondektur bus yang ada didalam, untung saja kondektur bisa sedikit
berbahasa inggris dan dia menjawab bisa untuk menuju old quarter dengan tujuan
akhir terminal Long Bien yang letaknya tidak jauh dari old quarter. Langsung
saja saya menaiki bus tersebut dan membayar VND 9.000 untuk sampai ke terminal
Long Bien. Perjalanan menggunakan bus dari bandara ke terminal Long Bien
memakan waktu hampir 1 jam dan cukup lama. Perjalanan ini saya gunakan untuk
beristirahat dan sedikit memejamkan mata karena saya sangat kelelahan akibat
selama di Ho Chi Minh saya menuju semua destinasi bermodalkan jalan kaki saja.
Waktu berjalan sangat cepat hingga saya tidak sadar kalau sudah di terminal
akhir yaitu di terminal Long Bien.
Welcome to Hanoi |
Sesampai disana sudah banyak ojek / supir
grab lebih tepatnya yang banyak menawarkan jasanya. Kalau saya lihat di map Old
quarter letaknya tidak jauh dari terminal Long Bien dengan cara berjalan kaki
dan saya memutuskan untuk berjalan kaki meskipun badan sudah sangat lelah
sekali. Ternyata perjalanan dari terminal Long Bien ke penginapan yang saya
tuju di daerah Old Quarter memakan waktu sekitar 30 menit jalan kaki. Awalnya
agak sulit mencari penginapan yang sudah saya booking dikarenakan banyak sekali
berjejer penginapan disekitar situ, tetapi tidak lama setelah berputar-putar
akhirnya saya menemukan juga.
Sesampainya di penginapan saya langsung disambut
oleh pemilik hostel dan menujukan kode booking kamar yang saya pesan
sebelumnya. Tempat menginap saya di Hanoi bernama Hanoi High Five Hostel, Staff
nya sangat ramah dan saya juga langsung ditanyai seputar perjalanan saya selama
di Vietnam dan juga ditawari beberapa tour wisata yang ada di Hanoi seperti Halong Bay, Tam Coc River, Perfume Pagoda, dan
masih banyak yang lain. Saat itu saya hanya mendengarkan dan menyerap beberapa
informasi yang diberikan saja. Apabila kalian ingin menggunakan jasa agen tour,
kalian harus siap dengan biaya yang nantinya di keluarkan yang pastinya agak
mahal, ditambah kalian juga tidak bisa keliling ke tempat lain yang terkadang
tiba-tiba muncul di pikiran saat itu juga. Tetapi dengan menggunakan jasa tour travel
kalian bisa lebih save semisal dari scam yang ada dan waktu kalian lebih
teratur dalam mengunjungi tempat wisata. Setelah mendengarkan informasi yang banyak
diberikan dari pihak penginapan saya ijin untuk pergi ke tempat tidur karena
rasa lelah yang amat sangat pada diri saya. Kemudian pihak penginapan
mengantarkan saya menuju kamar dan saya langsung bersih-bersih terus langsung
tidur sepanjang malam.
Pemilik hostel lagi presentasi seputar destinasi wisata di Hanoi |
I got the key and ready to sleep |
Keesokannya
hari pertama di Hanoi saya bangun agak siang sekitar pukul 10:00 akibat badan
saya yang masih kurang fit, untuk destinasi hari ini saya hanya berkeliling di
sekitar Old Quarter, mengunjungi Hoan Kiem Lake, ST. Josephs Cathedral, dan
Night Market saja. Selesai dari bangun tidur saya langsung bersih-bersih dan sarapan
di penginapan karena biaya penginapan sudah include makan pagi. Tetapi disini
tidak menghidangkan nasi, hanya menu roti bakar, mie, dan sandwich yang saya
rasa makan pagi disini tidak makanan berat yah. Sembari menikmati sarapan di
hostel tiba-tiba ada salah satu staff hostel yang datang menghamipiri dan
mengajak ngobrol tentang destinasi saya hari itu. Ada beberapa masukan dari
pihak hostel apabila hanya berjalan-jalan di kota saja lebih baik di area night
market dan beberapa tempat yang recomended dari pihak hostel. Waktu itu pihak
hostel memberikan brosur kecil yang bergambarkan map Hanoi beserta tempat
wisatanya, pihak hostel mencoret-coret map tersebut yang nantinya cocok untuk
dikunjungi dan juga memberikan informasi didalamnya.
Sekelumit informasi dari pihak hostel ketika berwisata di dalam kota Hanoi |
Setelah mendapat beberapa informasi dari
pihak hostel saya langsung pergi keluar berjalan kaki untuk mencari yang
namanya nasi kali aja ketemu yah, sekalian untuk menuju destinasi yang sudah
saya planning sebelumnya. Memang pada saat itu saya menemukan beberapa orang berjualan
nasi di pinggir jalan tetapi saya tidak tahu untuk lauknya apakah halal atau
tidak, kemudian saya tinggalkan dan
mencari makanan lain saja. Setelah berjalan-jalan cukup lama laper juga dan
nemuin penjual makanan dipinggir jalan dekat dengan taman bermain namanya Banh
My semacam roti dengan ukuran panjang yang didalamnya diisi sayuran seperti
salad, timun, daun seledri, mayones, sambal tomat, telor, dan daging kemudian
di panggang beberapa menit. Pada waktu itu saya meminta untuk tidak di kasih daging
pork, saya meminta di ganti daging ayam saja. Awalnya agak sulit berbicara
dengan si penjual karena tidak begitu mengerti bahasa inggris. Kemudian si
penjual bilang yang intinya semua Banh My menggunakan daging babi karena daging
ayam disini harganya cukup mahal, dan akhirnya saya ditawari dengan menggunakan
telor double saja. Harga Banh My yang saya beli saat itu hanya VND 6.000 saja,
busettttt murah bener nih jajan Banh My. Sepertinya bisa di gunakan makan sehari-hari nih...hahahahaha.
Ukurannya yang cukup besar membuat cukup kenyang dan ditambah harga yang murah
banget, kalau di rupiahkan sekitar Rp. 3.000 saja. Pada waktu itu saya juga
pesan es tebu sebagai pendamping Banh My seharga VND 10.000.
Suasana sekitar Old Quarter |
Alat Pembuat Banh My |
Nih model Banh My ketika ready to eat |
Isi rotinya seperti ini |
Es tebu penyegar dahaga ketika suhu Vietnam semakin memanas |
Tempat beribadah umat islam di kawasan Old Quarter |
Setelah perut
terisi saya lanjutkan perjalanan lagi menuju Hoan Kiem Lake yang merupakan
danau yang cukup luas di sekitar Old Quarter dan juga menjadi salah satu
destinasi wisata di Hanoi, Karena di tengah danau terdapat jembatan yang
menghubungkan ke sebuah bangunan tua berarsitektur. Untuk biaya masuk menuju
bangunan tua merogoh kocek tidak cukup mahal sih hanya VND 20.000, tetapi pada
saat itu saya memilih untuk duduk di pinggir danau sambil menikmati keindahan
jembatan dan bangunan tua dari kejauhan saja ditambah dengan awan mendung yang
sedikit menutupi kawasan tersebut. Pada saat itu di Hanoi cuacanya mendung dan
sedikit gerimis. Biasanya area danau Hoan Kiem Lake digunakan beberapa orang
lokal untuk berolahraga dan berkumpul dengan keluarga. Memang saat itu
suasananya sangat syahdu akibat mendung dan sedikit gerimis.
Suasana sepoi-sepoi siang itu |
Killing time di Hoan Kiem Lake aja |
Nyobain minuman Ha Noi |
Dari Hoan Kiem Lake saya melanjutkan
perjalanan lagi menuju destinasi selanjutnya yaitu ST. Josephs Cathedral yang
cukup terkenal karena designnya sangat kuno dan itu merupakan peninggalan dari
negara Perancis yang sempat menjajah negara Vietnam pada saat itu, jadi wajar
bangunan disini memiliki gaya seperti Eropa terutama Cathedral ini. Bangunan
kuno menjulang tinggi dengan cat berwarna hitam keabu-abuan yang sangat vintage
dan terkesan sedikit crepy menjadi daya tarik tersendiri yang dimiliki bangunan
ST. Josephs Cathedral ini, ditambah juga lonceng yang berbunyi pada waktu
tertentu. Saya disini tidak terlalu lama hanya beberapa menit saja untuk
mengambil foto dan video untuk dokumentasi saya selama di Hanoi, Hujan pun
cukup deras pada saat itu yang membuat saya untuk masuk ke sebuah kedai kopi
yang ada di sekitar Cathedral tersebut.
Tampak luar ST. Josephs Cathedral |
Gaada yang potoin, jadi fotonya selfi aja yah |
Kopi addict |
Saya berada di kedai sekitar 1jam
sambil menunggu hujan reda kemudian saya memutuskan untuk kembali ke penginapan
sebentar untuk bersih-bersih, kemudian malamnya keluar lagi mencari persewaan
motor di sekitar penginapan. Setelah berputar-putar di sekeliling penginapan
akhirnya membuahkan hasil juga, saya menemukan persewaan motor untuk saya
gunakan keesokan harinya menuju Perfume Pagoda yang letaknya cukup jauh dari
tempat saya menginap ini. Dari persewaan motor saya menuju Night market untuk
membeli beberapa oleh-oleh dan pada saat itu saya tidak sengaja bertemu dengan
rombongan ibu-ibu dari salah satu rumah sakit dari semarang, kami waktu itu
sempat menawar souvenir bersama dan kami langsung berpencar lagi. Selesai
mendapatkan apa yang saya inginkan di Night Market saya kembali meuju Hoan Kiem
Lake dan menikmati suasana malam disana, uniknya saat saya ke Hoan Kiem Lake
saya melihat beberapa orang lanjut usia yang sedang berolahraga dan berdansa di
sepanjang jalan sekitar Hoan Kiem Lake. Pemandangan ini sangat langkah untuk
saya dapatkan di Indonesia, ternyata orang-orang yang sudah lanjut usia disini
semangat untuk hidup sehatnya sangat tinggi juga. Selepas menikmati indahnya
malam di Hoan Kiem Lake saya kembali menuju penginapan untuk beristirahat
karena keesokan harinya merupakan perjalanan yang cukup panjang dan meletihkan
pastinya.
Penjual Souvenir di Night Market |
Food Street Night Market |
Souvenir lampu hiasan |
Souvenir dengan bentuk kipas |
Pedagang yang kaos hijau bisa bahasa melayu dan menerima uang Rupiah |
Hoan Kiem Lake malam hari sangat ramai |
Paginya hari ke 2 di Hanoi saya bangun pukul
07:00 kemudian bergegas untuk mandi dan sarapan di penginapan setelah itu
langsung menuju persewaan motor yang sudah saya kunjungi kemarin untuk menyewa
motor. Persewaan motor yang saya datangi tidak begitu jauh dari penginapan, sekitar
15menit jalan kaki itupun masih lupa tempatnya jadi agak lama. Sesampainya di
persewaan motor saya langsung dimintai paspor sebagai jaminan seperti biasa
ditambah deposit sebesar VND. 300.000, kemudian saya memilih motor matic
seperti mio,vario, dan sebagainya. Sewa motor matic waktu itu sekitar VND.
180.000/hari kemudian ditambah jasa pengantaran motor VND. 40.000. Dipersewaan
ini tidak terlalu rumit dalam mengurusi persyaratannya, terkadang ada beberapa
persewaan motor yang diharuskan memiliki surat izin mengendara internasional
dan juga jarak tempuh menggunakan motor juga ditentukan oleh pihak persewaan
motor. Setelah motor saya datang
langsung saja mengecek kondisi motor apakah baik-baik saja dan jangan sampai
kecolongan. Tips untuk kalian ketika menyewa kendaraan apapun di luar negeri
hal yang perlu diperhatikan adalah cek kondisi motor apakah semua kondisinya
bagus atau tidak, seperti rem, lampu sen, ban, dan kondisi motor lain yang
sekiranya sangat vital. Pengecekan kondisi ini dilakukan untuk membuat
perjalanan kalian nantinya lebih safety dan tidak terjadi hal-hal yang
diinginkan dijalan nantinya.
Mie yang sama saya beli waktu di Ben Tanh Market |
Disinilah pertamakalinya saya solo touring
menggunakan motor merasakan kondisi jalanan kota Hanoi yang begitu ramai, semua
pengendara saling kebut dijalanan. Meskipun dijalanan kecil pengendara motor
sangat padat dan sangat membahayakan. Waktu itu saya selalu sigap untuk melihat
kondisi sepanjang jalan, apalagi ketika berkendara disini kalian harus berada
di kanan jalan dan jangan sekali-sekali kehilangan fokus apabila tidak ingin
terjadi sesuatu kepada diri kalian. Destinasi hari ini adalah pergi ke Perfume
pagoda yang jaraknya kalau dari map sekitar 2,5 Jam perjalanan dari penginapan
dan ternyata ketika saya realisasikan memakan waktu 4 jam perjalanan. Cukup
beda jauh memang dari estimasi sebelumnya, karena pada saat mengikuti google
map jalan yang di arahkan yaitu mengarah ke tol. Padahal settingan hp saya
sudah menghindari jalan tol, dan itu saya coba berkali-kali dan tetap berujung
menuju jalan tol. Cuaca Vietnam waktu itu sangat panas dan membuat saya untuk
berhenti sejenak untuk menenangkan pikiran sambil berfikir caranya agar sampai
di Perfume Pagoda apapun caranya. Munculah ide untuk mengambil jalur alternatif
di map yaitu dengan mengikuti rute terjauh, otomatis jalanan alternatif ini
melewati gang-gang kecil dan nantinya bisa menembus hingga ke perfume pagoda
dan itu bekerja dengan mulus. Tips buat kalian yang ingin menjelajah Hanoi
khususnya mau ke arah Ninh Binh menggunakan motor gunakanlah cara seperti saya
apabila tidak ingin tersesat menuju tol. Cuaca disana juga sering hujan dan
membuat saya untuk berhenti berkali-kali khususnya di dekat provinsi Ninh Binh,
baiknya lagi sediakan jas hujan apabila ingin mengejar waktu untuk menuju
tempat wisata yang kalian tuju agar dapat berjalan mulus.
Ketika sudah dekat dengan
lokasi....whoaahhhhh..akhirnya saya bisa melihat view landscape bukit-bukit
kecil seperti di Raja Ampat dari jalan yang saya lalui menggunakan motor sewaan
ini. Saya berhenti sejenak untuk take a selfi with lime stone/bukit-bukit kecil
tersebut. Kemudian saya melanjutkan perjalanan kembali agar tidak terlalu larut
ketika perjalanan pulang. Sesampainya di lokasi waktu itu sekitar pukul 14:00
dan ketika memasuki pintu masuk lebih tepatnya kampung terdekat dengan perfume
pagoda saya bisa melihat dermaga beserta kapal-kapal yang bersandar dengan
kapasitas orang cukup banyak. Ketika saya masuk lebih dalam ada orang lokal
yang berboncengan menghampiri saya untuk menanyakan apakah saya mau ke Perfume
Pagoda, saya jawab iya. Seketika itu langsung diarahkan orang yang saya temui
dijalan tersebut menuju lokasi tempat parkir untuk menemui guide yang akan
membawa saya ke Perfume Pagoda. Saat bertemu guidenya seperti biasa lah untuk
berkenalan dan mengobrol basa-basi sambil menaiki motor guidenya untuk menuju
tempat terdekat menuju dermaga yang lebih kecil lagi. Setibanya di dermaga yang
lebih kecil itu terdapat 3 kapal dengan kapasitas 6 orang dan ada rumah kecil
yang saya rasa itu adalah rumah dari guide yang menamani saya nantinya. Didalam
rumah tersebut dijelaskan beberapa informasi mengenai tarif guide, tarif
wisatanya, tempat mana saja yang akan dikunjungi, dan masih banyak yang lain.
Selalu gunakan lajur kanan |
Berangkat dari panasnya matahari sampai hujan pun saya lalui |
Sudah terlihat Lime Stone dari kejauhan |
Dia adalah teman perjalananku kali ini menembus Ha Noi |
Lagi lagi selfi yah gaesss |
Kampung terdekat Perfume Pagoda, sepi yahhh... |
Kalau ini tempat dimana saya dan Chim akan mulai menggunakan kapal menuju dermaga Perfume Pagoda |
Dibawain Chim Duku satu kresek |
Setelah selesai menjelaskan beberapa informasi
guide tersebut membawakan buah duku satu kresek dan menuju kapal yang akan
dinaiki menuju perfume pagoda. Kapal yang saya naiki waktu itu bermuatan 6
orang dengan biaya kapal VND 600.000, berhubung saya hanya sendirian jadi yang
naik kapal hanya saya dan guide tersebut, otomatis saya membayar full kapal
berkapasitas 6 orang tersebut seorang diri. Tips ketika kamu solo backpacker
dan diharuskan menggunakan kapal sebaiknya kalian mencari rombongan terlebih
dahulu agar budget kapal bisa dibagi rata, karena sistem pembayaran menggunakan
kapal yaitu dibayar per kapal bukan per orang. Untuk menuju Perfume Pagoda
nantinya harus melewati sungai dengan pemandang beberapa bukit yang sangat
menakjubkan (lime stone) seperti di film Khong Skull Island.
Perjalanan menggunakan kapal menyusuri sungai
memakan waktu 30 menit dan itu sangatlah cepat karena disuguhkan pemandangan
yang sangat menakjubkan beserta suara-suara alam yang mulai terdengar sangat
menenangkan hati dan pikiran ketika akan berlabuh. Sesampainya di dermaga yang
letaknya lebih dekat lagi dengan Perfume Pagoda saya langsung disuruh turun
oleh guide dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Perjalanan ke
Perfume Pagoda tidaklah mudah, pertama harus menyusuri sungai untuk menuju
dermaga yang terletak dibawah bukit yang nantinya diatas bukit terdapat Perfume
Pagoda, setelah dari dermaga perjalanan dilanjutkan dengan treking berjalan
kaki menuju perfume pagoda sekitar 60 menit.
Guide yang menemani saya kali ini, Chim |
Lime Stone tampak dari dekat |
Sesampainya di dermaga yang paling dekat dengan Perfume Pagoda dan lanjut treking |
Selama treking saya terkadang mengobrol
dengan guide agar perjalanan tidak terasa melelahkan. Oh iyah nama guide saya
adalah Chim seorang perempuan kalau tidak salah umurnya 28-30an dan masih
single. Beliau tinggal di perkampungan yang dekat dengan Perfume Pagoda, jadi
untuk stamina dalam pendakian ini tidak perlu diragukan lagi. Meskipun beliau
seorang perempuan tetapi staminanya melebihi saya, terkadang merasa malu ketika
saya meminta waktu untuk istirahat karena saya memang merasa sangat kelelahan.
Maklum saya tidak ada persiapan fisik apapun untuk menuju Perfume Pagoda. Ketika
saya merasa kelelahan Chim memberikan saya semangat dan memberikan topik lelucon
yang mengundang tawa agar tidak merasakan rasa lelah itu. Ketika Chim
menunjukan kalau itu Perfume Pagoda akhirnya perjalanan menuju Perfume Pagoda
tercapai sudah dengan keringat yang mengucur deras seperti air
terjun..hahahaha.
Trek menuju Perfume Pagoda |
Sesampai di Perfume Pagoda kami beristirahat
beberapa menit saja untuk minum dan memakan buah duku yang dibawa oleh Chim
tadi. Setelah itu Chim menuju ke beberapa patung yang ada di kawasan Perfume
Pagoda untuk menyalakan dupa dan berdoa, sesekali saya diberikan dupa oleh Chim
dan kemudian disuruh untuk menaruhnya di sudut-sudut patung yang berdiri
disana. Selesai menyalakan dupa Chim mengajak saya untuk menuju ke sebuah mulut
goa yang terdapat di sebelah Perfume Pagoda dan mengajak saya untuk masuk
kedalam Goa. Chim mengatakan kepada saya bahwa tak banyak orang yang masuk
kedalam Goa, jadi kali ini saya spesial di ajak Chim untuk memasuki Goa yang
terletak di sebelah Perfume Pagoda tersebut.
Sesampainya di Perfume Pagoda dengan fake smile, padahal capek banget |
Tempat menuju Goa, nggak kelihatan yah? itu lubang kecil antara patung. |
Pertama memasuki Goa hawanya sangat dingin,
gelap, dan tidak ada cahaya apapun. Chim menyuruh saya untuk menyalakan flash
HP sebagai penerang selama kami berada di dalam Goa. Jalurnya sedikit licin
karena didalam goa terdapat stalaktit dan stalakmit yang mengeluarkan air.
Ketika masuk lebih dalam jalurnya sedikit turun dan lumayan agak curam, Chim
terus mengingatkan saya untuk tetap
fokus pada pijakan agar tidak terjatuh nantinya. Setelah sampai di area yang
agak datar Chim memberitahu saya kalau ada beberapa patung disini, kemudian
Chim mencari dupa untuk dinyalakan dan menyuruh saya menaruhnya di sisi patung
yang ada disana. Selesai menyalakan dupa Chim mengajak saya untuk menuju mata
air yang ada didalam Goa. Sesampainya di mata air Chim menyuruh saya untuk
meminum air tersebut yang katanya bisa memberikan awet muda, tidak pikir
panjang saya meminum air tersebut karena memang kebetulan saya merasa sangat haus.
Setelah meminum air tersebut badan saya merasa segar kembali dan siap untuk
melanjutkan perjalanan kembali menuju mulut Goa. Dari mulut Goa Chim mengajak saya untuk
meneruskan perjalanan selanjutnya turun menuju dermaga untuk pindah ke pagoda
lainnya beserta 1 guide tambahan lagi dan tidak lain yaitu teman Chim sendiri.
Sesampai di dermaga kami beristirahat sejenak untuk menikmati suasana disana,
saat itu saya mengambil beberapa foto dan video untuk dokumentasi perjalanan
saya ketika mengunjungi perfume pagoda. Selanjutnya dari parfume pagoda kami
melanjutkan perjalanan kembali menuju sebuah pagoda lain yang jaraknya tidak
cukup jauh dari perfume pagoda tetapi harus menggunakan kapal yang saya naiki
sebelumnya.
trek perjalanan balik menuju dermaga |
Chim, fotoin yah....hei belom siap |
Chim, foto bareng lagi yok..biar gak keliatan jomblo |
Dermaga Perfume Pagoda |
Chim dan temannya yang kami temui di dermaga Perfume Pagoda |
Setelah sampai di pagoda yang saya lupa
namanya disuruhlah untuk masuk kedalam dan berdo’a untuk keluarga yang ada di
rumah, saya ikuti saja apa kata guide tersebut toh masih positif juga meskipun
di depan patung tapi saya tetap berdo’a dengan niat dan berdo’a sesuai dengan
agama saya. Sebelum berdo’a di depan beberapa patung yang ada di pagoda ini
saya terlebih dahulu di berikan seserahan 3 buah yang didalamnya terdapat
seperti biskuit, air mineral, uang palsu, dan masih banyak lainnya yang
ditujukan untuk dewa yang dipujanya beserta untuk kelangsungan hidup warga
disekitar pagoda. Teman Chim memberitahukan bahwa harga seserahan itu sekitar
VND. 200.000 atau kalau dirupiahkan sekitar Rp. 160.000an untuk 1 seserahan
saja, sedangkan saya dikasih 3 untuk ditaruh disamping patung. Pertamanya saya
oke sajalah toh niatnya baik juga untuk kelangsungan hidup warga sekitar juga,
saya ikutin saja nih alur dari guide tersebut. Kali ini Chim hanya menjaga
kapal saja diseberang dan yang menjadi pemandu saya ketika memasuki pagoda adalah
teman Chim yang kami temui di Perfume Pagoda.
Nih bentukan pagoda setelah dari Perfume Pagoda, agak creepy |
Bangunan yang terlihat cukup kuno |
Bentuk seserahan yang saya bawa |
Setelah selesai dari pagoda dan berdo’a saya
beserta guide menuju kapal lagi untuk diantarkan ke sebuah pagoda lainnya, dan
lagi-lagi saya diberikan 3 buah seserahan seperti yang sebelumnya. Disaat itu
saya mulai agak aneh dan merasa seperti ditipu dengan kondisi saya yang masih
muda dan sendirian pula. Berhubung saya dasarannya orangnya nggak enakan
akhirnya yasudahlah merelakan VND. 600.000 lagi untuk seserahan saja. Jadi
total biaya yang saya keluarkan untuk membayar seserahan tersebut sekitar VND.
1.200.000 belum termasuk tips untuk guide, tips teman Chim waktu itu dia
meminta VND. 200.000. Pada waktu itu saya merasa benar-benar lemas setelah dari
Parfume Pagoda, karena saya merasa terkena scam dari penduduk lokal yang
sebelumnya saya sudah pelajari. Sampai-sampai Chim bertanya kepada saya ketika
sedang menaiki perahu apakah saya baik-baik saja, mungkin dia mengamati muka
saya dari tadi yang awal berangkat terasa excited banget dan pas waktu
perjalanan mau pulang seperti tidak puas. Tetapi saya mencoba untuk menyimpan
muka masam saya dan mencoba untuk sedikit tersenyum kepada mereka.
Selesai dari tour pagoda yang menggunakan
jalur air kali ini Chim mengajak saya untuk pergi ke pagoda lainnya yang
katanya masih baru dan tempatnya lumayan agak jauh dari dermaga namanya Vihara
Tam Chuc Ba Sao kalau dilihat dari google map, kali ini kami menggunakan motor
untuk mencapai pagoda tersebut. Yah....kami hanya mengedarai satu motor dengan
3 orang seperti cabe-cabean layaknya di Indonesia. Kali ini saya sangat
beruntung karena saya berada di posisi tengah yang merupakan posisi yang
strategis...hahahahaha. Kali ini saya tidak mau rugi lebih banyak lagi, biarkan
mereka yang mengurus semuanya. Sampai-sampai ditengah jalan awan sudah terlihat
tebal dan mereka bilang kalau tidak akan hujan, eh belum 5 menit berhenti
berbicara hujan turun dengan deras dan menghujani kami semua. Chim waktu itu
berada di posisi paling belakang menutupi kepala saya menggunakan topi jerami
yang dia gunakan, sedangkan temannya berada di posisi depan fokus menyetir
motor. Jalur menuju pagoda agak licin dikarenakan jalannya yang masih dalam
perbaikan dan banyak sekali pasir dan kerikil kecil-kecil, apabila mengendarai
kendaraan tidak berhati-hati kami semua bisa terjatuh.
Setelah perjalanan sekitar 30-40 menit
mengendarai motor sampailah kami di pagoda yang di janjikan oleh Chim, dan
benar saja pagodanya sangat besar dan masih dalam proyek pembangunan. Chim juga
memberi informasi kepada saya bahwa masih ada 2 pagoda besar lagi disekitar
pagoda yang kami tuju kali ini. Tepatnya Chim waktu itu mengarahkan tangannya
ke atas bukit dan saya melihat seperti bangunan yang terlihat kecil dari saya
berdiri waktu itu dan pagoda satunya berada dibawah, jadi posisi kami saat itu
berada di pagoda tengah. Disela Chim memberikan informasi tentang beberapa
pagoda besar Chim sempat memberikan lelucon seperti kami setelah ini akan
menuju ke pagoda yang terletak di atas bukit tadi dengan berjalan kaki..memang
Chim orangnya suka bercanda ketika menjadi pemandu saya waktu itu. Setelah
memberikan informasi Chim mengajak untuk masuk ke dalam pagoda yang cukup besar,
pada saat itu didalam pagoda masih dalam keadaan renovasi dengan terlihatnya beberapa
pekerja yang sedang sibuk mengerjakan pekerjaannya masing-masing. Waktu berada
didalam pagoda yang sangat besar saya hanya melihat-lihat sebentar kemegahan
bangunan ini yang didalamnya terdapat 3 budha besar yang sedang duduk. Setelah
dari Vihara Tam Chuc Ba Sao langsung kembali ke tempat dimana saya
memarkirkan motor. Sesampainya di tempat parkir saya mengobrol dengan Chim soal
biaya tour kali ini, Chim bilang dari awal kalau tour nya sendiri dihargai VND.
600.000 sedangkan untuk tips guide VND. 200.000. Buahhhhhhhhhhh.....banyak
banget pengeluaran saya hari ini, kalau ditotal untuk 1 destinasi ini sekitar
VND. 2.200.000 kalau di rupiahkan sekitar Rp. 1.000.000an yah. Wajar kalau saya
langsung lemas waktu itu.
View menuju Vihara Tam Chuc Ba Sao, epic yahhh |
berikut tampilan Vihara Tam Chuc Ba Sao, seperti istana raja |
Suasana didalam Vihara yang terlihat masih dalam proses renovasi |
Hari itu merupakan hari dimana saya
mendapatkan sangat banyak pelajaran untuk solo travelling pertama kalinya. Jadi
untuk kalian yang ingin mencoba solo travelling atau baru pertama kali mencoba
untuk melakukan harus lebih banyak mencari informasi yang jeleknya agar kalian
bisa lebih waspada terhadap situasi kondisi yang tidak terduga. Tetapi dibalik
itu semua saya sangat menikmati lika-liku perjalanan yang panjang hari itu.
Selesai dari tour Perfume Pagoda saya langsung balik menuju ke
penginapan dengan mengandalkan dari google map saja seperti sebelumnya dengan
mengambil rute terjauh agar sampai Hanoi kembali tanpa tersesat. Tidak lama
keluar dari perkampungan terdekat dengan Perfume Pagoda, itupun saya sempat
tersesat selama 1 jam karena jalannya memang sungguh membingungkan hingga akhirnya
saya menemukan jalan raya untuk menuju ke Old Quarter kembali.
Sesampainya di penginapan sekitar pukul 20:00
saya langsung bergegas mandi dan merebahkan badan sebentar dikasur kemudian
langsung keluar menuju tempat kopi yang katanya sudah melegenda sejak dulu nama
kedainya “Coffee Giang”. Lokasinya memang agak tersebunyi, dari jalan besar
memang tidak terlihat kalau tempatnya ramai karena harus masuk seperti gang
kecil dan ketika sudah masuk lebih dalam suasananya sangat berbeda dengan apa
yang saya lihat dari luar. Pada waktu itu sangat ramai sekali oleh
pemuda-pemudi Hanoi menghabiskan waktu untuk sekedar ngopi di temani dengan kuaci
yang sudah menjadi tradisi ngopi anak Vietnam dari dulu. Harga kopi yang
ditawarkan cukup terjangkau dan banyak juga pilihannya, malam itu saya ingin
mencicipi bagaimana rasanya egg coffee yang sudah melegenda di Vietnam. Pertama
kali saya mencicipi kopinya sangat terasa dan foam telurnya menambah ciri khas dari
egg coffee tersebut. Memang sedikit tercium bau amis dari telur tersebut tapi
itu hanya samar saja, karena bau tersebut dapat di netralisir oleh kopi itu
sendiri. Memang terasa agak aneh bagi saya untuk mencicipi egg coffee ini
karena saya sudah terbiasa dengan kopi standart yang ada di indonesia. Kalau di
Vietnam apapun kopinya sangat terasa sekali biji kopinya dan sedikit pahit juga
tetapi tidak sepahit apa yang saya pikirkan sebelumnya. Selesai menikmati egg
coffee saya kembali ke penginapan untuk beristirahat dan melanjutkan perjalanan
esok harinya, karena esok hari saya harus check out dan pindah ke Vietnam
bagian tengah yaitu menuju kota Danang.
Ini nih yang namanya Egg Coffee |
Foto keluarga pemilik Coffee Giang |
Pagi
harinya sekitar pukul 09:00 saya terbangun dengan badan sedikit kesakitan terutama
kaki karena sejak awal di Vietnam saya lebih banyak berjalan kaki dengan menempuh
jarak yang lumayan jauh agar terlihat seperti turis..hehehehehe..akibatnya yah
seperti ini kaki terasa sakit. Untuk kalian yang ingin travelling dengan cara
berjalan kaki jangan lupa untuk membawa koyo yah..karena itu akan sangat
membantu untuk pemulihan dan juga sebelum tidur untuk minum vitamin agar
menjaga kodisi badan tetap vit, gak asik dong kalau travelling yang
direncanakan jauh-jauh hari malah tepar pas hari H di negara orang, kalau ada
yang perhatian sih nggak masalah. hahahahaha. Ok lanjut lagi setelah terbangun
saya langsung bergegas untuk mandi dan sarapan, setelah itu saya lanjutkan
untuk prepare lagi dan sekalian checkout sekitar pukul 11:30. Setelah checkout
saya tidak lupa untuk berpamitan dengan pegawai hostel karena menurut saya
pelayanannya sangat memuaskan mulai dari bagaimana menerima customer sampai
memberikan service terbaik lainnya.
Keluar dari hostel saya hanya berjalan-jalan
saja di sekitar oldquarter dan hal yang konyol terjadi menimpa saya kala itu.
Jadi awal ceritanya saya berfikir untuk menuju terminal bus yang saya tuju
kemarin dan nanti akan menuju air port lebih awal. Lha waktu itu saya bingung
harus menuju terminal mana yang dekat dengan penginapan, akhirnya saya jalan
kaki saja dan menemukan sebuah halte. Ketika saya lihat peta yang tersedia
disana saya melihat terminal yang akan saya tuju nanti yaitu namanya “Long
Bien”. Ketika bus datang saya dengan percaya diri menaiki bus tersebut dan
mencari tempat duduk yang nyaman. Ok sambil duduk saya langsung membuka google
map di HP yang saya pegang karena takutnya nanti malah kelewatan. Bus berjalan
mengikuti trayek seperti biasa, dan saya lihat di map kok tidak lewat jalan
yang kemarin yah “kata saya dalam hati”. Mungkin ini trayek yang harus dilewati
bus kali ini, saya mencoba untuk stay cool dan tenang tetapi mata saya tidak
lepas dari google map..hahahahaha.. Semakin lama jalannya kok mulai melenceng
jauh yah, apa saya salah jurusan atau bagaimana saya kurang paham waktu itu.
Tetapi saya tetap saja kekeh untuk percaya dengan pendirian saya dan tidak
mencoba untuk bertanya langsung kepada kondekturnya. Ketika terminal bus yang
akan saya tuju sudah terlewat jauh sekali pada saat itu saya berfikir OK FIX
saya salah alamat seperti lagunya ayu ting-ting. Saya hanya menunggu saja didalam
bus untuk ingin tahu dimana sih bus ini akan berlabuh.....kapalllll kalee
berlabuh. Akhirnya setelah lama menunggu di dalam bus dan bus yang saya
tumpangi menuju terminal akhir di salah satu daerah yang namanya Long Bien. OK
saya kena troll dengan nama LONG BIEN, saya bingung ketika turun dari bus saat
itu. Diluar terminal banyak sekali orang-orang grab memanggil saya secara
bergantian berasa saya ini artis..bahahahahaha. Dengan keadaan yang bingung
saya memilih untuk mencari tempat duduk dan mencoba untuk memikirkan bagaimana
keluar dari red zone ini...PAPJI kaleeeeee..bahahaha.
Niatnya sih mau ke terminal Long Bien taunya malah tersesat |
Suasana Bus yang saya tumpangi ketika detik-detik tersesat |
Lama-lama duduk diterminal akhirnya buntu
juga ini kepala, jadi saya memutuskan untuk keluar dari terminal berjalan kaki
dan mencoba kembali lagi menuju old quarter. Saat itu saya pengennya naik bus
sih, cuman saya tidak tahu bus mana yang harus saya tumpangi karena penjelasan
di google tidak begitu rinci dan saya memutuskan untuk berjalan kaki saja. Perjalanan
jauh ini terasa sangat berat bagi saya, karena saya harus membawa beberapa tas
yang kian bertambah akibat saya membeli oleh-oleh kemarin ditambah cuaca panas
yang tidak ada angin sama sekali membuat saya berhenti berkali-kali. Apakah
anda tahu berapa lama perjalanan yang saya tempuh untuk menuju old quarter
menurut google map? Membutuhkan waktu sekitar 2jam dengan jalan kaki, itupun
dengan kecepatan tertentu dan belum lagi kalau ditambah dengan jam istirahat.
Waktu itu saya cepatkan tempo berjalan saya agar cepat sampai tujuan karena
saya harus mengejar waktu untuk tiba di bandara Hanoi, karena pesawat saya
flight pukul 22:00 setidaknya saya standby di bandara 2jam sebelum flight.
Sekitar pukul 17:00 saya berhenti di sebuah halte kecil untuk beristirahat
sejenak karena saya benar-benar merasa kelelahan. Ketika di terminal ini saya
melihat peta atau jalur bus yang di lalui, akhirnya saya melihat tulisan LONG
BIEN lagi yang waktu itu sedikit menjadi momok bagi saya. Akhirya saya
memastikan untuk bertanya kepada remaja perempuan yang kebetulan menunggu bus
disana. Untungnya remaja tersebut paham bahasa inggris meskipun sama seperti
saya yang sedikit terbata-bata. Intinya bus yang berhenti di halte ini menuju
di terminal Long Bien yang aselii bukan abal-abal, beberapa menit menunggu bus
datang untuk membawa penumpang yang ada di halte. Setelah perjalanan nyasar
tadi akhirnya saya merasa lega dan
merasakan dinginnya AC kembali. Sesampainya di terminal Long Bien saya langsung
mencari bus dengan nomor 17 seperti yang saya naiki ketika dari airport dan
kali ini saya menuju ke Noi Ba airport kebalikan dari yang kemarin dengan
menggunakan bus yang sama.
jalan kaki sampai gempor |
Harus paham tujuan dan nomor bus nih kalau yang mau naik kendaraan bus |
Akhirnya drama Long Bien berakhir dengan happy Ending |
Sesampainya di Noi Ba
airport sekitar pukul 18:00 dan langsung saja saya menuju dalam dan kembali
istirahat sampai menunggu waktu checkin. Pada saat itu saya mendapat kabar
bahwa penerbangan saya kali ini delay yang awalnya flight pukul 22:00 di undur
menjadi pukul 23:00. Apakah ini berkah atau ujian kembali yang saya dapatkan,
saya hanya pasrah saja karena saya sudah cukup lelah untuk mengejar waktu pada
saat itu. Sedikit informasi saja kali ini penerbangan saya dari Hanoi menuju Da
Nang menggunakan maskapai lokal yaitu vietjet yang setelah saya review di
beberapa artikel orang-orang memang terkenal molor penerbangannya layaknya Lion
Air. Waktu berjalan dengan cepat dan waktunya untuk Checkin dan berada di dalam
pesawat untuk terbang menuju Da Nang. Perjalanan udara dari Hanoi ke Da Nang
membutuhkan waktu sekitar 1jam perjalanan.
Akhirnya sampai juga di Noi Ba International Airport dan siap bertolak ke Da Nang |
0 komentar