THE BEST BIRTHDAY GIFT IN VIETNAM ( Part Two )

by - 12.45.00


Setibanya di Da Nang sekitar pukul 00:00 dengan keadaan bandara yang sudah sepi dan hanya menunggu kedatangan maskapai yang saya tumpangi saja. Setelah menunggu tidak beberapalama bagian bandara sudah mulai banyak yang tutup dan lampu juga dimatikan. Saat itu sampai di bandara saya mencoba melihat penginapan yang saya booking untuk beberapa hari ini di salah satu app reservasi, dan jawaban delaynya keberangkatan menuju Da Nang tadi adalah merupakan ujian lagi yang akan saya hadapi karena penginapan yang saya pesan menerima tamu sampai pukul 00:30. Sebagai orang yang paham aturan saya lebih memilih untuk tidur di bandara saja daripada sesampai di penginapan tidak ada yang membukakan pintu dan bingung cari tempat untuk tidur lebih baik untuk stay di bandara sampai matahari terbit. Ini adalah pengalaman saya pertama kalinya untuk tidur dibandara dengan kondisi jam reservasi ke penginapan yang sudah terlewati. Saat di bandara yang sudah mulai gelap dan sepi saya bingung mencari tempat tidur dimana, karena didalam bandara sudah mulai steril dan tidak ada orang didalamnya. Dengan kondisi seperti itu mau tidak mau harus mencari tempat duduk di luar bandara, tetapi masih di sekitar area bandara juga sih. Pada saat itu saya hanya melihat kursi tunggu seperti di rumah sakit yang dari besi, berharap ada sofa empuk atau semacamnya tapi itu hanya ilusi belaka. Akhirnya saya masa bodoh dan langsung menempatkan tas sebagai bantal dan saya tidur selonjor di kursi tersebut. Sempat terbersit dipikiran juga ketika mau tidur di lokasi terbuka di bandara, takutnya terjadi hal-hal yang tidak di inginkan karena tempat saya tidur dekat dengan tempat pangkalan taxi dan beberapa grab untuk menjemput penumpang. Akibatnya saya tidur dan tetap waspada dengan barang bawaan saya, jadi tiap beberapa jam saya buat untuk keadaan bangun dan melihat keadaan sekitar beberapa detik dan melanjutkan tidur ketika keadaan saya rasa aman.
 Terdengar suara mesin pembersih di bandara saya kemudian terbangun dan ternyata pagi tiba juga. Waktu itu mata saya masih berat akibat tidur yang kurang nyenyak di malam hari, ketika melihat jam ternyata waktu menunjukan pukul 06:00 dan bandara masih belum sepenuhnya terbuka hanya beberapa gerai saja yang buka dan masih belum banyak orang juga. Saya langsung menuju kamar mandi untuk cuci muka agar tidak merasakan kantuk, dari kamar mandi saya coba mengelilingi area bandara dan masuk kedalam menuju lantai 2. Ternyata didalam suasananya cukup ramai oleh turis yang akan berangkat menuju Hanoi maupun Ho Chi Minh. Saya langsung mencoba untuk mencari money changer dan berharap ada yang buka karena pada saat itu saya hanya membawa uang VND 90.000 saja di dompet dan spare rupiah cash  sebanyak Rp. 2.500.000. Pada saat di dalam saya melihat ada money changer, cuman waktu itu sudah ada pegawainya tetapi belum buka jadi saya bertanya dimana money changer di sekitar bandara selain disini. Kemudian petugasnya mengarahkan saya menuju ke lantai 1 tepat di pintu keluar dan berharap sudah buka. Langsung saja mengikuti arahan dari pegawai money changer tersebut menuju money changer satunya.
Sesampai di tempat dan benar saja ada money changer yang kebetulan juga sudah buka. Tidak berfikir panjang saya langsung masuk kedalam dan bertanya kepada pegawai disana untuk kurs mata uang Rupiah apakah bagus. Pegawai tersebut sangat baik dan mencoba untuk sedikit mengajak saya mengobrol basa-basi. Kemudian pegawai tersebut memberikan kalkulatornya dan memberitahu bahwa tukar rupiah disini nilainya cukup bagus karena Rp. 1.000.000 dapat VND 1.200.000. Saya langsung sangat senang bukan main, karena bila dibanding dengan menukarkan ke jewelry shop yang ada di Hanoi yang rate nya sangat buruk. Waktu itu saya sempat bertanya ketika saya mengalami kemiskinan di Hanoi akibat kena scam di Perfume Pagoda dan untuk rate di salah satu jewelry shop di Hanoi Rp. 1.000.000 hanya di hargai VND 140.000 sangat tidak masuk akal bagi saya dengan rate yang begitu hancurnya dan saya langsung meninggalkan jewelry shop tersebut tanpa pikir panjang meskipun orangnya menawar beberapa dong.
dalam kurs rupiah

dalam kurs Vietnam Dong

Penyelamat disaat saya lagi miskin di negeri orang

akhirnya jadi orang kaya lagi

Setelah menukarkan uang di bandara Da Nang saya sangat senang hingga merasa semangat dan merasa kaya lagi untuk beberapa saat...hehehehe. Memang tuhan waktu itu tidak tega untuk menjadikan saya gelandangan di negara orang. Dengan semangat yang membara dari bandara saya langsung berjalan kaki menuju penginapan, karena ketika saya melihat di map jaraknya tidak cukup jauh dan bisa ditempuh berjalan kaki dengan waktu 30 menit saja. Tetapi sebelum ke penginapan saya mampir membeli makanan, karena jujur saja pada saat di Hanoi saya langsung berhemat sangat drastis. Terakhir saya makan di Hanoi ketika saya Check out dari penginapan, dan baru keesokan harinya ini saya baru mengisi perut saya yang sedang membutuhkan asupan makanan. Waktu itu saya hanya makan Banh mi yang saya temui di pinggir jalan searah menuju penginapan. Setelah makan Banh mi di tempat saya meneruskan perjalanan kembali untuk menuju ke penginapan yang sudah saya pesan sebelumnya. 
Sarapan wajib selama di Vietnam

Da Nang ini kotanya tidak terlalu besar tetapi tempat wisata yang ditawarkan cukup menarik perhatian saya, begitupun penginapan disini tidak terlalu sulit untuk dicari. Sesampainya di penginapan waktu itu sekitar pukul 10:00 saya langsung check in dan untungnya lagi di penginapan yang saya tempati ini juga menawarkan sewa jasa motor, jadi saya tidak perlu repot-repot lagi untuk mencari persewaan motor. Setelah selesai mengurusi semua administrasi langsung saja menuju ke kamar untuk rebahan sebentar dan langsung mandi setelah itu bersantai-santai di penginapan untuk menikmati suasana disana. Hari itu saya menjadwalkan untuk pergi ke beberapa tempat sekaligus karena di Da Nang saya hanya menginap 2hari 1 malam saja, destinasi untuk hari ini yaitu ke Sun World, Lin Ungh Pagoda, Marble Mountain, dan malam nya ke Hoi An. Sebenarnya rencana awal sebelum ke Vietnam adalah ingin stay agak lama di Da Nang saja, berhubung ada beberapa saran dari teman saya yang menginginkan saya kenapa tidak untuk menjelajah vietnam selatan sampai utara saja. Kalau dipiki-pikir memang benar juga, kenapa saya tidak melakukan itu karena saya memang orangnya suka keliling ke suatu tempat yang belum saya kunjungi sebelumnya. Jadi saya memutuskan untuk membuat planning semua ini apapun hasilnya nanti yang penting saya sudah mencoba untuk menjelajah vietnam dari selatan sampai utara.
Melanjutkan cerita yang sempat tertunda kembali, siang harinya ketika sampai di penginapan sekitar pukul 12:00 saya langsung tancap gas untuk pergi ke destinasi pertama yaitu Sun World yang dimana merupakan tempat wisata terkenal di kota Da Nang bagi keluarga seperti di jatimpark Malang. Disana juga terdapat Cable car yang terpasang dari bawah bukit hingga puncak bukit, Selain itu juga terdapat wisata yang baru hits disana yaitu Golden Bridge yang merupakan sebuah tangan raksasa yang sedang memegang sebuah jembatan dengan suguhan pemandangan yang sangat epic. Perjalanan menggunakan motor dari penginapan menuju Sun World cukup dekat dengan menempuh waktu sekitar 30 menit saja. Perjalanan waktu itu cukup panas karena Vietnam waktu itu lagi musim kemarau, jadi tidak heran kalau waktu itu banyak warga yang bermotor menggunakan masker ataupun pelindung untuk menghindari dari sengatan matahari begitupun juga saya.
Hostel yang saya gunakan kali ini namanya Win Win Hostel

Banyak sekali destinasi yang bisa dituju di Da Nang dan hostel ini menawarkan travel 

My room for a while

Ada ruang terbukanya juga untuk bersantai dan bersosialisasi dengan pengunjung yang lain

Sesampainya di area dekat dengan Sun World saya mencoba untuk bertanya kepada seseorang petugas layaknya satpam, karena jalan yang harus saya lalui yaitu melewati sebuah pembatas jalan yang nantinya seperti menuju jalan khusus yang dijaga satpam tersebut, Maka dari itu saya menanyakan dimana letak golden bridge dan satpam tersebut menyuruh saya untuk menuju ke wahana wisata Sun World. Selesai mendapat informasi dari petugas tersebut saya langsung tancap gas menuju Sun World yang jaraknya hanya 10 menit dari tempat saya bertanya tadi. Memang dekat wisata Sun World tapi harus melewati jalan bukit yang berkelok dengan sedikit menanjak, jadi untuk kalian yang ingin ke Sun World jangan lupa untuk mengisi bahan bakar full terlebih dahulu, karena didaerah sana waktu itu saya tidak melihat pom pengisian bahan bakar dan adanya hanya di kota saja.
Jalan menuju Sun World sangat mudah di jangkau

Sesampai di Sun World langsung saja menuju tempat parkir dan tidak lupa untuk memfoto motor rental yang saya pinjam untuk jaga-jaga kalau saya lupa parkirnya. Nampak dari kejauhan wahana wisata Sun World yaitu seperti benteng yang sangat besar layaknya benteng seperti di disney land dengan cat merah dan pintu gerbang yang cukup besar layaknya benar-benar seperti istana zaman dulu. Sesampainya di depan benteng yang cukup besar tersebut saya langsung mengambil beberapa foto untuk dokumentasi, setelah itu saya berkeliling saja di sekitar pintu gerbang dan melihat peta wisata yang ditawarkan disana. Cukup banyak memang tempat wisata yang ditawarkan ada beberapa wahana yang di desaign dengan tema-tema tertentu. Tetapi waktu itu saya tidak melihat gambar golden bridge disana, jadi saya mengurungkan untuk tujuan saya di Golden bridge. Selain alasan tempat yang kurang jelas dimana letak Golden bridge masalah harga tiket juga yang cukup mahal. Tiket masuk untuk dewasa kalau tidak salah dipatok dengan harga VND 300.000 belum lagi jika ingin menaiki cable car biayanya sekitar VND 200.000. Jadi kalau menurut saya cukup mahal untuk wisata di Sun World tetapi wisata yang disajikan sangat bagus sesuai dengan biaya yang dikeluarkan, selain itu areanya ternyata cukup luas ketika saya melihat di map yang terpampang di dekat pintu gerbang. Kalau kalian mempunyai waktu dan budget yang cukup bolehlah untuk berkunjung di Sun World saya sangat merekomendasikan. Waktu itu saya tidak banyak cukup waktu dan ada beberapa tempat wisata lainnya yang harus saya kunjungi, akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan menuju destinasi selanjutnya yaitu ke Linh Ungh Pagoda dengan jarak tempuh sekitar 30 menit dari Sun World.
beberapa arsitektur di area Sun World

Pintu masuk menuju wahana Sun World

Ini merupakan gambaran umum fasilitas hiburan yang dimiliki Sun World

beberapa spot foto yang cukup bagus

Cable car

Linh Ungh Pagoda merupakan tempat wisata religi menurut saya, karena disana terdapat patung dewi kuan im dengan ukuran sangat besar seperti yang ada di serial televisi kera sakti dan juga ada tempat ibadah untuk orang yang beragama Budha. Letak Linh Ungh Pagoda cukup menarik karena berada di atas bukit dan melewati garis pantai Danang yang cukup panjang. Jadi kalau sudah diatas bukit kalian bisa melihat view pantai hingga laut yang warna airnya menyejukan mata dikala suhu udara Vietnam yang panas kala itu. Perjalanan ke Linh Ungh Pagoda juga sama ketika menuju ke Sun World yaitu melewati jalan yang berliku dengan beberapa tanjakan karena letaknya yang memang diatas bukit. Tetapi jangan khawatir karena perjalanan kalian nanti tidak akan bosan karena bisa melihat birunya lautan di samping kalian tetapi harus tetap waspada ketika mengemudi dan jangan lupa untuk tetap di sisi kanan jalan karena perbedaan aturan ketika mengendarai motor. Karena ini memang terjadi kepada saya ketika saya terlalu fokus dengan memandang birunya lautan ketika menuju ke Linh Ungh Pagoda sampai hampir lupa mengendarai motor disisi yang salah dan untungnya didepan saya tidak ada kendaraan yang melaju. Tibalah saya di parkiran motor saat itu, saya langsung di kasih karcis parkir dan membayarnya hanya di sebuah kotak yang kalau saya sebut kotak amal karena memberikan uang seikhlasnya, kala itu saya memasukan uang VND 5.000 kedalam kotak tersebut.
Kumpulan kapal yang sedang bersandar di salah satu pelabuhan Da Nang

Da Nang mempunyai garis pantai yang panjang

langitnya lagi cerah

 Selesai dari parkiran saya langsung menuju Linh Ungh Pagoda dengan menaiki beberapa anak tangga yang cukup membuat saya merasa berolahraga saat itu. Dari melewati beberapa anak tangga saya di sambut dengan keberadaan pintu gerbang yang sering saya lihat di social media sebelumnya. Jadi kalau kalian ke Linh Ungh Pagoda jangan lupa untuk berfoto sejenak di gerbang pintu masuk ber cat putih abu-abu tersebut karena menurut saya memiliki design arsitektur yang cukup bagus untuk dijadikan spot foto atau dokumentasi kalian. Setelah melewati pintu gerbang tadi saya langsung di perlihat beberapa pohon seperti bonsai sih yang akarnya terlihat cukup unik, saya kurang begitu mengerti sih tentang pohon bonsai tapi kalau saya mengamati akarnya tertata sangat unik dan rapi jadi terkesan dipelihara dengan sangat hati-hati. Selain beberapa pohon bonsai terdapat beberapa patung seperti manusia yang mungkin menceritakan diorama yang tidak begitu saya tahu, maklum saya tidak membawa guide kala itu. Jadi saya tidak banyak tahu tentang sejarah apa yang ada di Linh Ungh Pagoda ini. Saya juga melihat di belakang terdapat bangunan yang cukup besar seperti kuil yang masih aktif digunakan oleh beberapa orang untuk bersembahyang, karena pada saat itu saya juga menyaksikan orang-orang sedang melakukan ibadah.

Pintu masuk Linh Ungh Pagoda

Banyak sekali tanaman kamboja di area ini dengan akar tumbuh berbentuk unik

sayang anak

Tempat beribadah di area Linh Ungh Pagoda

Dari sisi kiri bangunan kuil saya berjalan lebih dalam dan melihat patung dewi kuan im yang sangat besar berwarna putih ditambah dengan gambaran langit-langit yang sangat cerah waktu itu menjadikan patung dewi kuan im yang berukuran besar ini terasa indah dan megah ketika memandangnya. Saya langsung mencoba mengambil bebebrapa foto dari beberapa spot yang saya kira cukup bagus posisinya, puas mengambil beberapa foto disana saya melihat ada 3 orang biksu atau orang yang mengenakan jubah seperti biksu terlihat menjual beberapa minuman segar yang membuat saya tergoda. Kemudian saya membeli orange water dan air putih, itu saja sudah membuat saya segar kembali di teriknya panas matahari. Waktu berjalan sangat cepat kala itu di Linh Ungh Pagoda karena angin laut yang bertiup sepoi-sepoi membuat saya lupa waktu dan ketika saya melihat jam sudah menunjukan pukul 15:00 langsung saja saya bergegas menuju parkiran motor dan melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya yaitu Marble Mountain yang letaknya juga tidaklah jauh dari Linh Ungh Pagoda hanya ditempuh sekitar 40menit menggunakan motor.
Patung Linh Ungh yang sangat tinggi


Elu lagi..elu lagi tong

Nih pemandangan dekat sama parkiran motor di Linh Ungh Pagoda

Marble mountain merupakan gugusan perbukitan yang sesuai dengan namanya yaitu marble atau marmer, jadi bukit ini bernama bukit marmer yang sebagian sudah ditambang oleh warga setempat untuk dijadikan sebagai mata pencaharian. Tidak heran jika di sekitar area Marble mountain ini banyak gerai menjual beberapa souvenir seperti gelang dan kalung yang bahannya dari marmer. Selain gelang dan kalung tempat ini juga merupakan pembuat patung marmer terkenal di seantero Vietnam karena letaknya yang berdekatan dengan sumber daya itu sendiri.
Sesampainya Saya di Marble mountain saya diarahkan oleh seseorang seperti juru parkir perempuan yang menyuruh saya untuk memarkirkan motor yang saya tumpangi disebelah gerai souvenir yang dia punya juga. Setelah parkir saya dikasih karcis parkir dan langsung saja menuju loket tiket masuk Marble mountain dengan membayar VND 120.000 (include tiket masuk + menaiki lift). Lift disini berfungsi untuk mempercepat perjalanan agar sampai ke atas bukit dan diteruskan berjalan mengitari area Marble mountain. Dari atas buki Marble mountain saya bisa melihat view kota Danang beserta garis pantai yang begitu cantik senja itu. Di atas bukit Marble mountain ada beberapa kuil yang masih digunakan untuk beribadah kemudian ada juga beberapa warga setempat yang menggunakan tempat ini untuk berjualan seperti minuman ataupun souvenir. Suasana di Marble Mountain begitu tenang dan nyaman karena di area Marble Mountain banyak ditumbuhi pohon lebat menjadikan tempat ini sangat rindang. Saat itu saya berkeliling sekitar 90menit karena saya harus membagi untuk destinasi selanjutnya. Selesai berkeliling di atas Marble mountain dan mengambil beberapa foto untuk dokumentasi saya kembali kebawah menuju tempat parkiran untuk mengambil motor. Sebelum pergi dari Marble mountain saya menyempatkan untuk membeli beberapa souvenir mengingat tempat ini terkenal akan kerajinan marmernya jadi saya harus membeli sesuatu ditempat ini. Waktu itu saya membeli sebuah gelang dan ukiran patung kecil naga, ingat ketika kalian membeli souvenir disini harus ditawar yah..karena harganya cukup mahal juga sih bagi saya pribadi. Untuk gelang yang saya beli disini sekitar VND 200.000 dan patung ukiran naga kecil VND 200.000 itu sudah merupakan harga perdebatan/nego dengan penjualnya. Harga awal mereka bervariasi dari barang yang akan dibeli oleh pengunjung, kalau seperti saya harga awalnya bisa sekitar VND 300.000-400.000. Oleh sebab itu tawar menawar sangatlah penting ketika membeli souvenir diberbagai negara, bukan hanya di Vietnam saja. Terkadang penjualnya ada yang baik dan ada yang menjengkelkan ketika produk yang dijual kita tawar mungkin tidak sesuai dengan si penjual. Tetap bertatakrama saat menawar dan melihat apa yang mereka jual saat itu, apabila handmade patutlah untuk di apresiasi dengan nilai yang jauh lebih baik.
Banyak bangunan kuno yang sangat artistik menurut saya di Marble Mountain

View yang saya dapatkan keluar dari lift, tapi nggak bersalju yah..ini hanya imajinasi ^^


Salah satu Goa yang ada di Marble Mountain, dan masih ada banyak yang lain
Top of Marble Mountain

Best spot lah buat foto, cuman nggak ada modelnya

other pagoda in Marble Mountain

Gerbang dengan design yang cukup unik ditambah letaknya diantara bukit yang membuat sedikit creepy




Marmer yang nantinya akan diolaht pengerajin untuk mata pencahariannya

Tidak terasa matahari sudah semakin terbenam siang berganti menjadi malam yang membuat saya harus cepat bergegas menuju destinasi terakhir untuk hari ini yaitu menuju Hoi An kalau saya pribadi memberikan julukan city of light di malam hari.
Pukul 18:00 saya berangkat menuju Hoi An dari Marble mountain dengan keadaan jalan yang lumayan lancar dan lebih aman ketimbang di Hanoi dan Ho Chi Minh yang sangat padat pengendara motor. Jalur yang saya lalui cukup jelas tanpa menggunakan bantuan google map, jadi untuk kalian yang ingin ke Hoi An dari Da Nang hanya mengikuti plang yang ada di jalan saja. Waktu itu saya ingin mengunjungi Old town nya, karena memang disana yang menyajikan tempat romantis itu. Ketika sudah dekat dengan Old town benar saja dari kejauhan sudah terlihat lampion-lampion yang menghiasi sepanjang jalanan Hoi An. Saya sudah tidak sabar untuk menikmati malam pertama dan terakhir di kota Hoi An ini, langsung saja saya mencari tempat untuk parkir dan saya mendapat tempat seperti pasar yang malam harinya digunakan untuk berjualan pedagang kaki lima. Untuk gambaran umum Hoi An yang lebih tepatnya di Old town ini seperti berada di Malioboro Jogja atau Kuta yang di Bali ditambah dengan para penduduk setempat yang menjual beberapa souvenir seperti baju,gantungan kunci, lampion dan bebrapa tempat nongkrong yang sangat romantis pastinya. Hanya saja disini lebih banyak bangunan tua karena sesuai tempatnya yaitu di Old town kemudian ditambah dengan lampion-lampion yang menghiasi seluruh Old town di malam hari. Momment inilah yang langsung membuat saya jatuh cinta pada pandangan pertama ketika berada di Hoi An, sayangnya saya hanya punya waktu beberapa jam saja di tempat ini dan pastinya masih sendiri...hahahahahaha.
Di Hoi An kamu bisa menghabiskan waktu untuk mengitari kota yang kecil ini dengan berjalan kaki, menaiki perahu dengan pemandangan lampu warna-warni, membeli beberapa souvenir, ataupun kalau ada rencana prewedd juga bisa dan sangat rekomendasi. Pada waktu itu saya melihat beberapa pasangan yang sedang melakukan preewed disini dan langsung bikin saya jadi baper...hahahahaha...tapi tidak apa, paling tidak saya mempunyai beberapa tempat yang rekomendasi buat prewedd kedepan..hahahahaha. Memang waktu itu saya melihat beberapa pasangan orang Vietnam yang melakukan prewedd bukan hanya di Hoi An saja, waktu saya di Ho Chi Minh juga ada. Baik itu tempat yang romantis sampai tempat yang anti mainstream juga dijadikan tempat prewedd. Contohnya saja waktu di Ho Chi Minh hari pertama tepatnya saat saya mengunjungi Ben Tanh Market juga berpapasan dengan pasangan yang sedang melakukan prewedd. Seakan-akan di setiap sudut Vietnam merupakan tempat yang cocok untuk prewedd kali yah..Lanjut ke cerita sebelumnya, jadi saat saya ke Old town saya hanya menghabiskan waktu untuk mengambil beberapa foto dan menikmati malam yang syahdu ini. Pengunjung waktu itu sangat ramai baik itu wisatawan asing maupun lokal, karena memang daya tarik kota kecil ini membuat beberapa orang tersihir akan suasana yang sangat romantis ketika berada di Hoi An. Waktu berjalan sangat cepat waktu itu hingga sudah tidak terasa sudah menunjukan pukul 21:00 dan saya harus kembali ke penginapan, sebelum pulang ada hal kejadian yang membuat saya khawatir yaitu saya lupa parkir motor sebelumnya. Hal ini sangat konyol bagi saya, tidak lucu kalau saya berada semalaman disini dan tidak bisa balik lagi ke penginapan. Waktu itu saya mencari dan memutari sepanjang jalan yang sekiranya saya yakin kalau tempat tersebut ialah parkir yang saya gunakan tapi tidak ada motor saya. Setelah mengitari sepanjang jalan Hoi An yang sangat ramai itu membuat saya lapar dan memutuskan untuk beristirahat dan membeli makanan. Setelah kenyang saya melanjutkan untuk mencari motor lagi dan setelah pencarian panjang akhirnya saya menemukan motor tersebut, rasanya sangat lega dan langsung saja saya tancap gas ke penginapan lagi. Perjalanan hari ini sangat banyak menguras tenaga karena seharian ini saya mengunjungi 4 destinasi wisata yang ada di Da Nang dan saya rasa semuanya memuaskan sehingga membuat saya ingin kembali ke kota ini terutama di Hoi An.
Salah satu aktivitas yang bisa kamu lakukan ketika di Hoi An yaitu berkeliling menggunakan perahu

So Sweet, sayang aja sendirian
suasana malam hari yang bikin betah di Hoi An

Gimana nggak pengen balik kalau suasananya seperti ini

Keesokan harinya saya masih mempunyai waktu beberapa jam untuk berkeliling di kota Da Nang sebelum saya bertolak lagi ke Ho Chi Minh, destinasi yang saya tuju waktu itu adalah Cathedral Danang dan Dragon Bridge yang merupakan salah satu icon di kota Da Nang. Pagi hari sekitar pukul 08:00 saya memulai perjalan pertama saya menuju Cathedral, untuk sampai ke tempat tersebut hanya memakan waktu sekitar 30 menit dan melewati Han Bridge yang cukup terkenal juga selain Dragon bridge. Sesampainya di Cathedral Da Nang saya hanya mengambil beberapa foto saja karena waktu yang sangat terbatas, uniknya Cathedral Da Nang yaitu memiliki warna bangunan pink yang tidak biasanya dengan Cathedral lainnya dan keunikan ini membuat beberapa turis seperti saya mencantumkan Cathedral Da Nang kedalam destinasi saya. Selesai dari Cathedral Da Nang saya menyempatkan untuk mampir ke toko depan Cathedral sebentar untuk membeli minuman setelah itu melanjutkan perjalanan ke Dragon Bridge.
Tampak dari depan Da nang Cathedral

Dragon bridge tidak jauh dari Cathedral Da nang dapat ditempuh dengan memakan waktu sekitar 15menit saja menggunakan motor. Sesampai di Dragon bridge saya mencari tempat parkir yang ada di atas trotoar yang disediakan khusus untuk pengendara motor ketika ingin berfoto di sebelah Dragon Bridge. Suasana pagi di sekitar Dragon bridge lumayan ramai baik itu wisatawan asing maupun lokal untuk mengambil beberapa foto di tempat tersebut. Apabila kalian merasa haus atau lapar jangan khawatir karena di samping Dragon bridge berjejer kafe dengan pemandangan bagus pastinya ketika di malam hari. Ada info juga tentang Dragon bridge, tepatnya di Saturday night atau malam minggu khususnya pukul 21:00 Dragon bridge mempunyai satu pertunjukan yaitu mulut dari naga yang ada di Dragon bridge menyemburkan api yang seolah-olah jembatan itu dikuasai oleh naga tersebut. Apabila ingin menonton carilah spot yang menurut kalian pas karena pertunjukan ini hanya seminggu sekali dan saya rasa sangat epic. Karena kalau saya lihat di beberapa situs website area sekitar Dragon bridge pasti sangat ramai dipadati oleh orang-orang. Sayangnya saya tidak bisa melihat momment epic itu karena jadwal saya yang sangat mepet dan harus berjalan terus, kalau tidak begitu pasti akan menggeser beberapa destinasi lainnya. Tidak ada biaya masuk apapun ketika saya memasuki area Cathedral Da Nang dan Dragon bridge semuanya gratis alias free enterance.
Merlionnya Da Nang
Dragon Bridge Da Nang

Selesai mengunjungi 2 spot tersebut menandakan semua destinasi saya ketika di kota Danang telah selesai dan complete. Selanjutnya saya balik lagi ke penginapan untuk prepare dan dilanjutkan ke bandara untuk pindah lagi ke Ho Chi Minh. Pada waktu itu penerbangan saya dari Danang pukul 13:30 dan sesampainya di Ho Chi Minh sekitar pukul 15:00. Dari bandara Ho Chi Minh saya mulai sedikit hafal lokasi bus disana, jadi setelah keluar dari gate saya langsung menuju tempat yang dimana saya menaiki bus sebelumnya. Waktu itu saya tetap menggunakan bus bernomor 152 dengan biaya ke Ben Tanh Market sebesar VND 5.000. Perjalanan aman sampai di Ben Tanh Market hanya kemacetan biasa yang kembali saya temui ketika menginjakan kaki di kota Ho Chi Minh lagi. Sesampainya di Ben Tanh Market saya langsung menuju lokasi tempat saya menginap karena saya mengejar waktu agar tidak kemalaman. Lha disini ada momment dimana saya salah masuk penginapan, gimana ceritanya yah bisa salah masuk penginapan?
Jadi begini ceritanaya, setelah sampai di Ben Tanh Market saya tanya sama kondektur bus dimana lokasi penginapan saya ini. Kondektur bus langsung saja memberi saya isyarat untuk turun di tempat yang dianggap benar oleh kondektur bus tersebut. Turunlah saya di tempat yang dibilang sama kondektur tadi, tetapi kalau saya lihat di google map kok lumayan jauh yah..akhirnya saya mencoba untuk percaya sama google map. Perjalanan dari saya turun bus ke penginapan yang akan saya tuju sekitar 30 menit berjalan kaki. Lumayan olahraga yah kalau disini, jadi saya tidak terlalu banyak menggunakan moda transportasi ketika di Ho Chi Minh karena tempat yang saya tuju tidak begitu jauh menurut saya. Sesampai di penginapan yang saya tuju dan saya mencoba untuk memberikan kode booking saya, dan ternyata resepsionisnya mengatakan kalau saya salah penginapan. Jadi ceritanya penginapan yang sudah saya booking ini memiliki cabang dan yang akan saya tempati nantinya adalah cabang satunya. Setelah melihat kode bookingnya saya tidak melihat kalau ada cabangnya..ternyata ini kesalahan saya sendiri mungkin akibat kelelahan atau kurang fokus. Jadi saya bertanya kepada resepsionisnya dimana lokasi penginapan cabang satunya. Ternyata lumayan jauh dan saya harus kembali ke tempat dimana saya turun dari bus tadi. Benar saja apa yang dikatakan kondektur bus kalau penginapan saya ada disekitar tempat saya turun tadi. Memang saya saja waktu itu yang ngeyel dan lebih percaya sama google map. Akhirnya saya kembali ketempat dimana saya turun dari bus dan berjalan lagi 10 menit sampai di penginapan yang akan saya gunakan.
Pada saat saya di penginapan yang saya lakukan hanya istirahat dan mencoba untuk tidur sebentar, karena di malam harinya saya akan ke Ben Tanh Market untuk mencari beberapa oleh-oleh untuk orang rumah dan sahabat dekat. Suasana malam hari di area Ben Tanh Market saat itu ramai dikunjungi oleh wisatawan asing maupun lokal baik itu untuk mencari souvenir atau sekedar menikmati malam di Market yang menjadi salah satu icon di kota Ho Chi Minh ini. Waktu itu di Ben Tanh Market saya hanya mencari beberapa souvenir seperti kaos, magnet, gantungan kunci dan selebihnya saya hanya berjalan-jalan dan menikmati malam hari di Ben Tanh Market. Sebenarnya ada beberapa souvenir selain yang saya sebutkan tadi tetapi saya melihat tas ransel semi carier yang saya bawa jadi hanya mencari barang yang sekirannya muat dan aman didalam tas. Barang lainnya ada sepatu, kemudian papercraft yang unik-unik bentuknya, pernak-pernik lampu hiasan kamar, dan masih banyak lainnya.
Puas mengelilingi Ben Tanh Market saya langsung kembali ke penginapan dan saya gunakan untuk full istirahat saja karena dari hari-hari sebelumnya saya kurang menggunakan waktu di penginapan. Ada ketika momment dimana saya merasa ingin menikmati suasana atmosfir penginapan meskipun itu cuman dormitory saja, tetapi saya mencoba untuk lebih menikmati atmosfir didalamnya seperti duduk di depan teras dan mencoba untuk mengobrol sedikit dengan resepsionis. Biasanya orang-orang di penginapan untuk numpang tidur saja dan kemudian melanjutkan kembali perjalanan keesokan harinya. Saran dari saya ketika lagi travelling baik itu solo maupun tidak cobalah untuk melakukan apa yang ingin kamu lakukan meskipun itu tidak terlalu penting contohnya saya tadi meluangkan sedikit waktu untuk menikmati atmosfir di penginapan.
Keesokan harinya menjadi hari terakhir saya atau menjadi penutup perjalanan saya selama di Vietnam yaitu mengunjungi kafe yang lagi naik daun namanya Trung Nguyen, kafe ini sudah menjamur di belahan Vietnam manapun pasti menjumpai kafe Trung Nguyen. Kafe ini menawarkan banyak varian kopi mulai dari kopi tradisional maupun yang modern dengan beberapa tekhnik pembuatan kopi. Suasana di kafe ini kalau saya lihat seperti starbuck atau kafe lainnya yang menjaring pangsa pasar menengah keatas. Jadi waktu masuk di kafe Trung Nguyen banyak beberapa orang yang berpakaian formal seperti kantoran, meskipun begitu beberapa remaja disini juga tetap mendominasi kafe Trung Nguyen. Untuk masalah harga saya katakan cukup wajar sih sama seperti di Indonesia mungkin produk yang disajikan jauh lebih nikmat dari pada di Indonesia khususnya kopi.
Puas menikmati kafe yang terkenal di Vietnam saya kembali ke penginapan siang harinya dan langsung check out dari penginapan, setelah itu saya menuju Ben Tanh Market dengan berjalan kaki untuk mencari bus yang bertolak ke bandara. Sesampainya di bandara waktu itu sekitar pukul 20:00 dan melanjutkan untuk boarding melanjutkan perjalanan menuju singapore. Waktu itu saya transit dulu di Changi Airport dan keesokan harinya lanjut bertolak ke Jakarta.
Sedikit info atau trik ketika berhadapan dengan bagian check in bandara ketika kalian khawatir tas akan masuk bagasi atau kabin saya alami waktu itu. Pada saat itu saya membawa 2 tas, yang pertama tas ransel tapi semi carier dan yang kedua tas totbag tapi lumayan gede. Lha ketika antri check in saya melihat beberapa bule menimbang tasnya masing-masing dan ada satu orang lokal yang tasnya di timbang tetapi melebihi muatan dan orang tersebut bingung karena dikira akan masuk kabin jadi mau tidak mau orang tersebut harus membayar biaya tasnya untuk di masukan kedalam bagasi dengan tambahan biaya yang lumayan sih menurut saya. Hal tersebut membuat saya cukup panik karena waktu itu saya hanya membawa uang pas dan saya tidak tahu untuk biaya masuk bagasi berapa. Jadi waktu itu ransel saya pas di timbang beratnya sekitar 7kilo sedangkan untuk kapasitas maximal dikabin perorangnya diberi jatah 8kilo. Untuk tas saya satunya kalau saya rasakan sekitar 2kilo lebih dan apabila kalau ditimbang pasti harus masuk bagasi karena memang cukup berat sih menurut saya. Tetapi saya mempunyai trik ketika saya sebelum berangkat ke Vietnam dengan membaca sebuah artikel milik seseorang dalam mengelabuhi petugas check in agar tas terlihat ringan dan tidak masuk bagasi. Caranya yaitu ketika menggunakan carier tata serapi mungkin barang-barang yang ada didalamnya dan ketika dipanggul tidak terlihat berat, nah gimana tuh biar nggak kelihatan berat kalau barang bawaannya banyak. Senyumin aja pas lagi bawa carier....hahahahaha..
Jadi triknya seperti ini, posisi tas harus terlihat ramping dan semua barang pastikan tertata rapi agar carier tidak terlihat menggelembung. Kemudian alihkan perhatian mata petugas check in dari tas dengan cara mengajak dia mengobrol meskipun obrolannya tidak terlalu penting sih, Tapi its work ketika saya mengalami hal kemarin di penimbangan tas. Kalau cara saya waktu itu adalah tas pertama saya lepas karena memang sudah kelihatan dari jauh dan harus ditimbang, sedangkan tas satunya saya pakai dan saya tutupi dengan sweater agar tidak terlalu kelihatan. Tahap selanjutnya yaitu saya mencoba untuk bertanya kepada petugas tersebut jam berapa pesawat yang akan saya tumpangi akan take off. Memang pertanyaan ini tidak penting menurut kalian, tetapi ini cukup manjur untuk mengecoh petugas bandara khususnya ketika kalian kelebihan muatan tas..hehehehe. Karena dijelaskan didalam artikel tersebut karena dengan mengajak ngobrol sesorang secara tidak langsung bisa mengalihkan kefokusan seseorang terhadap suatu pandangan. Bukan berarti saya mengajari kalian untuk berbuat curang atau apapun itu, tapi kalau punya rejeki lebih setidaknya tas bisa dititipkan dibagasi saja. Berhubung waktu itu kondisi saya yang memang lagi pas-pasan jadi mau tidak mau menggunakan cara ini. Trik ini hanya dilakukan untuk keadaan yang genting saja kalau saran saya yah teman-teman Hehehehehe. Lepas dari penimbangan tas saya langsung berjalan mundur untuk beberapa langkah agar tas yang saya gunakan tidak terlihat oleh petugas setelah itu menggunakan jurus seribu langkah alias kaburrrrrrrrr...
Oke sekian merupakan ending dari cerita perjalanan singkat saya di Vietnam selama hampir seminggu solo backpacker ala wisatadenny. Menjelajah mulai dari Vietnam bagian Selatan, Utara, Tengah dan kembali ke Selatan dengan orang-orang yang baru,suasana yang baru, dan juga pengalaman yang baru pastinya. Semoga artikel ini bisa menjadi inspirasi untuk kalian semua agar tidak takut ketika akan melakukan solo backpacker untuk pertama kalinya seperti saya. Perasaan awal memang khawatir tetapi seiring berjalannya waktu pasti kalian akan bisa beradaptasi di lingkungan tersebut dengan cara masing-masing. Hidup hanya sekali, lakukan apa yang ingin kamu lakukan didunia ini tanpa memikirkan omongan orang lain dan yang pasti tidak merugikan orang lain. Do it now or Nothing  ^^

You May Also Like

0 komentar